Fika Khoirotun Nisak - B91218109

METODE DAKWAH ABDUL SOMAD, Lc., MA  DI MEDIA SOSIAL YOUTUBE 




  FIKA KHOIROTUN NISAK
    NIM. B91218109

Dosen Pengampu

Drs. Masduqi Affandi, M.Pd.I



PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
 SURABAYA

2019






















Metode Dakwah Ustadz Abdul Somad, Lc., MA di Media Sosial Youtube

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kehidupan yang penuh ketenteraman merupakan harapan bagi setiap umat manusia di dunia, tak terkecuali masyarakat Indonesia yang memiliki gelora kehidupan yang cukup tinggi. Hal ini merupakan sebuah konsekuensi dari perubahan zaman yang mengakibatkan besarnya arus informasi yang masuk ke dalam setiap garis kehidupan sehingga merubah perilaku hidup masyarakat. Bukan hanya perubahan yang bersifat positif, perubahan negatif pun tidak dapat terelakan karena besarnya arus informasi tersebut tidak dapat dikontrol. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya penyelamatan moral bagi generasi muda Indonesia agar menghasilkan suatu kondisi yang dinamis sesuai dengan pedoman hidup dari Allah SWT. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui dakwah.

 Manusia mempunyai kewajiban mengingatkan menuju kebaikan, mengingat dan menggerakkan kebaikan. Hubungan diantara manusia akan mempengaruhi sikap dan perilaku mereka . Maka dari itu sebagai umat islam haruslah menyeru serta mengajak pada kebaikan. Hal itu dikenal dengan istilah “Dakwah” dakwah yang merupakan tugas suci setiap insan juga dijelaskan oleh Prof. Moh. Ali Aziz dalam pengantar ilmu dakwah bahwa dakwah merupakan kewjiban yang harus dikerjakan dengan penuh kesungguhan oleh setiap umat islam atau segala bentuk aktfitas penyampaian ajaran islam kepada orang lain dengan berbagai cara bijaksana utuk tercapainya individu dan masyarakat yang menghayati dan mengamalkan ajaran islam dalam semua lapangan kehidupan.
Metode dakwah yang digunakan oleh seorang da’i dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai tujuan dakwah, da’i merupakan isim fail dari kata da’a-yad’u-da’watandaiyah yang berarti orang yang mendirikan dakwah. Setiap metode dakwah mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing dalam proses penerapannya sesuai kondisi pendengar (mad’u).
Seperti, Ustadz Abdul Somad, Lc., MA, yang merupakan seorang da’i dan  menjadi perbincangan di kalangan masyarakat baik remaja maupun dewasa, terlebih bagi yang aktif dimedia sosial seperti youtube, instagram, whatsapp, dan lain sebagainya. Kajian-kajiannya yang tajam dan menarik sehingga membuat banyak orang yang suka dengan ceramahnya. Bahkan ceramah nya pun banyak yang menjadi viral dimedia sosial. Ustadz yang terkenal melalui media sosial ini dapat dengan cepat diketahui oleh masyarakat luas karena setiap ceramah nya selalu di unggah ke media sosial.  Namun di balik popularitas dan banyaknya penggemar beliau, tidak sedikit pula orang yang tidak senang dengannya, ada orang yang mengatakan bahwa ustad somad itu radikal, sering mengharam-haramkan saja tanpa dasar yang jelas, dan Ustadz Abdul Somad, Lc., MA asal ambil-ambil fatwa saja. Beliau juga sering mendapatkan hujatan dan fitnah, ada sekelompok orang yang mengatakan bahwa beliau tidak menjunjung tinggi NKRI sehingga Ustadz Abdul Somad, Lc., MA ditolak untuk berdakwah di Bali beberapa waktu yang lalu. Sering salah diartikan oleh mad’u atau terjadi kesalahfahaman antara da’i dengan mad’u, bahkan yang lebih parah lagi jika terjadi salah penafsiran. Dalam hal ini, ada salah satu ceramah Ustadz Abdul Somad, Lc., MA yang salah di tafsirkan oleh sekelompok orang, bahwa bom bunuh diri itu boleh dilakukan, padahal perkataan beliau itu boleh dilakukan bom bunuh diri apabila dalam misi menyelamatkan umat islam yang sedang di tindas, seperti saat ini di palestina, di perbolehkan oleh sebagian Ulama diantaranya Syaikh Utsaimin dan Syaikh Al-Albani. Dan banyak lagi fitnah-fitnah yang di lontarkan kepada Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.

B.  Objek Kajian
1. Objek Material
Objek kajian dalam penilitian ini adalah metode Dakwah Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.

2. Objek Formal  
Objek formal dalam penelitian ini adalah metode dakwah ustadz Abdul Somad dalam mengelaborasi antara gaya bahasa dan gestur tubuh

C.  Rumusan Masalah
                Apa metode dakwah ustad Abdul Somad dalam mengelaborasi antar gaya bahasa dan gestur tubuh ?

       D. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka penelitian yang akan dilakukan memiliki tujuan ingin mengetahui untuk Mengetahui Bagaimana metode dakwah Ustadz Abdul Somad dalam mengelaborasi antar gaya bahasa dan gestur tubuh.
E. Kontribusi Penelitian
1.Masyarakat Umum
            Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi ke masyarakat umum dalam menambah wawasan khususnya di bidang komunikasi dan dakwah.
2. Praktisi
            Menyampaikan masukan kepada para pendakwah agar terpacu menyampaikan metode dakwah yang santai namun santun.
3. Akademisi
            Sebagai suatu referensi dan rujukan bagi para peneliti dalam melakukan penelitian terhadap metode – metode pendakwah.

F.  Thesis Statement
Dalam penelitian ini, peneliti ingin menemukan strategi dalam penyiaran Islam melalui pesan-pesan dan cara Ustadz. Abdul Shomad dalam menyampaikan pesan dakwah. Sehingga pesan dapat diterima masyarakat.

G. Paradigma
Penelitian ini menggunakan paradigma fenomenologi. Yaitu melibatkan pengujian yang teliti dan seksama pada kesadaran pengalaman manusia. Konsep utama dalam paradigma ini adalah makna. Makna merupakan isi penting yang muncul dari pengalaman kesadaran manusia.

H.    Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan teori konstruktivisme. Teori ini didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman.

I.       Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan penelitian ini, untuk lebih mudah memahami penulisan ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:

BAB I: PENDAHULUAN 
         Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah yang akan melatari penelitian, fokus penelitian yang berbentuk rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, manfaat yang diharapkan dalam penelitian, definisi konsep yang merupakan penjelasan dari judul, dan sistematika pembahasan agar penelitian lebih sistematis.

BAB II:  PESAN DAN RETORIKA DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD, LC., MA MELALUI MEDIA SOSIAL YOUTUBE
        Pada bab ini akan menjelaskan tentang pesan dakwah, dan retorika dakwah yang meliputi gaya bahasa, gerak-gerik tubuh, gaya irama suara, serta media sosial youtube.

BAB III: METODE PENELITIAN
          Bab ini memuat uraian secara rinci tentang metode dan langkah-langkah penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian dan jenis penelitian, jenis dan sumber data, unit analisis, tahap penelitian, tekhnik pengumpulan data, dan tekhnik analisis data.

BAB IV: KARAKTERISTIK KOMUNIKASI DALAM DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD
          Pada bab ini tentang penyajian dan analisis data tentang yang memaparkan tentang penyajian data yang meliputi biografi,  menggambarkan kondisi mad’u, materi ceramah, kemudian memaparkan hasil analisis data yang didapatkan melalui observasi, menganalisis data dengan teori, dan memaparkan tentang  komunikasi fungsi dakwah, model komunikasi, tatanan komunikasi Ustadz Abdul Somad.

            BAB V : PENUTUP DAN SARAN
Pada bab ini merupakan bab yang terakhir dalam penulisan skripsi, yang memuat tentang kesimpulan dan saran tentang hasil penelitian atau juga yang merupakan jawaban langsung dari permasalahan.



