Erfin Fajriati - B01218012
" Retorika Pesan Dakwah Ustadzah Oki Setiana Dewi "
Dalam Program Acara Islam Itu Indah di Youtube
MENTOR :
Drs. Masduqi Affandi M.Pd.I
Nama Mahasiswa :
ERFIN FAJRIATI
NIM : B01218012
Kelas A2
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN AMPEL SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dakwah adalah proses komunikasi dalam rangka menyebarkan ajaran agama Islam. Ummat Islam diwajibkan berdakwah menurut kemampuan masing masing, karena makna dakwah begitu luas maka bentuk dan lingkup dakwah berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Cara berdakwah yang baik telah diterangkan oleh Allah SWT. dalam surat An-Nahl:125 yang artinya adalah sebagai berikut:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
ayat ini, dijelaskan tentang teknik berdakwah yang baik dengan menyesuaikan terhadap kalangan yang didakwahi. Perdebatan dijawab dengan tanggapan yang baik dan santun. Melihat ayat ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi da’i untuk menemukan metode dakwah terbaiknya menyesuaikan situasi yang sedang dihadapi. Beragamnya tingkat sosial di masyarakat, serta perbedaan wawasan dan pendidikan masyarakat juga menjadi aspek yang harus dipertimbangkan dalam berdakwah. Dakwah dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan diterima baik oleh si pendengar. Cara berdakwah terhadap anak tentulah berbeda beda.
Retorika merupakan bahasa yang berasal dari kata Rethoric yang artinya Ilmu Bicara. Retorika disebut tata bahasa berkomunikasi dengan menyampaikan pesan dakwah kepada mitra dakwah. Sedangkan retorika dakwah dalam buku (Abidin: 2013, 132) adalah keterampilan menyampaikan ajaran Islam secara lisan untuk memberikan pemahaman yang benar kepada kaum muslim, agar mereka dapat dengan mudah menerima seruan dakwah Islam. Dakwah juga bisa kita sebut dengan ceramah, pidato dengan tujuan menyampaikan pesan dakwah. Dengan kata lain, retorika dakwah dapat dimaknai sebagai pidato atau ceramah yang berisikan pesan dakwah. Berbicara merupakan komunikasi paling efektif dilakukan oleh manusia dalam menyampaikan pesan. Persoalan berbicara tidak lepas sejak sejarah manusia mulai diperkenalkan. Bahkan Allah SWT memiliki sifat kalam artinya Maha berfirman. Itulah sebabnya Nabi Musa AS ketika lidahnya kurang begitu fasih berbicara. Maka Allah membimbing dia dengan sebuah doa QS. Thoha 25-28.
Artinya: Berkata Musa: Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Supaya mereka mengerti perkataanku. (Al-Quran Terjemahan: 2013).
Berdasar hal tersebut di atas, maka dakwah memiliki tujuan dan fungsi yang bersifat sosial yaitu menghasilkan kehidupan damai, sejahtera, bahagia, dan selamat. Hal ini dapat dipahami bahwasannya dakwah penyebaran Agama Islam akan merentangkan jalan menuju kehidupan Islami yang damai selamat, bahagia, dan sejahtera. Jika tujuan itu tercapai maka hal itu merupakan efek dakwah yang didambakan, terutama dalam kontek sosial, sehingga dakwah bisa disebut efektif. Demikianlah fokus dan karakteristik kegiatan manusia yang dinamakan dakwah itu, implikasi sosial yang selanjutnya, dapat dilihat dari nilai-nilai dan realitas-realitas dalam kebudayaan dan peradaban manusia dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Dalam membicarakan hakikat dan esensi dakwah, telah didapatkan gambaran bahwa iman itu melahirkan takwa, yaitu manifestasi pelaksanaan keyakinan kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan keadaan jiwa yang penuh dengan apresiasi ke-Tuhanan yang mendalam. Sikap keagamaan yang mendalam itu merupakan bentuk kehidupan spiritual seseorang. Selanjutnya sikap apresiasi ke-Tuhan itu melekat secara kuat akan mendominasi jiwa dan sikap hati seseorang dan memotivasi segala aktivitas hidupnya,.
