Muhammad Asiroji Alamul Huda - B91218118
Pesan Dakwah Guntur Soeharjanto
dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa di media sosial (Analisis Wacana)
PENDAHULUAN
BAB I
- Latar Belakang
Dakwah melalui film, menurut para ahli juga dinilai
efektif. Sebagaimana yang dikatakan Ali Aziz5, bahwa efektivitas media auditif seperti radio lebih rendah jika
dibandingkan audio visual seperti film. Dan menurutnya, film memiliki kelebihan
yang tidak dimiliki oleh media lain, seperti misalnya pers bersifat visual
saja, radio bersifat auditif, maka film justru mencakup semuanya (audio
visual). Sehingga tidak hanya cocok digunakan dalam media pendidikan saja.
Kelebihan lain dari media film sebagai media dakwah adalah da’i dalam
menyampaikan pesan dakwahnya dapat diperankan seorang tokoh pemain dalam
produksi film, tanpa harus ceramah dan berkhutbah seperti halnya pada majlis
taklim. Sehingga secara tidak langsung para penonton merasa tidak merasa
diceramahi atau digurui. Selain itu pesan dakwah dalam film lebih mudah
disampaikan pada masyarakat, karena pesan verbal diimbangi dengan pesan visual
yang memiliki efek yang sangat kuat terhadap sikap dan perilaku mad’u.
Hal ini terjadi karena dalam film selain pikiran, perasaan pemirsa pun
dilibatkan.
Film 99 Cahaya di Langit
Eropa sendiri merupakan film drama religi rilis tahun 2013 yang ditulis oleh
Guntur Soeharjanto yang mengadopsi kisah dari novel dengan judul yang sama
karya Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendrea yang mengisahkan bagaimana
mereka beradaptasi di negara Eropa yang yang berbeda agama, ras, etnis, dan
budaya. Film ini terbagi menjadi 2
bagian. Film ini di adaptasi dari sebuah novel yang ceritanya di angkat dari
pengalaman penulis novel ini yaitu Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.
Film ini
mengisahkan pengalaman seorang jurnalis asal Indonesia yang sedang menemani
suaminya menjalani kuliah doktorat di Vienna, Austria. Mengisahkan bagaimana mereka
beradaptasi, bertemu dengan berbagai sahabat hingga akhirnya menuntun mereka
kepada jejak-jejak agama Islam di benua Eropa yang dibawa oleh bangsa Turki di era Merzifonlu
Kara Mustafa Pasha dari Kesultanan Utsmaniyah. Selain
itu film ini juga menceritakan tentang berbagai konflik yang terjadi dalam
kehidupan karakter-karakternya. Berselisih paham mengenai agama, dan
sebagainya.
- Objek Kajian
1. Objek Material
Pesan Dakwah Guntur Soeharjanto dalam
film 99 Cahaya di Langit Eropa di medsos (Analisis Wacana)
2.
Objek Formal
Wacana
Pesan Dakwah
Guntur Soeharjanto dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa di medsos (Analisis Wacana)
ditinjau dari media sosial
- Rumusan Masalah
1. Apa saja makna pesan dakwah
dalam film 99 cahaya di langit Eropa yang dianalisis
secara semantik?
- Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetauhi isi pesan dakwah dalam film 99 cahaya di langit Eropa
- Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Memberikan pemahaman bagi masyarakat bahwa hidup di negara Eropa yang
mayoritas beragama nonmuslim adalah tantangan yang tidak mudah. Hal tersebut
dirasakan oleh Rangga selama tiga tahun belajar di Austria. Rangga selalu
dihadapkan permasalahan makanan yang selalu bercampur dengan daging babi.
Memerlukan keimanan yang kuat dan pemahaman Islam yang baik agar bisa bertahan
hidup di negara Eropa sebagamana visualisasi kehidupan dan pengalaman hidup
Rangga dalam scene tersebut.
2. Bagi Praktisi Dakwah
Film merupakan salah satu media yang sangat efektif untuk dijadikan media
dakwah alternatif untuk masa kini dan akan datang. Dengan segala kelebihan dan
kekurangannya, paling tidak ia merupakan salah satu media komunikasi massa ini
memilik banyak peran dalam mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan
muatan dibaliknya.
3. Bagi Peneliti
Hasil
penelitian diharap dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk program atau
kebijakan dan diaplikasikan pada masyarakat serta menambah wawasan dan pengalaman.
- Thesis Statement
Dalam penelitian ini kami ingin menemukan makna pesan yang
dibangun di dalam film 99 Cahaya d Langit Eropa yang terdiri dari 2 part.
- Paradigma Naturalis
Film adalah gambara-hidup, juga
sering disebut movie. Film sering disebut “sinema”. Film dihasilkan dengan
rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figure palsu) dengan kamera.
Film juga didefenisikan sebagau serentetan gambar yang bergerak dengan atau
tanpa suara, baik yang terekam pada film, video tape, video disk, atau media
lainnya. Sedangkan bahasa film adalah bahasa gambar.