BAB II


KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Pustaka

1.   Dakwah

Ditinjau dari bahasa, dakwah berasal dari bahas Arab “da‟wah”(ةوعدلا).Da‟wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, „ain, dan wawu.Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna.Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong, meminta memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi, dan meratapi (Ahmad Warson Munawwir, 1997:406). Dalam Al-Qur‟an, kata da‟wah dan berbagai bentuk katanya ditemukan sebanyak 198 kali menurut hitungan Muhammad Sulthon (2003:4), 299 kali versi Muhammad Fu‟ad
Abd al-Baqi‟ (dalam  A.  Ilya  Isma‟il, 2006:  144-145),  atau  212  kali menurut  Asep  Muhiddin  (2002:40).  Ini  berarti,  Al-Qur‟an mengembangkan makna dari kata da‟wah untuk berbagai penggunaan.



Pada dasarnya dakwah memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi risalah dan fungsi kerahmatan. Secara kerisalahan, dakwah dapat dipahami sebagai  proses  pembangunan  dan  perubahan  sosial  menuju  kehidupan yang  lebih  baik.  Sedangkan  dakwah  dalam  fungsi  kerahmatan  adalah upaya menjadikan islam sebagai konsep bagi manusia dalam menjalankan kehidupannya.   Berdasarkan   fungsi   tersebut,   dikembangkan   beberapa fungsi lain diantaranya :
1.   Informatif ,     Menyampaikan     suatu     informasi     kepada     objek yangdiinginkan.
2.   Tabyin,  Tabyin  merupakan  fungsi  kedua  setelah  syari‟atal Qur‟an itudiinformasikan kepada publik. Para da‟i harus bertindak sebagai narasumber yang berfungsi menjelaskan hakikat islam kepada audien. Karena   itu tabyin merupakan salah satu konsep dakwah yang diperkenalkan oleh Al-Qur‟an
3. Tabsyir,Tabsyir dan tanzil merupakan dua pendekatandakwah yangbarfungsi memberikan berita gembira bagi para penerima dakwah dan sebaliknya menginformasikan tentang ancaman yang akan menimpa orang-orang yang menolak kehadiran dakwah islam.
4.   Sebagai sebuah petunjuk, dakwah islam mutlak dilakukan agar islam menjadi rahmat penyejuk bagi kehidupan manusia.
5.   Menjaga orisinal pesan dakwah dari Nabi SAW dan menyeberkannya kepada lintas generasi.
6. Mencegah laknat Allah, yakni siksaan untuk keseluruhan manusia di dunia.


2.   Retorika
Retorika berasal dari bahasa yunani “rethor” yang dalam bahasa Inggris sama dengan “orator” artinya orang yang mahir berbicara di hadapan umum. Dalam bahasa Inggris ilmu ini banyak dikenal dengan “rhetorics” artinya ilmu pidato di depan umum.
Istilah “retorika” atau menurut sebagian ahli disebut “retorik” belum begitu popular di Indonesia.Istilah ini barangkali terbatas pemahamannya dikalangan mereka yang mempelajarinya saja atau pada lembaga-lembaga yang secara langsung berkepentingan dengan ilmu ini.Tidak populernya istilah tersebut dikalangan bangsa Indonesia, tidak berarti  bahwa  bangsa  ini  tidak  memanfaatkan  retorika.Retorika  telah banyak  dimanfaatkan  dalam  kegiatan  bertutur,  baik  bertutur  secara spontan, secara tradisional maupun secara terencana.Bahkan pada hakekatnya  bermasyarakat  dan  berbudaya  lewat  kegiatan  bertuturnya, hanya saja mereka tidak menggunakan istilah retorika sebagai kegiatan bertuturnya.

seseorang yang melaksanakan orasi didepan umum dengan lantang dan  lancar sebenarnya  belum  tentu  ia merebut  jiwa pendengar bahkan kadang-kadang bisa terjadi massa justru berbalik meninggalkannya, dikarenakan hati mereka tidak senang dengan isi, sikap, dan ucapan orator tersebut. Ini semua disebabkan karena orator tidak berhasil dalam merebut jiwa hadirin.

Sebaliknya,  ada  juga  orator  yang  tingkat  kecakapan  orasinya sedang-sedang  saja,  tidak  sepanda‟i orator  yang  tersebut  diatas,  tetapi Karena ia dapat merebut jiwa massa, kata-kata yang disampaikan serba indah, benar dan sesekali diselingi humor maka hadirin justru lebih senang kepada orator yang demikian ini, karena ia telah berhasil untuk membuat hadirin   tidak   bosan-bosannya   mendengar   orasi   yang   disampaikan betapapun lamanya.



3.   Macam-macam Gaya Retorika
a.   Gaya Bahasa
Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata latinstilus.Gaya bahasa atau style menjadimasalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkancocok tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa tertentu untukmenghadapi  situasi  tertentu.  Sebab  itu,  persoalan  gaya  bahasa
meliputisemua hirarki kebahasaan: pilihan kata secara individual, frasa,


Gaya bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak dan kemampuan  sesorang  yang  mempergunakan  bahasa  itu.  Semakin  baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya, semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan padanya. Gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang.Oleh sebab itu, sulit diperoleh kata sepakat mengenai suatu pembagian yang bersifat menyeluruh dan dapat diterima oleh semua pihak.

Jenis-jenis gaya bahasa:



1.   Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata

Berdasarkan  pilihan  kata,  gaya  bahasa  mempersoalkan  kata  mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam   masyarakat.   Dalam   kata  lain,   gaya  bahasa  ini   mempersoalkan ketepatan dan kesesuain dalam menghadapi situasi-situasi tertentu.




2.    Gaya bahasa berdasarkan nada

Gaya bahasa berdasarkan nada didasarkan pada sugesti yang dipancarkan dari rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana. Sering kali sugesti ini  akan lebih nyata bila diikuti dengan sugesti suara dari pembicara, bila sajian yang dihadapi adalah bahasa lisan. Gaya bahasa dilihat dari sudut nada yang terkandung dalam sebuah wacana, dibagi atas: gaya
sederhana, gaya mulia dan bertenaga, serta gaya menengah.







Gaya Sederhana

Gaya ini biasanya cocok untuk memberi instruksi, perintah, pelajaran, perkuliahan, dan sejenisnya. Sebab itu untuk mempergunakan gaya ini secara efektif, seorang da‟i harus memiliki kepandaian dan pengetahuan yang cukup.
b.   Gaya Mulia Dan Bertenaga

Gaya ini penuh dengan vitalitas dan energi dan biasanya digunakan untuk menggerakan sesuatu.Menggerakkan sesuatu tidak saja menggunakan tenaga dan vitalitas pembicara, tetapi juga dapat mempergunakan nada keagungan dan kemuliaan.
Nada yang agung dan mulia akan sanggup pula menggerakkan emosi setiap pendengar. Dalam keagungan, terselubung sebuah tenaga yang halus tetapi secara aktif dan meyakinkan bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Tetapi dibalik keagungan dan kemuliaan itu terdapat tenaga penggerak yang luar biasa, tenaga yang benar-benar mampu menggetarkan emosi para pendengar atau pembaca. Mereka yang  ingin  mencoba  gaya  ini,  sekurang-kurangnya  harus  memiliki pula bakat dan kemauan yang kuat untuk memahirkannya.
c.   Gaya Menengah

Gaya menengah adalah gaya yang diarahkan untuk usaha untuk menimbulkan suasana yang senang dan damai. Karena tujuannya adalah menciptakan suasana senang dan damai, maka nadanya juga bersifat lemah lembut, penuh kasih sayang, dan mengandung humor yang    sehat.Pada    kesempata-kesempatan    khusus    seperti    pesta,




pertemuan dan rekreasi, orang lebih menginginkan ketenangan dan kedamaian.
Pada kesempatan-kesempatan khusus seperti pesta, pertemuandan rekreasi, orang lebih menginginkan ketenangan dan kedamaian.Akan ganjil rasanya, atau akan timbul disharmoni, kalau dalamsuatu  pesta  pernikahan  ada  orang  yang  member sambutanberapi-api, mengerahkan segala emosi dan tenaga untuk menyampaikansepatah kata. Para hadirin yang kurang waspada akan turutterombang-ambing dalam permainan emosi semacam itu.
Karena sifatnya yang lemah lembut dan sopan santun, maka gaya ini biasanya mepergunakan metamorfosa bagi pilihan katanya. Ia akan lebih menarik bila mempergunakan perlambang-perlambang sementara itu ia memperkenalkan pula penyimpangan-penyimpangan yang  menarik  hati,  cermat,  dan  sempurna  nadanya  serta menyenangkan  pula refleksinya.  Kata-kata seolah  mengalir dengan lemah lembut bagaikan sungai yang jernih, beningnya air dalam bayangan dedaunan yang hijau di hari yang cerah.
3.   Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat
Struktur sebuah kalimat dapat dijadikan landasan untuk menciptakan gaya bahasa. Yang dimaksud dengan struktur kalimat di sini adalah kalimat bagaimana tempat sebuah unsur kalimat yang dipentingkan dalam kalimat tersebut.