B. Objek Kajian :
1. Kajian Material :
Retorika Pesan Dakwah Ustadzah Oki Setiana Dewi Dalam Program Acara Islam itu Indah Di Youtube.
2. Kajian Formal :
bentuk penggunaan gaya bahasa yang di dalamnya termasuk langgam dan humor dan unsur yang kedua adalah susunan pesan yang didalamnya termasuk komposisi pesan dan organisasi pesan. Sedangkan untuk metodologi sebenarnya semuanya hampir sama, yaitu menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi untuk mendapatkan data primer berupa rekaman baik video maupun suara untuk menyampaikan pesan dakwah yang di maksud.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana retorika yang disampaikan oleh Oki Setiana Dewi Allah dalam program acara Islam Itu Indah?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang di amati (Moleong, 2004: 4). Penulis akan mengamati setiap adegan-adegan yang ada di dalam film Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea untuk mengetahui makna yang tersembunyi di balik ucapan-ucapan yang terkandung di dalam setiap scene yang sesuai dengan apa yang diteliti berdasarkan konsep Sara Mils. Sehingga menghasilkan data ..
Tujuan :
a. Mengungkap dan mengetahui Profesionalitas dai dalam membina masyrakat.
b. Mengetahui Profesionalita dai ditinjau dari gaya berceramah (retorika).
c. Mengetahu apakah para dai di Desa Bengbulang Profesionalitas dalam berdakwah.
E. Konstribusi :
a) Bagi praktisi :
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi tentang pemahaman suatu pesan dibalik sebuah penyampaian retirika (gaya bahasa yang di pilih ) yang dikemas secara islami, agar kedepannya bisa lebih baik.
b). Bagi Akademisi :
Peneliti dapat menguji dan Menjadi bahan perbandingan terhadap peneliti lain yang berminat pada kajian profesionalitas penelitian . Penelitian ini diharapkan bisa memberikan penambahan referensi tetang dakwah yang sudah saya teliti dan dikemas untuk penelitian kedepannya, khususnya bagi pakar peneliti juga dapat mengunakan metode yang sudah pernah saya pecahkan.
c) Bagi Masyarakat umum :
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan kepada masyarakat tentang arti penting sebuah cara,metode berdakwah, agar masyarakat dapat menjadi penonton yang cerdas, serta mampu mengkritisi makna yang terkandung di balik sebuah ceramah. Khusus nya bagi majasisiwa komunikasi penyiaran islam.
F. Thesis Statement
Ethos (ethichal) disini menjelaskan terkait karakter pembicara yang dilihat dari cara berkomunikasi, yaitu menunjukkan kepada khalayak bahwa pembicara tersebut memiliki pengetahuan yang luas dan percaya diri, pathos(emotional) yaitu perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami dengan psikologi, pathos (emotional) disini berkaitan dengan gerak-gerik mimik atau bahasa tubuh dai ketikamenyampaikan materi kepada audiens. Gerak-gerik mimik diartikan sebagai ekspresi wajah yang terkandung dalam hati. Untuk memberikan efek yang baik usahakanlah untuk tetap tersenyum. Sedangkan logos (logical) yakni terkait pemilihan kata atau diksi, dalam arti sebagai seorang pembicara ataupun dai tentu harus memiliki bukti nyata atau konkret dalam menyampaikan materi ceramahnya. Dalam berbicara, pilihan kata yang dilakukan hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Dalam arti mudah dipahami oleh audiens. Dan pilihan kata dalam pembicaraan perlu disesuaikan dengan pokok pembicaraan dengan siapa kita berkomunikasi, terkait dengan latar belakang audiens.