Film menyampaikan ceritanya melalui serangkaian
gambar yang bergerak, dari satu adegan ke adegan lainnya, dari satu emosi ke
emosi lain, dari satu peristiwa ke peristiwa yang lain. Faktor utama dalam film
adalah kemampuan gambar bercerita kepada publik penontonnya. Film pertama kali
diciptakan pada tahun 1805 oleh Lumiere Brithers. Kemudian pada tahun 1899
George Melies mulai menampilkan film dengan gaya editing yang berjudul ”Trip To
The Moon”. Pada tahun 1902 Edwin Peter membuat film yang berjudul “Life Of In
American Fireman”.
Kebutuhan manusia akan hiburan
melalui sebuah gambar yang bergerak lama kelamaan mulai menarik minat
masyarakat luas pada umumnya. Di sini mulai terletak adanya sebuah organize
yang akan mengatur atau menyuplai film. Masuknya film sebagai dunia industri
berawal organisasi perfileman. Sebuah karya film mulai diperjualbelikan atau
dengan kata lain mulai ada value yang harus dikeluarkan oleh masyarakat, mulai
ada peraturan-peraturan tentang segala hal yang berkaitan dengan film.
H.
Landasan Teori Konstruksi
Manusia selalu bertindak sebgai agen dalam mengkonstruksikan
realitas kehidupan sosial. Teori ini memunculkan teori interaksionisme dan juga
muncul dalam perpektif etnomenologi. Perilaku manusia secara fundamental
berbeda dengan perilaku objek alam. Manusia yang selalu bertindak sebagai agen
dalam mengkonstruksi realitas kehidupan sosial. Menurut Max Weber tindakan
individu sebagai pusat kajiannya, mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang
mengusahakan pemahaman interpretative mengenai tindakan sosial. Tindakan sosial
berhubungan dengan rasionalitas, pola rasionalitas yang ada tidak sekedar
bagian dari individu tapi meluas ke dalam masyarakat.
Manusia mengkonstruk realitas sosial meskipun melalui proses
subjektif namun dapat berubah menjadi objektif. Proses konstruktif melalui
pembiasaan tindakan. Teori konstruksi sosial lebih mengembangkan antara
struktur masyarakat dan individu dibandingkan dengan fenomenologi. Rekonstruksi
dan sintesanya mengandung bias karena cenderung hanya membongkar struktur
logika sebagai prespektif teoritik.
I.
Sistematik Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini, untuk lebih mudah memahami
penulisan ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada
bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan, manfaat penelitian, objek kajian, kontribusi, thesis statement,
paradigm naturalis, landasan teori konstruksi, dan sistematika penulisan.
BAB II: BIOGRAFI SUTRADARA DAN MATERI FILM 99 CAHAYA DILANGIT EROPA
Pada
bab ini akan menjelaskan tentang materi film 99 cahaya dilangit eropa, , dan
biografi sutradara yang berisi tentang latar belakang, karya-karya , tujuan
pembuatan film.
BAB III: PENDIDIKAN KARAKTER
Pada
bab ini berisikan tentang deskripsi pendidikan karakter, tujuan pendidikan
karakter, fungsi pendidikan karakter, media pendidikan karakter, macam-macam
pendidikan karakter yang berisi tentang
nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa,
diri sendiri, sesame, lingkungan, kebangsaan.
BAB IV: NILAI-NILAI PESAN DAKWAH PADA FILM 99 CAHAYA DILANGIT EROPA
Dalam
bab ini akan membahas nilai-nilai pesan dakwah pada film 99 cahaya dilangit
eropa.
BAB V: PENUTUP
Dalam bab ini berisikan kesimpulan,
saran, dan kritik yang merupakan jawaban langsung dari permasalahan yang ada.
10
User dakwah
1.
Film 99 cahaya di langit eropa
2. Komunikasi dakwah melalui
channel Youtube
3. Strategi dakwah
muhammadiyah
4. Gaya Komunikasi Mamah
Dedeh
5. Pengaruh dakwah akun
instagram @fuadbakh
6. Pesan dakwah dalam film
Surga yang Tak Dirindukan
7. Gaya ceramah Ustadz Hanan
Attaki
8. Pesan dakwah dalam akun
instagram @beraniberhijrah
9. Pesan dakwah dalam lagu
Insyaallah Maher Zain
10. Ceramah Ustadz Adi Hidayat
Pilihan bahan penelitian
"Film 99 Cahaya Di
Langit Eropa'"
- Jurnal
Judul
: Pesan Ideologi dalam Film 99 Cahaya di Langit Eropa
Penulis
: ikerniaty A. T. Sandili
- Skripsi
Judul : Ekranisasi Novel Ke BentukFilm 99 Cahaya Di Langit
Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra
Penulis : Devi Shyviana Arry YantI
- Thesis
Judul : Kajian
Bandingan Novel Dengan Film 99 Cahaya Di Langit Eropa Dan Pemanfaatannya
Sebagai Bahan Ajar Teks Alih Wahana Di Sma
Penulis : Yayu Kurniawati
- Disertasi
Komentar
Posting Komentar