4.   Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna

Gaya  bahasa  berdasarkan  makna  diukur  dari  langsung  tidaknya makna, yaitu apakah acuan yang dipakai masih mempertahankan makna denotatifnya atau sudah ada penyimpangan.Bila acuan yang digunakan itu masih mempertahankan makna dasar, maka bahasa itu masih bersifat polos. Tetapi bila sudah ada perubahan makna, entah berupa makna konotatif atau sudah menyimpang jauh dari makna denotatifnya, maka acuan itu dianggap sudah memiliki gaya sebagi dimaksudkan disini.
2)  Gaya Bahasa Kiasan

Gaya bahasa kiasan ini pertama-tama dibentuk berdasarkan perbandingan atau persamaan.Membandingkan sesuatu dengan suatu hal yang lain, berarti mencoba menemukan ciri-ciri yang menunjukkan kesamaan antara kedua hal tersebut. Macam-macam gaya bahasa kiasan sebagi berikut:
a.   Persamaan atau Simile, perbandingan  yang bersifat eksplisit. Yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dsb.
b.   Metafora,  analogi  yang  membandingkan  dua  hal  secara  langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati.
c.   Alegori, cerita singkat yang mengandung kiasan









d. Personifikasi,  menggambarkan  benda-benda  mati  seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Contoh: rumput yang bergoyang, angin meraung
e.   Alusi, mensugestikan kesamaan antara orang, tempat danperistiwa.

Contoh: Bandung adalah paris jawa.

f. Eponim, gaya dimana seseorang yang namanya begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu. Misalnya Hercules digunakan untuk menyatakan kekuatan.
g.   Epitet, acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau suatu hal. Contoh: raja rimba untuk singa
h.   Sinekdoke, mempergunakan sebagian dari sesuatu untukmenyatakan

keseluruhan, contoh “setiap kepala dikenakan Rp100”.

i.   Metonimia,  mempergunakan  sebuah  kata  untuk  menyatakansuatu hal, karena mempunyai pertalian yang dekat, contoh :saya minum satu gelas, ia dua gelas.
j.   Antonomasia, penggunaan sebuah epiteta untuk menggantikannama diri, gelar atu jabatan. Contoh : yang mulia tak dapatmenghadiri.
k.   Hipalase,       sebuah       kata       tertentu       dipergunakan       untuk menerangkan sebuah kata yang lain. Contoh : ia berbaring diatas sebuah bantal yang gelisah.
l.   Ironi, mengatakan sesuatu dengan makna atau maksudberlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian katakatanya. Contoh : saya tahu anda adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini yang perlu mendapat tempatterhormat.




b.   Gaya Suara

Merupakan seni dalam berkomunikasi, untuk menikmati perhatiandapat dikerjakan dengan jalan berbicara dengan irama yang berubah-ubahsambil memberikan tekanan-tekanan tertentu pada kata- kata yangmemerlukan perhatian khusus.

Gaya suara terdiri dari beberapa hal



1.   Pitch

Pitch dalam suara selagi berbicara tidak boleh terlalu tinggimaupun terlalu rendah, tetapi enak digunakan, dan setiap pembicaraharus mempelajari berbagai variasi dalam Pitch untuk menghasilkanyang terbaik. Seseorang menggunakanPitch dalam suaranya  untukmenekankan  arti  dalam  pesan  atau  menunjukkan bahwa sesuatu yangbermakna yang umumnya terkait dengan kata tertentu  harus  diabaikanatau  diinterpretasikan  sebagai  ironi  atau
sarkasme.38

Dalam bahasa-bahas tonal biasanya dikenal lima macam pitch, yaitu:
a.   Nada naik atau tinggi yang diberi tanda garis ke atas / ↑ /

b.   Nada datar diberi tanda garis lurus mendatar / ↔ /

c.   Nada turun atau merendah diberi tanda garis menurun / ↓ /


d.   Nada  turun  naik,  yakni  nada  yang  merendah  lalu  meninggi

diberi tanda / ˄ /

e.   Nada naik turun, yaitu nada yang meninggi lalu merendah, diber

tanda / ˅ /



Nada yang menyertai bunyi segmental di dalam kalimat disebut intonasi. Dalam hal ini biasanya dibedakan menjadi empat macam nada:

a.   Nada yang paling tinggi diberi tanda dengan angka 4(keteragan:

suara yang keluar keras dan sangat tinggi)

b.   Nada   tinggi   yang   diberi   tanda   3   (keterangan:   suara   yang keluarseperti bicara tegas-ketegasan)
c.   Nada   sedang   atau   biasa   yang   diberi   tanda   dengan   angka

2(keterangan:     suara     yang     keluar     seperti     orang     bicara datartetapiagak keluar otot leher)
d.   Nada rendah yang diberi tanda dengan angka 1 (keterangan:suara yang keluar seperti orang berbicara biasa, namun tidakkeluar otot leher).
2.   Rate
Rate atau kecepatan merupakan cepat lambat dalam iramasuara.Biasanya cepat atau lambatnya suara berhubungan erat denganRhythmdan  irama.Para  pembicara  mesti  memperhatikan masalah ini dengan serius.Kita harus mengatur kecepatan suara dan serasika nsuara dengan irama. Suara yang disampaikan terlalu cepat atau terlalulambat, akan menyulitkan pendengar dalam menangkap maksudpembicara bahkan pendengar menjadi dingin dan lesu. Rate atau kecepatan berbicara, menunjukkan jumlah kata yang diucapkan dalam satu menit.Kecepatan bicara dipengaruhi isi pesan, tingkat  emosionalitas  dan  intelektual  pesan,  dan  besarnya ruangan.Bila mengutarakan persoalan yang sulit, sebaiknya memperlambat kecepatan bicara. Begitu pula jika berbicara di depan khalayak, dalam ruangan yang luas. Tetapi, para pemula sering berpidato  dengan  kecepatan  tinggi.Secara  singkat  rate  membantu untuk  menyampaikan  pengertian,  mengungkapkan  perasaan,  dan
memberikan tekanan pada gagasan yang perlu ditegaskan.

Kecepatan penyampaian pada percakapan normal, kebanyakan orangberbicara diantara 130 dan 180 kata per menit, tetapi laju yang terbaik dalamsebuah pidato ditentukan oleh apakah para pendengar dapat mengerti apayang kamu katakan. Biasanya meskipun pembicaraan dengan laju yangsangat cepat, tetap dapat diterima jika ide-idenya tidak baru dan kompleksdan jika kata-kata diartikulasikan
secara baik dengan jenis vokal  yangmencukupi  dan tekanan. Laju
pidato yang cepat meningkatkan kredibilitaspembicara dan laju yang cepat meningkatkan persuasif.






3.   Pause

Jeda dapat dikatakan sebagai bagian rate atau kecepatan, yangberfungsi sebagai pungtuasi lisan.Umumnya jeda yang singkatberguna untuk titik pemisah, sebagai pemisah suatu kesatuan pikiranatau memodifikasi ide, seperti fungsi koma, dalam penulisan. Jedapanjang biasanya berguna untuk memisahkan pemikiran yang lengkapseperti kalimat, tanda tanya, tanda seru dalam sebuah kalimat
dalamtulisan.