G. Paradigma Naturalis
Dakwah Dari segi bahasa Dakwah adalah panggilan, seruan atau ajakan.Orang yang berdakwah disebut dengan dai dan orang yang menerima dakwah atau orang yang didakwahi disebut dengan madu. Ahmad Ghalsawi mengungkapkan dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan usaha yang bermacam-macam yang mengacu pada upaya penyampaian ajaran Islam kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syariah dan akhlak. Menurut Abu Risman dakwah Islam adalah segala macam usaha yang dilakukan oleh seorang muslim atau lebih untuk merangsang orang lain untuk memahami, meyakini dan kemudian menghayati ajaran Islam sebagai pedoman hidup dan kehidupannnya. Menurut Jalaluddin Kafie dakwah adalah suatu sistem kegiatan dari seorang kelompok atau segolongan umat Islam sebagai aktualisasi Imaniyah yang dimanifestasikan dalam bentuk seruan ajakan, panggilan, undangan, doa yang disampaikan dengan ikhlas dengan menggunakan metode , sistem dan bentuk tertentu, agar mampu menyentuh kalbu dan fitrah seseorang, sekeluarga, sekelompok, massa dan masyarakat manusia, supaya dapat memengaruhi tingkah laku untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
I. Sistematika pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan, skripsi ini dibagi menjadi Lima Bab
yang terdiri dari:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan penegasan judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II : GAMBARAN UMUM ACARA ISLAM ITU INDAH DI Youtube dan PROFIL OKI SETIANA DEWI. Bab ini memaparkan gambaran umum dan penjelasan mengeni profil mulai dari sejarah, visi dan misi, logo, motto, slogan, Program Islam itu Indah serta profil Oki Setiana Dewi.
Bab III : BENTUK PENGGUNAAN BAHASA OKI SETIANA DEWI DALAM PROGRAM ACARA ISLAM ITU INDAH di Youtube. Bab ini berisi sinopsis tayangan Islam Itu Indah, dan analisis retorika dakwah Oki dalam bentuk penggunaan bahasa dan susunan pesan.
Bab IV : PENUTUP
Bab V : KESIMPULAN
Kritik dan Saran.
BAB II
GAMBARAN UMUM ACARA “ISLAM ITU INDAH" DI Youtube
DAN PROFIL OKI SETIANA DEWI
Tinjauan Youtube Sebagai Media Dakwah
Dakwah adalah setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya, yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah dan syari‟at serta akhlak islamiyah. Ada yang mengatakan bahwa dakwah adalah pemberian informasi (berita), menyampaikan informasi, memberi peringatan secara umum. Sedangkan menurut istilahnya adalah memberikan dan menyampaikan informasi tentang Islam yang benar, mengajak, menyeru, dan mengajak kembali kepada jalan yang benar serta member peringatan pada manusia untuk melaksanakan amar ma‟ruf nahi munkar dalam rangka mncapai tujuan hidup bahagia dunia akhirat.Kegiatan dakwah saat ini dapat menggunakan berbagai media baik media konvensional maupun media modren atau media massa, seperti Youtube. Kegiatan dakwah harus bisa mengiringi kemajuan zaman dengan memanfaatkan kemajuan teknologi agar tujuan dakwah dapat tercapai. Youtube dapat dijadikan sebagai media dakwah untuk menyiarkan pesan pesan dakwah, karena audio visual, daya jangkaunya cukup luas dengan waktu yang relatif pendek, yang berdampak pada perubahan sikap pemirsa. Youtube adalah media komunikasi massa yang paling akrab dengan masyarakat karena kemampuannya mengatasi faktor jarak dan waktu. Youtube saat ini merupakan media massa yang “terpopuler” di kalangan masyarakat dunia terutama masyarakat indonesia. Hampir 80% (persen) penduduk di negara-negara berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan sebagainya. Youtube tidak membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tetentu saja namun telah menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak terkecuali remaja dan anak-anak. Selain aksesnya yang tergolong mudah dan murah, youtube juga bisa memenuhi rasa penasaran penonton atau pemirsa karena youtube mampu menyajikan informasi sehingga pemirsa tidak harus menerawang ataupun membayangkan seperti kalau sedang mendengarkan berita di radio. Lebih dari itu, sajian youtube yang beragam, seperti berita, talkshow, feature, variety show, sinetron, kartun, drama komedi, dan lain sebagainya, membuat youtube tidak sepi penonton atau pemirsa. Oleh karena itu dakwah melalui media televisi dinilai efektif karena dipandang sebagai media strategis untuk penyampaian dakwah kepada masyarakat secara menyeluruh. Youtube memberikan pengaruh langsung terhadap audien, dampak ini berkenaan dari efek persuasif dari program acara youtube. Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari youtube yaitu:
1. Dampak Kognitif
Yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami
acara yang ditayangkan youtube yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
Contoh: berita dan talkshow.