Bagi pembicara, hentian memberinya peluang untuk berfikir, mencari kata yang paling tepat, dan merencanakan gagasan yang akan dikemukakan. Hentian juga dipergunakan untuk mengatur satuan- satuan pikiran, seperti koma, titik, atau titik koma dalam tulisan.
Jeda  berkenaan  dengan  hentian  bunyi.  Disebut  jeda  karena

adanyahentian, dan disebut persendian karena di tempat perhentian itulah  terjadinyapersambungan  antara  segmen  yang  satu  dengan segmen lain. Jeda ini dapatbersifat penuh dan dapat juga bersifat sementara.Biasanya dibedakan antarasendi dalam (internal juncture) dan sendi luar (open juncture).
Sendi  dalam  menunjukkan  batas  antara  satu  silabel dengansilabel yang lain. Sendi dalam ini yang menjadi batas silabel,
biasanyadiberi tanda tambah (+), misalnya:









{tam + pil}



{hi + lang}



{lan + tai}



Sendi  luar menunjukkan  batas  yang lebih  besar dari  segmen silabel. Dalam hal ini, biasanya dibedakan menjadi:

a.   Jeda antar kata dalam frase diberi tanda berupa garis miring tunggal ( / )
b.   Jeda anntar frase dalam klausa diberi tanda berupa garis miring ganda ( // )
c.   Jeda  antar  kalimat  dalam  wacana  diberi  tanda  berupa  silang ganda ( # )

Tekanan dan jeda dalam bahasa Indonesia sangat pentingkarena tekanan dan jeda itu dapat mengubah makna kalimat.

4.   Loudness

Loudness menyangkut keras atau tidaknya suara.Dalam berceramah, ini perlu menjadi perhatian.Kita harus mampu mengaturatau lunaknya suara yang kita keluarkan, dan ini tergantung padasituasi dan kondisi yang kita hadapi
5.   Ritma
Ritma  adalah  keteraturan  dalam  meletakkan  tekanan  pada bunyi, suku kata, tata kalimat, atau paragraf. Tekanan pada satuan





ungkapan   yang  kecil  disebut  stress  atau  aksen.  Tekanan  pada ungkapan yang panjang (seperti paragraf) disebut tempo.
Tempo dari sebuah pidato. Dalam sebuah pidato biasanya dimulaidengan pelan sembari pembicara memberikan arahan tentang siapa  dia  danakan  bicara  tetang  apa.  Selama  bagian  tubuh  pidato, tempo  dipercepat  dengantanda-tanda  verbal  yang  mengindikasikan apa yang paling penting.Kesimpulan biasanya pelan dalam ulasan sembari pembicara menyusunsebuah penutup.
c.   Gaya Gerak Tubuh

Apabila melihat gaya secara umum, gaya adalah cara mengungkapkandiri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian dansebagainya. Gerak tubuh juga membantu menguatkan bunyi vokal,memberi kerangka atau menguatkan ucapan bagi seorang pembicara.  Dalam  komunikasi,  gerak  fisik  paling  tidak  digunakan dalam tiga hal: (1) Menyampaikan makna (2) menarik perhatian (3) Menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat.
Gerak tubuh dalam komunikasi terdiri dari:

1.   Sikap Badan
Sikap badan selama berbicara (terutama pada awal pembicaraan) baik duduk atau berdiri menentukan berhasil atau tidaknya   penampilan   kita   sebagai   pembicara.   Sikap   badan




(caraberdiri)    dapat    menimbulkan    berbagai    penafsiran    dari pendengar yang menggambarkan gejala-gejala penampilan kita.
2.   Penampilan dan pakaian

Masalah pakaian juga perlu menjadi perhatian.Pakaian bagian dari diri kita. Bila pakaian dinilaikurang pantas, berarti diri kita belum tampil di depan umum (mereka). Kata orang pakaian yang pantas pasti akan menambah kewibawaan. Didalam praktek, cukup banyak pembicara yang mengabaikan pakaian ini.
3.   Air Muka (ekspresi) dan Gerakan Tangan

Penyajian materi mesti didukung dengan air muka (ekspresi wajah)  yang  wajar  dan  tepat.  Dengan  kata  lain,  materi  yang dihayati harus tampak melalui air muka (ekspresi wajah). Perlu diketahui air muka (ekspresi wajah) bukan sekedar seni untuk mengikat perhatian. Lebih jauh dari itu, warna air muka (ekspresi wajah)  yang  tepat  akan  menyentuh  langsung  jiwa  dan  pikiran
pendengar.

Ekspresi wajah merupakan salah satu alat terpenting yang digunakan   pembicara   dalam   berkomunikasi   nonverbal   yang
meliputi  senyuman,  ketawa,  kerutan  dahi,  mimik  yang  lucu
4.   Pandangan Mata

Menggunakan pandangan mata, juga merupakan gaya untukmemikat perhatian peserta (komunikan). Kata orang, mata adalahmatahari pada diri manusia. Mata tidak saja digunkan untuk melihat,untuk kontak dengan orang lain bahkan juga dapat digunakan sebagaialat atau cermin dari kepribadian orang. Artinya diri   kita   bisa   dinilaiorang   melalui   sorotan   mata   yang   kita
pancarkan. Selama   berbicara   di   depan   umum.   Pandangan   mata sangatlah menentukan.Mata dapat mengeluarkan kekuatan magis yang cukup kuat untuk mengarahkan dan mengendalikan perhatian peseta atau mad‟u.Akhirnya matalah  yang menetukan terjadinya atau  tidaknya  kontak  antar  pembicara  dengan  audien.Tanpa kontak mata/kontak pandang, parapendengar tidak akan dapat membaca apa-apa.





BAB III METODE PENELITIAN
A.  Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berbicara mengenai metodologi, berarti berbicara mengenai hukum, aturan, dan tata cara dalam melaksanakan atau menyelenggarakan sesuatu. Karena metodologi diartikan sebagai hukum dan aturan, tentunya didalamnya terkandung hal-hal yang diatur secara sistematis, hal-hal yang diwajibkan, dianjurkan, dan atau dilarang.Sama seperti hukum dan aturan lainnya, metodologi diciptakan dengan tujuan untuk dijadikan pedoman yang dapat
menuntun dan mempermudah individu yang melaksanakannya.

Metodologi penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu  untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan jalan keluarnya.Muhammad Nazir dalam bukunya “metode penelitian” menyatakan bahwa penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sangat hati-hati, secara teratur dan terus menerus untuk
untuk memecahkan suatu masalah.  Sehingga dengan kata lain, metodologi
ini menjadi pisau bedah bagi peneliti untuk mengupas penelitian, sehingga tercipta hasil karya peneltian yang akurat. Yaitu dengan menggunakan data yang pasti dengan membaca informasi tertulis, berfikir dan melihat objek.Dengan demikian peneliti memaparkan serta menjabarkan secara rinci








dan  menyeluruh  sehingga  menghasilkan  suatu  bentuk  data  yang menyeluruh.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif.Sedangkan jenis penelitian ini termsauk jenis penelitian kualitatif dengan berdasarkan pada data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka.58  Untuk analisis, peneliti menganalisis langsung gaya retorika dakwah Ustadz Abdul Somad analisis deskriptif model Miles dan Huberman melalui video sesuai data yang diperoleh berdasarkan teori Gorys Keraf.
Bogdan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagaiprosedur penelitian     yang     menghasilkan     data     deskriptif     berupa     kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati, sejalan dengan hal itu Krik Dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun
dalam peristilahnya.59Sedangkan David Williams menulis bahwa penelitian

kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.60Dari kajian tentang definisi kualitatif dapatlah disintesiskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk     memahami     fenomena    tentang    apa     yang    dialami     subjek






penelitianmisalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.61
Adapun beberapa alasan mengapa peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif:

a.   Peneliti ini fokus terhadap gaya retorika dakwah Ustadz Abdul Somad, dalam penggalian data membutuhkan pengamatan secara mendalam baik dengan observasi maupun dokumentasi.
b.   Peneliti mengumpulkan data berupa kata-kata bukan angka untuk mendeskripsikan gaya retorika dakwah Ustadz Abdul Somad.

Penelitian deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan atau melukiskan objek penelitian yang diteliti berdasarkan fakta di lapangan melalui observasi dan dokumentasi.

Metode deskriptif digunakan untuk menghimpun data aktual.Terdapat dua pengertian, yang pertama mengartikannya sebagai kegiatan pengumpulan data dengan melukiskannya sebagaimana adanya, tidak diiringi dengan ulasan atau  pandangan  atau  analisis  dari  penulis.Deskripsi  semacam  ini  berguna untuk mencari masalah sebagaimana halnya hasil penelitian pendahuluan atau eksplorasi.Pengertian kedua menyatakan bahwa metode deskriptif dilakukan
oleh   peneliti   yang   menggunakan   metode   kualitatif.Setelah   menyusun








perencanaan penelitian, peneliti melakukan observasi sambil mengumpulkan data dan melakukan analisis.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif.Sedangkan jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan berdasarkan pada data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka.  Untuk analisis, peneliti menganalisis langsung gaya retorika dakwah Ustadz Abdul Somad analisis deskriptif model Miles dan Huberman melalui video sesuai data yang diperoleh berdasarkan teori gorys keraf.
Penelitian ini menggunakan teori Gorys Keraf dalam buku diksi dan gaya  bahasa  yang  mana  menjelaskan  bahwa  pemilihan  kata  yang  sesuai dengan kondisi audien dan jenis gaya bahasa berdasarkan nada, kalimat, struktur  kalimat,  serta  langsung  tidaknya  makna.
B.  Unit Analisis
Unit of analysis adalah pesan yang akan diteliti melalui analisis isi pesan yang dimaksud berupa gambar, judul, kalimat, paragraf, adegan dalam isi film atau keseluruhan isi pesan.

C.  Jenis dan Sumber Data

1.   Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini dibagi dalam bentuk kata-kata dan tindakan serta sumber yang tertulis. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini disesuaikan dengan apa yang dikonsepkan oleh Lofland, bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain
lain.

Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah:

a.   Data primer

Jenis  data  yang  dikumpulkan  untuk  kepentingan  penelitianini adalah data deskriptif yaitu transkip dan rekaman video dakwah
Ustadz Abdul Somad.
















b.   Data sekunder

Tambahan atau data pelengkap  yang sifatnya untuk melengkapi data yang sudah ada seperti: buku referensi, serta situs yang berkaitan dengan Gaya Retorika
2.   Sumber Data

Sumber data terdiri dari dua macam yakni data utama dan data pelengkap.Sumber data utama pada penelitian ini adalah rekaman video dakwah Ustadz Abdul Somad. Sedangkan data pelengkap bersumber da‟ibahan-bahan tertulis seperti buku, artikel, maupun dokumen dan  juga sumber data internet yang mendukung penelitian untuk memperoleh data yang relevan. .
D.  Teknik Pengumpulan Data

Data adalah bahan keterangan suatu objek penelitian.Data diartikan fakta tersebut ditemui oleh peneliti ketika melakukan sebuah penelitian.Oleh karena  itu  seorang  pengumpul  data  (peneliti)  adalah  orang  benar-benar mampu membaca fakta serta bisa membawa pulang fakta dalam arti semua berupa data-data hasil penelitian. Maka dalam skripsi ini penulis mencari data yang dibutuhkan dan diperoleh antara lain:
1.   Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung yang memperolah data yang diperlukan.









2.   Dokumentasi

Dokumentasi   adalah   mengambil   data   yang   diperoleh   melalui dokumen-dokumen. Pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan formal dan dengan mengumpulkan serta menelaah beberapa literatur baik berupa buku, catatan, dan dokumen yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Adapun data-datanya antara lain data profil ustadz Abdul Somad, video yang di ambil peneliti.
E.  Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis  data-data  yang diperoleh  dari  hasil  observasi,  dokumenter,  dan sebagainya denganmengorganisasikan kedalam kategori, memilih mana data yang penting dan akandipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendirimaupun orang lain.
Menurut   sumber   lain   analisis   data   adalah   menganalisis   proses

berlangsungnyasuatu fenomena dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap  prosestersebut.  Bisa  juga  untuk  menganalisis  makna  yang  ada dibalik informasi, data,dan proses suatu fenomenal sosial.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif model
Miles dan Huberman. Mileh dan Huberman mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara





terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Strategis analisis data penelitian ini sebagai berikut:
1.   Mereduksi data. Yaitu data yang sekian banyak, peneliti merangkum dan memilih hal yang pokok. Membuang data yang tidak diperlukan. Setelah memilih data yang penting, peneliti membuat kategori data sesuai dengan masalah dalam penelitian. Kategori datanya mengenai gaya retorika. Setelah data diperoleh, langkah selanjutnya  yakni analisis data. Yang pertama mereduksi, memilih data yang berkenaan dengan gaya retorika Ustadz Abdul Somad yang meliputi gaya bahasa, gaya suara dan gaya gerak tubuh, dengan dikategorikan seperti itu, nantinya data akan mudah dianalisis
2. Penyajian data. Setelah data direduksi atau dikategorikan, peneliti menyajikan  data  yang  ditulis  secara  naratif dan  dikelompokan sesuai kategorimana yang termasuk gaya bahasa berdasarkan nada, berdasarkan struktur kalimat, berdasarkan langsung tidaknya makna sehingga akan terbentuk suatu pola keterkaitan antara data-data yang disajikan.
3.   Pengambilan kesimpulan. Dari data yang sudah terbentuk pola, peneliti menganalisis keterkaitan dan mengonfirmasi dengan data dan teori sehingga dapat diambil kesimpulangaya retorika dakwah Ustadz Abdul Somad. Pada setiap penelitian ada kemungkinan akan ada kosa kata yang digunakan para subyek untuk membedakan para peserta, gaya berperan
serta yang berbeda, dan lain-lain.












F.  Tahap Penelitian

Dalam   tahapan   ini   dilakukan   tahapan-tahapan   penelitian   agar penelitian  ini  bisa  lebih  sistematis  dan  juga  bisa  lebih  optimal.  Berikut tahapan tahapan penelitian, antara lain:
1.   Mencari Tema

Pada  tahap  pertama  yaitu  mencari  tema  yang  akan  digunakan  sebagai bahan penelitian. Peneliti lebih banyak melakukan pengamatan terhadap data berupa dokumen.
2.   Merumuskan Masalah

Dalam merumuskan masalah, peneliti mentukan banyak opsi untuk merumuskan maslah.Hal ini peneliti lakukan agar dapat merumuskan masalah sesuai dengan tema yang dipilah.
3.   Merumuskan Manfaat

Perumusan manfaat penelitian merupakan salah satu bagian penting dalam penelitian berpengaruh terhadap proses penelitian.
4.   Menentukan Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara peneliti mendapatkan data-data yang diperluakn dalam penelitian.
5.   Melakuakan Analisis Data

Pada tahap ini, kemampuan peneliti memberi makna kepada data merupakan unsur reliabilitas dan validitas dari sebuh data.




6.   Menarik Kesimpulan

Kesimpulan adalah jawaban dari tujuan penelitian yang berbeda pada tataran konsep atau teoritis sehingga peneliti harus menghindari kalimat- kalimat empiris.