2. Dampak Peniruan
Yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan youtube. Contoh: model pakaian, model rambut dari bintang youtube yang kemudian ditiru secara fisik.
3. Dampak Perilaku
Yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara youtube yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari.
Jenis dan Pendekatan Penelitan
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mencari fakta (fact finding) serta interpretasi yang bertujuan untuk menyusun deskripsi yang tepat, sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.22 Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Artinya, penelitian ini mengkaji sebuah fenomena yang terjadi pada suatu objek dan hasilnya menggambarkan secara deskriptif mengenai fenomena pada objek tersebut dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam hal ini fenomena yang diamati adalah sebuah aktifitas dakwah Oki Setiana Dewi dalam program acara “Islam Itu Indah” di Trans TV yang analisanya mengacu pada teori retorika modern.
4. Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua jenis sumber data yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yakni data primer dan data sekunder. Adapun data yang digunakan dalam penelititan ini adalah:
a. Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah berupa video rekaman dokumentasi retorika dakwah Oki Setiana Dewi yang meliputi bentuk penggunaan bahasa dan susunan pesan.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang di peroleh dari media massa dan internet berupa profil Trans TV program acara “Islam Itu indah” dan profil Oki Setiana Dewi.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara dalam mengumpulkan data-data dari lapangan yang nantinya digeneralisasikan dan dianalisis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
6. PROFIL OKI SETIANA DEWI (OSD).
Oki Setiana Dewi lahir di Batam, 13 Januari 1989. Pada usia 28 tahun, merupakan sulung dari tiga bersaudara itu lahir dari pasangan Sulyanto dan Yunifah. Oki menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, di Universitas Indonesia pada tahun 2012. Semasa berkuliahnya ikon aktris muslimah yang telah banyak menginspirasi remaja tanah air ini, telah tercatat sebagai mahasiswa baru terbaik versi PSA MABIM UI 2007, dan mahasiswi berprestasi bidang seni FIB Universitas Indonesia 2010. Pada tahun yang sama, oki melanjutkan studi pascasarjana di bidang studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Universitas Negeri Jakarta (Tak hanya menonjol di bidang pendidikan, sejumlah film dan sinetron pun telah banyak yang dibintanginya, antara lain: Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2 (2010), Ketika Cinta Bertasbih Meraih Ridho Ilahi (2011), dan Dari Sujud ke Sujud (2011). Tak hanya berakting, oki pun turut mengisi soundtrack untuk film dan sinetron. Selain itu Oki juga telah menyelesaikan 3 buku bestseller:Melukis Pelangi, Catatan Hati Oki Setiana Dewi (2011). Sejuta Pelangi (2012), Pernak-Pernik Oki Setiana Dewi (2012), dan Cahaya di Atas Cahaya (2012) yang telah dibedah di berbagai tempat di Indonesa dan luar Negeri: Malysia, Singapura, Jeddah dan Makkah (Dewi: 2012, 348).
BAB III
GAYA RETORIKA
BENTUK PENGGUNAAN BAHASA OKI SETIANA DEWI DALAM PROGRAM ACARA ISLAM ITU INDAH di Youtube.
Retorika
Secara bahasa retorika berasal dari kata bahasa rhethorie yang berarti seni berpidato atau seni berbicara. Dalam bahasa arab dikenal dengan istilah fannul khitobah. Sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal istilah the speach of art, lebih jelasnya dalam Ensiklopedia Britanica the art of using langguage in such a was to produce a desired impress open hearer and reader, artinya retorika adalah suatu cara untuk menghasilkan kesan terhadap pendengar dan pembaca. Kemampuan bicara bisa merupakan bakat. Tetapi, kepandaian bicara yang baik memerlukan pengetahuan dan latihan. Orang sering memperhatikan cara dan berntuk pakaian yang dikenakannya, agar kelihatan pantas, tetapi ia sering lupa memperhatikan cara dan bentuk pembicaraan yang diucapkannya supaya kedengaran baik. Retorika sebagai ilmu bicara sebenarnya diperlukan setiap orang. Bagi ahli komunikasi atau komunikator retorika adalah conditio sine qua non.
Secara harfiah retorika berasal dari kata rethor dalam bahasa Yunani yang berarti mahir berbicara. Dan dalam bahasa Indonesia istilah retorika diartikan sebagai seni berbicara. Secara istilah pengertian retorika di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari kecakapan berbicara di depan massa.
Menurut Corax pengertian retorika lebih ditekankan pada kecakapan seseorang untuk menyampaikan untaian kalimatnya di depan khalayak. Dengan demikian maka kefasihan lidah dan kepandaian untuk mengucapkan kata-kata dalam kalimat disaat seseorang melaksanakan retorika adalah merupakan prinsip utama. Menurut pendapat Plato, retorika adalah seni merebut jiwa massa melalui kata-kata. Pengertian retorika semacam ini lebih ditekankan pada unsur psikologi dalam penyampaiannya. Hal ini dikarenakan upaya untuk merebut jiwa massa adalah unsur terpenting dalam pengaplikasian retorika model ini. Pengertian retorika dari plato ini agaknya selangkah lebih maju ketimbang memandang retorika hanya sekedar kepandaian mengucapkan kata-kata di depan massa.
Gaya Retorika Menurut Gorys Keraf, gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian dan sebagainya.Gaya adalah ciri khas penceramah ketika menyampaikan sesuatu pesan kepada para pendengar (audiece), biasanya gaya (style) penceramah relative tetap. Oleh karena itu gaya ceramah yang baik perlu mendapatkan perhatian khusus. Dalam buku retorika karangan Dori Wuwur Hendrikus seni berbicara atau biasa disebut retorika dituntut penguasaan bahasa (res) dan pengungkapan yang tepat melalui bahasa (verbal).
I. Komponen-Komponen Retorika
Retorika adalah senjata utama yang harus dimiliki oleh para da’I, hal ini disebabkan agar para da’i atau penyampai pesan dakwah dapat berbicara di depan umum untuk menyampaikan ajaran agama dengan baik. Maka dari itu untuk mencapai tujuan tersebut seorang da’i perlu mengetahui komponen-komponen pokok dalam retorika, yaitu bentuk penggunaan bahasa dan susunan pesan yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1). Bentuk Penggunaan Bahasa
Sebuah seni persuasi yang digunakan dalam aktifitas dakwah, tak lepas dari adanya penggunaan bahasa karena bahasa memiliki peran penting dalam aktifitas retorika khususnya dalam kegiatan dakwah. Maksudnya seni berpidato atau retorika itu terletak dalam penggunaan bahasa, bisa dikatakan penggunaan bahasa dalam ceramah merupakan kunci dalam menilai retorika. Penggunaan bahasa yang dimaksud disini adalah kemampuan menempatkan ragam bahasa yang komunikatif.
kata dan susunan bahasa yang indah, sempurna dan mudah dipahami dalam suatu ceramah adalah merupakan hal yang paling mendasar dalam retorika. Oleh karena itu da'i harus mampu berusaha mempengaruhi dan menarik perhatian pendengar dengan cara memilih dan memilah kata-kata serta menempatkannya sesuai dengan irama isi materi yang disajikan. Dalam kaitannya dengan retorika dakwah, terdapat dua hal yang termasuk ke dalam bentuk penggunaan bahasa yaitu langgam dan humor yang akan dijelaskan berikut ini:
a). Langgam
Menurut Stewart Tubbs dan Sylvia Moss yang dikutip oleh Jalaludin Rahmat menyatakan bahwa:
“Secara intuitif kita merasa bahwa kita dapat menarik kesimpulan dari suara seseorang tentang apa yang ia komunikasikan. Mungkin anda pernah berdebat, kemudiain seseorang berkata, “Jangan jawab aku dengan nada suara seperti itu!” Pada saat seperti itu, emosi mulai naik, karena keberatan akan nada suara seseorang didasarkan pada penyimpulan mengenai perasaannya. Vocal caus adalah sumber berbagai macam penyimpulan, dan kebanyakan berkaitan dengan emosi.” Langgam adalah gaya, model, cara sebagai ciri seseorang dalam berbicara. Cara kita mengeluarkan suara memberikan makna tambahan atau bahkan membelokkan makna kata, ungkapan atau kalimat. Kalimat yang diucapkan dengan nada tertentu akan menimbulkan makna sesuai dengan nada tersebut.
Langgam artinya adat, gaya atau model, bentuk irama lagu, yang sukar ditiru orang lain. Seperti halnya kita tertarik dengan sebuah musik atau lagu, dikarenakan di dalam musik atau lagu terkandung langgam, alunan serta tekanan tertentu yang disusun secara harmonis sehingga peranan langgam bahasa tidak bisa diabaikan. Menurut Barmawi Umari ada tujuh macam langgam yang bisa digunakan antara lain sebagai berikut:
1- Langgam Agama
Langgam Agama mempunyai suara yang terkadang menaik dan kemudian menurun dengan gaya ucapan yang lambat dan seremonis. Pada umumnya dipakai oleh para muballigh, kyai, khotib, pendeta, pastor, pedanda atau pemuka-pemuka agama lainnya dihadapan pengikut-pengikut agama masing-masing dikala berkhutbah. Isi khutbah biasanya bersifat menggembirakan dan menakutkan umat terhadap amal perbuatan mereka di dunia, yang nanti akan memperoleh ganjaran pahala atau balasan siksa di akhirat.
2- Langgam Agitator
Langgam Agitator dikemukakan secara Agrassiva atau Eksplosiva dan banyak dipergunakan di dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat umum yang sifatnya propaganda politisi. Langgam ini bisa juga dipakai atau dipergunakan untuk mencetuskan sentimen dikalangan masa, agar masa bertindak sesuai dengan konsep propagandis. Dalam pemakaian langgam ini, jiwa masa harus dikuasai dan digiring kearah suatu tujuan tertentu.
3_Langgam Statistik
Langgam statistik umumnya terlihat pada pembicara yang membaca naskah dengan mengemukakan angka-angka dan banyak sekali sifatnya menjemukan dan dingin sekali. Tema “statistik”, selain menggambarkan cara menguraikan isi pidato yang diucapkan, juga berarti langgam mengucapkan isi pidato itu sendiri. Pemakaiannya yang terbaik adalah dihadapan para cerdik pandai atau para ahli.
4- Langgam Teater
Langgam Teater adalah langgam berpidato yang penuh dengan gaya dan mimik seperti yang dilakukan oleh para pemegang peranan di panggung sandiwara. Kadang-kadang pembicara berjalan kesana kemari seperti pemain sandiwara yang tengah beraksi disebabkan banyak menggunakan action, baik dengan sikap muka, tekanan suara, atau gerak tangan dan anggota lainnya.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara ringkas hasil dari pengamatan dari retorika dakwah Oki Setiana Dewi dalam program acara “Islam Itu Indah” dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Pertama, dalam penggunaan bahasa dari segi langgam dan humor yaitu:
- Dalam penggunaan langgam dapat disimpulkan bahwa dalam ceramahnya Oki Setiana Dewi menggunakan langgam konservatif, agama dan teater.
- Dalam penggunaan teknik humor yang digunakan Oki Setiana Dewi adalah humor perilaku orang aneh saja. Sedikitnya humor yang digunakan mungkin berkaitan dengan kemampuan Oki dalam menciptakan humor. Padahal pemateri lain dalam acara tersebut banyak yang menggunakan humor dalam materinya.
Kedua, dalam penyusunan pesan pidato dari segi komposisi pesan dan organisasi pesan yaitu:
- Pada komposisi pesannya, dialog Oki Setiana Dewi secara keseluruhan menunjukkan susunan pesan yang padu, hal ini dikarenakan materi yang dibawakan Oki sudah direncanakan dengan matang sebelumnya. Pada awal dialog memang masih banyak kata yang kurang padu, namun pada segmen ke-4 terlihat bahwa Oki sudah berlatih materi tersebut sebelumnya sehingga dapat membawakannya cukup lancara. Pertautan antar materi juga sudah bagus, namun yang kurang adalah bentuk penekanan. Dalam dialog tersebut Oki tidak terlihat melakukan penekanan poin penting.
- Pada organisasi pesan, secara garis besar Oki menggunakan deduktif. Hal ini jelas Nampak terlihat dari awal penjabaran Oki yang menyebutkan gagasan pokok terlebih dahulu kemudian diuraikan secara detail pada penjelasan selanjutnya. Organisasi pesan yang lain digunakan pada dialog yang lebih rinci, misalnya ketika Oki menjawab suatu pertanyaan dan Oki menggunakan organisasi pesan induktif. Secara keseluruhan organisasi pesan yang digunakan Oki sudah tepat.
Ketiga, dalam penggunaan bentuk persuasif dari segi penggunaan himbauannya Oki kebanyakan menggunakan himbauan rasional dan himbauan emosional. Himbauan rasional digunakan Oki karena merupakan himbauan yang mudah dilakukan. Kemudian ada beberapa himbauan emosional dan satu himbauan ganjaran. Untuk himbauan takut dan motivasional mungkin Oki belum menguasainya karena himbauan motivasional cukup sulit untuk menyusunnya. Secara keseluruhan Oki menggunakan kaidah retorika cukup baik namun belum dikatakan mahir karena dalam penyampaiannya Oki masih melakukan beberapa kesalahan diantaranya banyak kata sumbang serta pembawaan materi yang terburu-buru sehingga menghambat pendengar dalam memahami pesan yang disampaikan. Oki juga belum menggunakan penekanan pada segi komposisi pesan, dan juga pada acara ini Oki hanya tercatat satu kali menggunakan humor.
BAB V
KRITIK dan SARAN
Saran :
Berdasarkan kesimpulan dari paparan hasil analisis diatas maka terdapat beberapa saran yang disampaikan yaitu:
1. Kepada Oki Setiana Dewi selaku narasumber “Islam Itu Indah” di Youtube dalam menyampaiakan ceramah hendaknya lebih matang lagi persiapannya untuk meminimalisir kata sumbang sehingga pesan yang disampaikan mampu diterima dengan baik oleh pendengar.
2. Kepada pihak youtube khususnya pengelola acara “Islam Itu Indah”diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas acara tersebut. Baik metode maupun waktu siaran sehingga program acaranya menjadi bagus, menarik dan berkualitas.
3. Kepada peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang retorika dakwah diiharapkan mampu mempertajam analisanya sehingga dapat membuat kesimpulan yang tepat.
J. User Link
1. http://digilib.uinsgd.ac.id/10756/4/4_bab1.pdf
2.https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsgd.ac.id/10756/4/4_bab1.pdf&ved=2ahUKEwjZgb-dyI_hAhUs7nMBHXNrDf8QFjAHegQICBAB&usg=AOvVaw0TP0BsikliG3GkmEwrdmbw
3.http://eprints.walisongo.ac.id/8537/1/skripsi.pdf.
4. https://www.youtube.com/watch?v=gsZdrOYe0vA
5. http://eprints.undip.ac.id/04/758/,
6.https://core.ac.uk/reader/151617147
7.http://repository.iainpurwokerto.ac.id/2681/1/COVER_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
8. http://eprints.walisongo.ac.id/8537/
8.https://anzdoc.com/bab-iv-analisis-pesan-pesan-dakwah-dalam-novel-karya-oki-set.html
9.https://www.academia.edu/28965641/Politness_Strategy_of_directive_speech_act.pdf.
K. Referensi :
https://www.youtube.com/watch?v=gsZdrOYe0vA
https://www.youtube.com/watch?v=PWB7XEw8470
https.//youtu.be/gSdr0Ye0Va
https://youtu.be/8JI4mUXZcu
Komentar
Posting Komentar