BAB IV

Tinjauan Pustaka
A.  Setting Penelitian
1.   Biografi Ustadz Abdul Somad

Bernama  lengkap  Abdul  Somad  Batubara,  Lc.,  D.E.S.A.  lebih akrab  dikenal  sebagai  Ustadz  Abdul  Somad.  Ia  lahir  di  sebuah  desa bernama Silo Lama di wilayah kabupaten Asahan, Sumatera Utara pada tanggal 18 Mei 1977. Sejak kecil, orang tua Abdul Somad sudah memasukkan Abdul Somad disekolah yang berkultur agama islam. Ustad Abdul Somad memulai sekolahnya di SD Al-Washliyah Medan dan tamat disana pada tahun 1990.Dari situ, orang tuanya kemudian memasukkannya ke  sekolah  pesantren  Darularafah  di  wilayah  Deli  Serdang,  Sumatera Utara.  Disana  ia  mengenyam  pendidikan  selama  satu  tahun  sebelum pindah ke Riau pada tahun 1994.
Ustadz Abdul Somad bersekolah di Madrasah Aliyah Nurul Falah di wilayah Indragiri Hulu dan tamat pada tahun 1996.Setelah menamatkan sekolahnya, Ustad Abdul Somad kemudian melanjutkan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi.Ia kuliah di UIN SISKA Riau. Di kampus ini, Ustad Abdul Somad hanya mengenyam pendidikannya selama dua tahun saja, hingga tahun 1998.
Ustadz Abdul Somad melanjutkan pendidikannya di Universitas
Al-Azhar,  Kairo,  Mesir  setelah  berhasil  mendapatkan  beasiswa  dari pemerintah Mesir.Ia terpilih sebagai salah satu dari 100 penerima beasiswa







dengan  mengalahkan  900  pelamar  lainnya.  Di  Universitas  Al-Azhar, Mesir, Abdul Somad menyelesaikan kuliahnya dalam kurun waktu 3 tahun
10 bulan dan berhasil mendapatkan gelar .Lc (License) yang merupakan gelar bagi lulusan pendidikan di kawasan timur tengah termasuk Mesir.
Ustad  Abdul  Somad  kemudian  melanjutkan  pendidikan  S2  nya pada tahun 2004 di Maroko tepatnya di Institut Dar Al-Hadis Al-Hassania melalui beasiswa kerajaan Maroko.Abdul Somad merupakan salah satu dari   5   orang   asing   yang   diterima   kuliah   disana.Abdul   Somad menyelesaikan  pendidikan  masternya  dalam  jangka  waktu  1  tahun  11 bulan dan meraih gelar D.E.S.A (Diplôme d‟Etudes Supérieurs Approfondies).
Ustadz Abdul Somad diketahui bekerja sebagai dosen bahasa arab dan tafsir hadist di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim dari tahun 2009. Selain itu dia juga mengajar sebagai Dosen Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Yayasan Masmur, Riau. Dalam Biografi Ustadz Abdul Somad, Dia juga pernah aktif sebagai Anggota MUI Provinsi Riau dan Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa‟il Nahdlatul Ulama dan anggota badan amil zakat di Riau dari tahun 2009 hingga 2014.
Kini Ustadz Abdul Somad aktif dalam memberikan ceramah agama islam di berbagai pelosok di wilayah Indonesia. Dimulai dari memberikan dakwah agama melalui kanal Youtube nama Ustad Abdul Somad semakin dikenal di masyarakat setelah video-video ceramahnya menjadi viral di internet.  Ceramah  atau  isi  dakwahnya  menegnai  agama  islam  sangat




berbobot  sesuai  dengan  kapasitas  dirinya  sebagai  seorang  ulama,  da‟i

sekaligus dosen agama islam.

Dalam menyampaikan dakwahnya, Ustadz Abdul Somad mengulas berbagai macam persoalan agama, khususnya kajian hadits dan ilmu fikih. Selain itu, ia juga banyak  membahas mengenai nasionalisme dan berbagai masalah terkini yang sedang menjadi pembahasan hangat dikalangan masyarakat. Namanya dikenal publik karena ilmu dan kelugasannya dalam memberikan penjelasan dalam meyampaikan dakwah yang disiarkan melalui siaran youtube.
Kajian-kajiannya yang tajam dan menarik membuat banyak orang suka dengan tausiahnya.Ulasan yang cerdas dan lugas, ditambah lagi dengan keahlian dalam merangkai kata yang menjadi sebuah retorika dakwah, membuat ceramah Ustadz Abdul Somad begitu mudah dicerna dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat.Banyak dari ceramah Ustadz Abdul Somad yang mengulas berbagai macam persoalan agama.Dan bahkan bukan itu saja, ceramah Ustadz Abdul Somad juga banyak yang membahas mengenai masalah-masalah terkini, nasionalisme dan  berbagai  masalah  yang  sedang  menjadi  pembahasan  hangat  di kalangan masyarakat.
Pertanyaan dari para jamaahnya ia jawab berdasarkan sesuai pandangan-pandangan imam mazhab dan mudah dimengerti.   Sosoknya yang cerdas dan gayanya yang sederhana membuat Ustad Abdul Somad




banyak disukai oleh jamaah atau masyarat sehingga ia banyak menerima undangan untuk ceramah.
a.   Riwayat Pengabdian

Pasca lulus dari Maroko, Ustadz Abdul Somad hingga saat ini aktif mengabdikan diri ke berbagai lembaga sebagai berikut:
    Dosen Bahasa Arab di Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau

    Dosen Tafsir dan Hadis di Kelas Internasional Fakultas Ushuluddin

UIN Suska Riau

    Dosen  Agama  Islam  di  Sekolah  Tinggi  Agama  Islam  Al-Azhar

Yayasan Masmur Pekanbaru

    Anggota MUI Provinsi Riau, Komisi Pengkajian dan Keorganisasian

Periode 2009–2014

Anggota Badan Amil Zakat Provinsi Riau, Komisi Pengembangan, Periode 2009–2014
    Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa‟il Nahdlatul Ulama Provinsi Riau,

Periode 2009–2014

b.  Karya Tulis

1)  Penerjemah buku (Arab-Indonesia)
Ustad  Abdul  Somad  juga  banyak  menerjemahkan  buku-buku dari  Timur  Tengah  yang  memuat  mengenai  permasalahan  seputar





71Profil ustadz Abdul Somad (www.biografiku.com diakses pada tanggal 7 Juli 2018)

72Profil Ustadz Abdul Somad (Id.m.wikipedia.org. diakses 7 Juli 2018)




rumah tangga dalam islam dan permasalah  lain dalam agama islam sebagai berikut:
Perbuatan  Maksiat  Penyebab  Kerusakan  Rumah  Tangga  (Judul Asli: Al-Ma‟ashi Tu‟addi ila Al-Faqri wa Kharab Al-Buyut), Penulis: Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Al- Kautsar, Jakarta, Maret 2008.
    55  Nasihat  Perkawinan  Untuk  Perempuan,  (Judul  Asli  :  55

Nashihat li al-banat qabla az-zawaj), Penulis: DR. Akram Thal‟at, Dar  at-Ta‟if, Cairo.  Diterbitkan  oleh  Penerbit  Cendikia  Sentra Muslim-Jakarta, April-2004.
    101 Kisah Orang-Orang Yang Dikabulkan Doanya (Judul Asli: 101

Qishash wa Qishah li Alladzina Istajaba Allah Lahum Ad-Du‟a‟, Majdi Fathi As-Sayyid. Diterbitkan oleh Pustaka Azzam – Jakarta, Desember 2004.
30 Orang Dijamin Masuk Surga (Judul Asli: 30 al-mubasysyarun bi al-jannah), DR.Mustafa Murad, Dar al-Fajr li at-Turats,Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Juli-2004.
15 Sebab Dicabutnya Berkah (Judul Asli: 15 sabab min asbab naz‟ al-barakah), Penulis: Abu Al-Hamd Abdul Fadhil, Dar ar-Raudhah- Cairo. Diterbitkan oleh Cendikia Sentra Muslim-Jakarta, Agustus-
2004

Indahnya Seks Setelah Menikah (Judul Asli : Syahr al-„asal bi la khajal), DR. Aiman Al-Husaini, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif, Jakarta, September 2004.




Beberapa Kekeliruan Memahami Pernikahan (Judul Asli: Akhta‟ fi mafhum az-zawaj, Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Progresif- Jakarta, September 2004.
Sejarah   Agama   Yahudi   (Judul   Asli:   Tarikh   ad-Diyanah   al- Yahudiyyah), diterbitkan oleh Pustaka al-Kautsar, Jakarta, Desember 2009.
2)  Karya Buku

Ustadz  Abdul  Somad  telah  menuliskan  beberapa  buku  yang menjadi best seller di kalangan ummat islam, di antaranya:
    37 Masalah Populer. Tafaqquh, 2014.

    77Tanya Jawab Shalat.Zanafa, 2013.

    Bunga Rampai: 30 Fatwa Seputar Ramadhan. Tafaqquh, 2012.

    Metode Takhrij Hadits. Suska Press, 2013

    33 Tanya Jawab Seputar Qurban. Tafaqquh Press-Riau, 2009.

3)  Thesis

Kajian  terhadap  para  periwayat  dalam  kitab  Shahih  al-Bukhari, Shahih Muslim dan al-Muwaththa‟ yang dinyatakan dhaif oleh imam an-Nasa‟I dalam kitab adh-Dhu‟afa‟ wa al-Matrukin.
B .  Analisis Data

Dalam penyajian data ini akan dijelaskan bagaimana gaya retorika dakwah Ustadz Abdul Somad.
1.   Gaya Bahasa Ustadz Abdul Somad

Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. Bahasa yang digunakan setiap orang  berbeda-beda,  memiliki  gaya  khas  cirri  masing-masing.  Oleh karena itu, gaya bahasa yang digunakan seorang pendakwah dalam berceramah juga memiliki karakteristik tersendiri.
Dalam buku diksi dan gaya bahasa Gorys Keraf, ada empat jenis gaya diantaranya:  gaya  bahasa berdasarkan pilihan kata,  gaya  bahasa berdasarkan nada, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna.
Berdasarkan  pengamatan,  Ustadz  Abdul  Somad  dalam ceramahnya menggunakan berbagai gaya bahasa baik dari segi pilihan kata, nada, struktur kalimat, dan langsung tidaknya makna.
a.   Gaya  bahasa  percakapan  digunakan  dalam  ceramah  Ustadz  Abdul Somad. Dalam gaya bahasa percakapan menggunakan kata-kata popular dan didukung dengan gaya bahasa yang lugas dan mudah dipahami. Gaya bahasa yang lugas membuat audiens tidak berpikir dua kali dalam memahami  maksud  dari  setiap  kata  yang  diucapkan  Ustadz  Abdul Somad. Ditunjukkan dengan kalimat pada potongan ceramah “makanya




dalam islam ada amar ma‟ruf nahi munkar. Kalian umat yang terbaik, kapan kalian menjadi umat yang terbaik?” dan “hafal do‟anya, hafal haditsnya, kenapa tidak diamalkan?”
b.   Peneliti menemukan gaya menengah. Gaya menengah adalah gaya yang diarahkan  untuk  usaha  untuk  menimbulkan  suasana  yang senang dan damai. Karena tujuannya adalah menciptakan suasana senang dan damai, maka nadanya juga bersifat lemah lembut, penuh kasih sayang, dan mengandung humor  yang sehat.  Pada kesempatan-kesempatan khusus seperti pesta, pertemuan dan rekreasi, orang lebih menginginkan ketenangan dan kedamaian. Seperti dalam potongan kalimat “insyaAllah seng melu ngaji malam iki melbu nang surgo kabeh” dan “bapak ibu yang dirahmati oleh Allah”. Kalimat tersebut disampaikan dengan nada yang lembut dan berisi penyampaian manfaat dari menghadiri ceramah agar audiens merasa senang dan faham akan manfaat dari ngaji dan pastinya mendapat rahmat dan dimuliakan oleh Allah SWT.
c.   Dalam  ceramahnya,  Ustadz  Abdul  Somad  juga  menggunakan  gaya bahasa paralelisme. Seperti dalam kalimat “al ibadatu fil khoroj, istiqamah beribadah pada saat banyak ujian, cobaan kahijratin ilayya. Sama seperti berhijrah bersama nabi Muhammad Saw” yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata.
d.   Peneliti juga menemukan gaya bahasa repetisi anafora. Dalam kalimat “Semua ada saatnya, ada saatnya sakit, ada saatnya menderita”. Yang mana berwujud pengulangan kata pertama pada tiap baris.




e.   Selain  itu terdapat  pula gaya bahasa repetisi  epistrofa.  Seperti  dalam kalimat “dari tadi kok takbir melulu, pak polisi naik takbir, pak rektor takbir, pembawa acara takbir.” Kata takbir diulang berkali-kali. Karena kata kunci dalam kalimat tersebut yaitu takbir.
f.  Gaya bahasa Erotesis atau pertanyaan retoris, juga terdapat dalam penyampaian ceramah Ustadz Abdul Somad. Dalam potongan ceramah “apa dosa kami ustadz? Kenapa maksiat dizaman kami lebih banyak merajalela?  Apa  kesalahan  kami?”  dalam  potongan  kalimat  tersebut, jelas sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban.
g.   Pada kalimat “hari berganti, musim berubah”mengandung gaya bahasa silepsis yang mana menggunakan dua kontruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan kata lain.
h.   Ustadz Abdul Somad juga menggunakan gaya bahasa hiperbola, suatau pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Seperti dalam kalimat “kartu nama sebesar amplop, ternyata berlimpah ruah, hijrahnya setengah hati, tadi macet luar biasa, gak tahu ujungnya dimana”
i.   Ustad Abdul Somad menggunakan  gaya bahasa personifikasi. Seperti dalam kalimat “kubiarkan pena ini menari-nari diatas kertas yang suci ini”. Dalam potongan kalimat tersebut mengandung makna personifikasi karena menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan.
j.   “Tidak ada guna ilmu kalau tidak berakhlaq” dan   “orang seperti ente ini, anda‟i hidup di zaman Nabi Muhammad Saw pasti ikut Abu Lahab”.




Kedua kalimat tersebut merupakan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna, yaitu gaya bahasa ironi. Yang mana kalimat tersebut merupakan sindiran. Yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan.

2.   Gaya Suara Ustadz Abdul Somad

Ustadz   Abdul   Somadmemliki   vokal   atau   suara   yang   bisa dikatakan lumayan bagus.Hal ini terbukti dari penyesuaian intonasi, tekanan-tekanan suara dia dalam menyampaikan ceramahnya.Ustadz Abdul  Somad  bisa  membedakan  kapan  harus  menggunakan  suara bernada tinggi dan kapan harus menggunakan suara bernada rendah.

Ustadz Abdul Somad dalam menyampaikan dakwahnya memperhatikan irama suara. Dalam ceramahnya, ia mampu mempergunakan tinggi rendahnya suara, keras dan tidaknya suara berdasarkan penghayatan materi. Serta mampu meletakkan jeda pada bagian tertentu sehingga mad‟u memahami isi ceramah apa saja yang disampaikan   oleh   Ustadz   Abdul   Somad.Dengan   mengatur   cepat lambatnya suara, sangat berpengaruh bagi mad‟u.karena jika suara yang dikeluarkan keras, lambat, dan terlalu cepat, maka akan berpengaruh bagi mad‟u dalam memahami isi ceramah yang disampaikan.




1) Pitch

a.   Ketika   Ustadz   Abdul   Somad   menyampaikan   kalimat   “Lalu kemudian berkembangkemajuan teknologi mereka mulai panda‟i menulisakhirnya mereka menuliskan diatas kertas kayu lontarkubiarkan  pena  ini  menari-nari  diatas  kertas  yang  suci iniuntuk mengungkapkan segala yang ada dalam hatikulalu kemudian setelah itu digulung dimasukan ke botol lalu dihanyuktan ke sungai ya hilang gimana mau sampai” suara Ustad Abdul Somad tidak melulu datar, akan tetapi ada nada yang naik turun dan juga turun naik.
Ketika mengucapkan kalimat “Lalu kemudian berkembang kemajuan teknologi” nada suara Ustadz Abdul somad naik turun yakni nada merendah lalu meninggi.
Kemudian mengucapkan kalimat “mereka mulai panda‟i menulis akhirnya mereka menuliskan diatas kertas kayu lontar kubiarkan pena ini menari-nari diatas kertas yang suci ini untuk mengungkapkan segala yang ada dalam hatiku”nada suara Ustadz Abdul somad mendatar
Kemudian pada pengucapan “lalu kemudian setelah itu digulung dimasukkan ke botol lalu dihanyutkan ke sungai” nada suara rendah.Ketika mengucapkan kalimat “ya hilang, gimanamau sampai” nada suara Ustadz Abdul somad naik turun
b.   Saat  menyampaikan  kalimat  “Apa  dosa  kami  ustadz  kenapa

maksiat di zaman kami telah lebih banyak merajalela apa kesalahan




kami  kenapa  kita  hidup  di  zaman  sekarang.  Sabar  adik-adiku

sekalian”

Ketika menyampaikan kalimat diatas, kebanyakan Ustadz Abdul Somad menggunakan nada suara yang tinggi pada kalimat “Apa dosa kami ustadz kenapa maksiat di zaman kami telah lebih banyak merajalela apa kesalahan kami kenapa kita hidup di zaman sekarang”
Sedangkan   pada   kalimat   “Sabar   adik-adiku   sekalian” Ustadz Abdul Somad menggunakan nada suara naik turun yaitu dari nada tinggi kenada rendah.
c.   Saat  mengucapkan  kalimat  “InsyaAllah  kita  semua  orang  yang baik-baik zaman sekarang anak muda malam ahad malam libur mau kemasjid itu sudah baik” Juga didominasi dengan nada suara yang   tinggi   dalam   menyampaikan   ceramahnya.   Yaitu   dalam kalimat “zaman sekarang, anak muda, malam ahad, malam libur”
sedangkan  dalam  kalimat  “InsyaAllah  kita  semua  orang yang baik-baik” menggunakan nada suara mendatar” dan dalam kalimat “mau kemasjid itu sudah baik” menggunakan nada naik turun.
d.   Saat  mengucapkan  kalimat  “Bapak  ibu  yang  dimuliakan  oleh Allah, jadi yang pertama tanamkan keyakinanla tatahaaraku dzarratan illa bi idznillahitidak ada yang bergerak di alam semestakecuali dengan izin Allah, tapi manusia diberikan Allah




kuasa. Ustadz Abdul somad menggunakan berbagai macam nada yakni nada mendatar, naik dan naik turun.
Dalam kalimat “Bapak ibu yang dimuliakan oleh Allah, jadi yang pertama tanamkan keyakinan” menggunakan nada mendatar.
Ketika menyampaikan kalimat “la tatahaaraku dzarratan illa bi idznillahi, tidak ada yang bergerak di alam semesta” Ustadz Abdul   Somad   mengunakan   nada   meninngi.Sedangkan   dalam kalimat “kecuali dengan izin Allah, tapi manusia diberikan Allah kuasa” diamenggunakan nada suara naik turun.
e.   Di saat menyampaikan kalimat “Merubah karakter, sifat, bawaan, susah sekali. Membiasakan minum tangan kanan aja susah, minumlah dengan tangan kanan, setan minum pakai tangan kiri. Selesai acara minumnya pakai tangan kiri, lailahaillallah” ustadz Abdul somad bervariasi dalam menggunakan nada suara.  Yakni dengan nada suara turun naik, meninggi, datar, dan naik turun.
Dalam nada meninggi, ustadz Abdul Somad mengucapkan pada kalimat “Membiasakan minum tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, dan setan minum pakai tangan kiri”
Ketika mengucapkan kalimat “aja susah dan laila haillah” menggunakan nada suara mendatar.Sedangkan dalam kalimat “merubah karakter, sifat, bawaan, susah sekali” menggunakan nada suara turun naik.
Kalimat   “selesai   acara   minumnya   pakai   tangan   kiri”

menggunakan nada suara naik turun.




2)  Pause

Dalam menyampaikan ceramahnya, Ustadz Abdul Somad juga memberikan jeda pada setiap kata yang dianggap perlu supaya mad‟u dapat memahami isi ceramah yang disampaikan oleh dia.
a.   Saat mengucapkan kalimat “Bapak ibu yang dimuliakan Allah, sokhikhul aqidah, al istiqamah fil ibadahyang ketiga   khusnul khuluqakhlaqnya   baik.   tidak   ada   guna   ilmu   banyaktittle panjang sampai kartu nama sebesar amplopkalau tidak ada akhlaq” Ustadz Abdul Somad memberikan jeda pada kata “Bapak ibu yang dimuliakan Allah”,  “sokhikhul aqidah”, “al istiqamah  fil  ibadah”,  “yang  ketigakhusnul  khuluq”, “akhlaqnya baik”, “tidak ada guna imu banyak/ tittle panjang sampai kartu nama sebesar amplop”, dan “kalau tidak ada akhlaq”
b.   Ketika Ustadz Abdul Somad mengatakan kalimat “Semua ada saatnya, ada saatnya sakit, ada saatnya menderita, tapi ada saatnya itu dituliskan menjadi kenangan yang indah untuk diceritakan” Ustadz Abdul Somad memberikan jeda pada kata “Semua ada saatnya”, “ada saatnya sakit”, “ada saatnya menderita”, “tapi ada saatnya itu dituliskan menjadi kenangan yang indah untuk diceritakan”.




Ustadz Abdul Somad menyampaikan ceramahnya dengan tempo yang  pas,  santai.Tidak  terlalu  cepat  dan  tidak  terlalu  lambat.Sesuai dengan  materi  yang  sedang  dibawakannya  sehingga  para  mad‟u bisa mmemahami isi ceramah yang disampaikan.

3.   Gaya Gerak Tubuh Ustadz Abdul Somad

Gaya gerak tubuh merupakan salah satu bentuk isyarat yang harus diperhatikan seorang da‟i.Jika  sikap badan negatif, pasti akan muncul penafsiran yang negatif begitupun sebaliknya. Gerak tubuh juga membantu menguatkan bunyi vokal,memberi kerangka atau menguatkan ucapan bagi seorang pembicara.
Dalam berceramah, Ustadz Abdul Somad tidak   menggerakkan tubuhnya,   hanya   tangan   dia   yang      bergerak   ketika   memberikan penekanan pada materi ceramahnya.

BAB V


PENUTUP


A.  Kesimpulan

Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.   Gaya bahasa Ustadz Abdul Somad menggunakan  gaya bahasa yang bervariasi yakni yakni gaya bahasa berdasarkan pilihan kata yaitu gaya bahsa  percakapan,  gaya  berdasarkan  nada  yaitu,  gaya  menengah,  gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat yaitu gaya bahasa paralelisme, anafora, episfora dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yakni gaya bahasa ironi, personifikasi, hiperbola, sinepsis, erotesis.
2.   Gaya suara Ustadz Abdul Somad di Masjid Ulul Azmi Kampus C Unair dengan tema “Generasi Rabbani Masa Kini”Ustadz Abdul Somad dalam menyampaikan dakwahnya   memperhatikan irama suara yakni pitch dan pause. Dalam ceramahnya, dia mampu mempergunakan tinggi rendahnya suara, keras dan tidaknya suara berdasarkan penghayatan materi. Serta mampu meletakkan jeda pada bagian tertentu sehingga mad‟u memahami isi ceramah  apa  saja  yang  disampaikan  oleh  Ustadz  Abdul  Somad.dengan tempo yang pas, santai. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Sesuai dengan materi yang sedang dibawakannya sehingga para mad‟u bisa mmemahami isi ceramah yang disampaikan.
3.   Gaya gerak tubuh Ustadz Abdul Somad selain  menggunakn




bahasa verbal, Ustadz Abdul Somad juga mengunakan komunikasi non verbal. Mulai dari pakaian berpakaian rapi dan sopan menggunakan baju koko berwarna putih lengkap dengan peci berwarna hitam dan dipadupadankan   dengan   surban   yang   berwarna   hijau.   Memberikan senyuman disaat menyampaikan ceramahnya.  Dia   mengerakkan tangan, jari, dan sorotan mata sebagai komunikasi non verbal yang mana untuk memperteguh, menekankan komunikasi verbalnya.
B.  Saran

Untuk  semua  orang  siapa  pun  terutama  yang  berkecampung  di  dunia public speaking. Janganlah berhenti untuk belajar berbicara terutama dalam penggunaan gaya bahasa. Karena semakin baik gaya bahasa yang kita kuasai semakin baik pula penilaian terhadapnya, begitu pun sebaliknya.



                                        


















Komentar

  1. kajian formal; metode dakwah UAS dalam mengelaborasi antara gaya bahasa dan gestur tubuh
    buat rumusan permamasalahan
    tujuan penelitian

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer