Erin Rahma Rahastri - B91218104
NILAI OPTIMISME YANG TERKANDUNG DALAM FILM NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI
(https://youtube.be/MIMZqxf-YWE)
Di ajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Logika Saintifik
Disusun Oleh :
Erin Rahma Rahastri
( B91218104)
KELAS A2
Dosen Pengampu :
Drs. Masduqi Affandi, M. Pd. I
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan kreatifitas yang berbeda -beda. Manusia dapat berpikir dalam memilih baik dan buruknya sesuatu berdasarkan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan sekitarnya. Nilai keagamaan di suatu masyarakat akan berbeda makna tergantung kepada cara pandang masyarakat terhadap budaya yang dianutnya. Media biasanya digunakan seseorang dalam memahami nilai yang berbeda. Media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi. Film adalah salah satu media yang dapat dijadikan untuk mengetahui sekaligus memahami nilai yang terkandung dalam sebuah film.
Masyarakat sering menilai dengan nilai illahiah dan insaniah. Nilai illahiah adalah nilai yang diperintahkan oleh Tuhan. Nilai-nilai ini benar-benar mutlak bagi manusia. Sedangkan nilai insaniah adalah nilai yang tumbuh dan berkembang seiring perkembangan zaman yang sesuai dengan kesepakatan manusia. Namun ada beberapa masyarakat yang menilai berdasarkan konvensional atau kesepakatan bersama. Nilai ini akan menjadi tradisi dan norma yang diwariskan secara turun-temurun. Di era zaman yang sudah modern ini maka media sangat berperan aktif dalam dampak hidup manusia, oleh karena itu media yang memuat film,berita maupun hiburan hendaknya memiliki dampak positif.
Film ini dapat di jadikan bahan penelitian karena mengandung pesan-pesan optimis yang dapat dijadikan inspirasi dan motivasi bagi penonton untuk merubah mindset hidup yang awalnya pesimis, kemudian berusaha memperbaiki diri menuju ke arah yang lebih baik dan lebih semangat untuk mewujudkan mimpi.
B. OBJEK KAJIAN
1. Kajian Material
Ahmad Fuadi dalam pesan dakwah melalui film Negeri 5 Menara
2. Kajian Formal
Makna pesan yang di analisis dengan nilai-nilai positif yang terkandung dalam film Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi.
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang hendak di carikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya mencakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan di teliti :
1. Apa makna pesan yang terkandung dalam nilai-nilai positif dalam Film Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi.
D. TUJUAN PENELITIAN
Ingin mengetahui dan memahami kandungan pesan optimis dan nilai-nilai religius dalam film Negeri 5 Menara.
E. KONTRIBUSI
Ada 3 manfaat yang dapat diambil dari penelitian dalam pesan dakwah dalam film Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi.
1. Bagi masyarakat umum, dapat menambah wawasan dan pengembangan dalam bermedia.
2. Bagi praktisi dakwah, media massa ( film ) merupakan media yang sangat efektif untuk dijadikan media dakwah alternative masa kini dan yang akan datang.
3. Bagi peneliti, penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetauan dan pemahaman dalam memahami pesan-pesan yang di sampaikan dalam sebuah film.
F. THESIS STATEMENT
Dalam penelitian ini, peneliti ingin menemukan nilai-nilai religius yang terkandung dalam film Negeri 5 Menara. Film ini pun dapat meningkatkan hubungan muamala yang baik.
G. PARADIGMA NARTURALIS
Media adalah sarana yang paling utama di era digital seperti ini. Dengan menggunakan media elektronik maupun tulis maka kita dapat mengetahui berbagai informasi dari penjuru dunia. Oleh karena itu media digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
Adanya media dapat membantu kita untuk mengetahui informasi lebih cepat dan merupakan alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan. Media juga dapat di manfaatkan sebagai sarana pembelajaran serta alat komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual.
Di era digital ini media dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan untuk belajar di kalangan muda maupun tua. Oleh karena itu maka media sangat berkembang pesat dan sudah merajalela. dengan demikian media harus dapat di manfaatkan dengan sebaik-baiknya salah satunya yaitu sebagai sarana berdakwah maupun pembelajaran.
H. LANDASAN TEORI KONSTRUKSI
Manusia selalu bertindak sebgai agen dalam mengkonstruksikan realitas kehidupan sosial. Teori ini memunculkan teori interaksionisme dan juga muncul dalam perpektif etnomenologi. Perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku objek alam. Manusia yang selalu bertindak sebagai agen dalam mengkonstruksi realitas kehidupan sosial. Menurut Max Weber tindakan individu sebagai pusat kajiannya, mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mengusahakan pemahaman interpretative mengenai tindakan sosial. Tindakan sosial berhubungan dengan rasionalitas, pola rasionalitas yang ada tidak sekedar bagian dari individu tapi meluas ke dalam masyarakat.
Manusia mengkonstruk realitas sosial meskipun melalui proses subjektif namun dapat berubah menjadi objektif. Proses konstruktif melalui pembiasaan tindakan. Teori konstruksi sosial lebih mengembangkan antara struktur masyarakat dan individu dibandingkan dengan fenomenologi. Rekonstruksi dan sintesanya mengandung bias karena cenderung hanya membongkar struktur logika sebagai prespektif teoritik.
SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan penelitian ini, untuk lebih mudah memahami penulisan ini, maka disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, objek kajian, kontribusi, thesis statement, paradigm naturalis, landasan teori konstruksi, dan sistematika penulisan.
BAB II: GAMBARAN UMUM FILM NEGERI 5 MENARA
Pada bab ini akan menjelaskan tentang pengarang cerita dan penokohan dalam film serta sedikit menceritakan bagaimana alur film.
BAB III: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan tentang deskripsi pendidikan karakter, tujuan film itu di buat dan nilai-nilai optimis yang terkandung dalam film.
BAB IV: PENUTUP
Dalam bab ini berisikan kesimpulan, saran, dan kritik yang merupakan jawaban langsung dari permasalahan yang ada.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Untuk menghindari kesamaan terhadap penelitian yang telah ada
sebelumnya, maka penulis mengadakan peninjauan terhadap penelitian yang telah ada sebelumnya, diantaranya sebagai berikut:
Penelitian skripsi yang ditulis oleh Rina Hidayatul Khadimah,
mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011 yang berjudul Pendidikan
Karakter Dalam Novel Negeri 5 Menara Karya A. Fuadi Perspektif
Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini mengulas beberapa pendidikan karakter yang terdapat dalam cerita novel Negeri 5 Menara: Pertama,
pendidikan karakter dirumah, yaitu; cinta dan kasih sayang, berlaku adil,
serta karakter kasih sayang kepada orang tua. Kedua, pendidikan karakter
disekolah, yaitu: percaya diri, ramah, disiplin, hormat dan santun, sabar,
kreatif dan cinta tuhan dan segenap ciptaan-Nya. Persamaan penelitian
yang dilakukan Rina Hidayatul Khadimah dengan penelitian yang
dilakukan penulis adalah sama-sama meneliti tentang Negeri 5 Menara.
Yang membedakan, penelitian yang dilakukan Rina Hidayatul Khadimah
menggunakan metode analisis isi (Content Analisys) untuk menganalisis
novel, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis menggunakan analisis
semiotik dengan objek Nilai Optimis Dalam Film Negeri 5 Menara.
Penelitian tentang nilai optimis pernah dilakukan oleh Zunita
Fitria, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2010 yang berjudul Nilai Optimisme
Dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata dan Relevansinya terhadap Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini memfokuskan pada
sikap optimisme yang dikembangkan dalam diri anak, yaitu:
a) tetap memiliki semangat juang yang tinggi.
b) memiliki prestasi yang bagus dibidang olahraga.
c) memiliki prestasi akademik yang tinggi.
d) lebih bahagia dan puas dalam hubungan sosial.
e) lebih cepat pulih dari emosi negatif ke depresi.
f) lebih sehat secara fisik dan mental.
penelitian yang dilakukan Zunita Fitria dengan penelitian yang dilakukan
penulis adalah sama-sama meneliti tentang nilai optimis. Yang
membedakan, penelitian yang dilakukan Zunita Fitria menggunakan
metode analisis isi (Content Analisys) untuk menganalisis novel,
sedangkan penelitian yang dilakukan penulis menggunakan analisis
semiotik dengan objek Nilai Optimis Dalam Film Negeri 5 Menara.
Penelitian selanjutnya berkaitan dengan film adalah skripsi Rohana
Fitria, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2012 yang berjudul “Nilai-Nilai
Optimisme Dalam Film Si Anak Kampoeng Karya Damien Dematra
Tinjauan Perspektif Pendidikan Agama Islam”. Penelitian ini
memfokuskan pada nilai optimisme perspektif agama Islam, yaitu:
Pertama, masalah aqidah (keimanan). Kedua, masalah syari‟ah
(keislaman). Ketiga, masalah Akhlak (ihsan). Persamaan penelitian yang
dilakukan Rohana Fitria dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah
sama-sama meneliti tentang film serta meneliti tentang nilai optimis. Yang
membedakan, penelitian yang dilakukan Rohana Fitria menggunakan
metode analisis isi (Content Analisys) untuk menganalisis film, sedangkan
penelitian yang dilakukan penulis menggunakan analisis semiotik dengan
objek Nilai Optimis Dalam Film Negeri 5 Menara.
BAB III
METODOLOGI PEMBAHASAN
Secara garis besar pembahasan pada skripsi terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu : pendahuluan, isi dan penutup. Setiap bagian tersusun dalam
beberapa bab, yang masing-masing memut sub-sub bab yaitu:
BAB I. Membahas tentang keseluruhan penelitian yang akan
dilakukan serta pokok-pokok permasalahannya yaitu pendahuluan yang
meliputi: penegasan judul, latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori,
metode penelitian, sistematika pebahasan.
BAB II. Memuat tentang gambaran umum film Negeri 5 Menara, diantaranya deskripsi film, pemain dan crew, biografi, sinopsis, karakter
tokoh film Negeri 5 Menara.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Tentang Nilai Optimis
Pengertian nilai terdapat berbagai penafsiran. Penafsiran nilai
yaitu sesuatu yang baik, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang
berharga, sesuatu yang worth while, sifat nilai moral yaitu bersifat
normatif, mengikat individu sebagai manusia dan wajib
direalisasikan. Dalam kamus Purwadarminta mengatakan nilai adalah
harga dalam tafsiran misalnya intan, harga sesuatu misalnya uang,
angka kepandaian, kadar mutu, sifat atau hal-hal penting dan berguna
bagi kemanusiaan, misalnya nilai-nilai agama.
Optimis merupakan suatu pandangan yang oleh ahli psikologi
disebut dengan pendayagunaan diri, keyakinan bahwa orang
mempunyai penguasaan akan peristiwa-peristiwa dalam hidupnya dan
dapat menghadapi tantangan ketika tantangan itu muncul.Dalam
islam sering disebut dengan Raja` yaitu selalu mengaitkan hati
terhadap sesuatu yang disukai pada masa yang akan datang (ta`liq al-
qalbi bi mahbub fi mustaqbal) dan harus dilalui oleh usaha yang
sungguh-sungguh.
Selain itu, Lopez dan Snyder berpendapat optimis adalah suatu
harapan yang ada pada individu bahwa segala sesuatu akan berjalan
menuju ke arah kebaikan. Perasaan optimis membawa individu pada
tujuan yang diinginkan, yakni percaya pada diri dan kemampuan yang
dimiliki. Sikap optimis menjadikan seseorang keluar dengan cepat dari
permasalahan yang dihadapi karena adanya pemikiran dan perasaan
memiliki kemampuan. Juga didukung anggapan bahwa setiap orang
memiliki keberuntungan sendiri-sendiri.
Sedangkan lawan dari optimis adalah pesimis. Setiap tindakan
yang dilakukan oleh orang yang memiliki sifat pesimis tidak pernah
yakin akan segala kemampuan yang dimiliki, selalu takut gagal dan
kegagalan yang dihadapi menjadi beban sehingga tidak termotivasi
untuk melakukan perbaikan.
Menurut Seligman, seperti yang dikutip oleh lawrence. E.
Shapiro, perbedaan mendasar antara kaum optimis dan kaum pesimis
adalah cara mereka menjelaskan peristiwa, entah baik atau buruk.
Kaum optimis percaya bahwa peristiwa positif yang membahagiakan
bersifat permanen (akan terus terjadi dalam situasi berbeda-beda).
Kaum optimis juga merasa bertanggung jawab untuk mengusahakan
hal-hal yang terjadi. Jika sesuatu hal yang buruk terjadi, mereka
memandang kejadian ini sementara dan spesifik untuk situasi
bersangkutan. Mereka juga realistis bila telah menyebabkan kejadian
buruk itu terjadi.
Sedangkan kaum pesimis berfikir dengan cara yang
berlawanan yaitu peristiwa baik dianggap sementara, peristiwa buruk
dianggap permanen, artinya peristiwa baik terjadi akibat nasib baik
atau kebetulan, sedangkan peristiwa buruk lebih dapat diperkirakan.
Kaum pesimis juga sering sembarangan dalam menetapkan siapa saja
yang salah. Ia cenderung menyalahkan diri sendiri atas segala kejadian
buruk, atau menyalahkan orang lain.
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk selalu optimis
dalam menjalani kehidupan. Beberapa ayat Al-Qur`an yang
menerangkan tentang optimis, diantaranya adalah dalam surat Yusuf
ayat 87 dan surat Az-Zumar ayat 53, yaitu sebagai berikut:
Wahai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang
Yusuf dan saudaranya, dan jangan kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan
kaum yang kafir. (Q.S. Yusuf: 87)
Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampui batas terhadap
diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang. (Q.S. Az-
Zumar: 53).19
Dari ayat di atas, penulis menyimpulkan bahwa islam sangat
menekankan kepada umatnya agar senantiasa berfikir positif dan
memiliki kesungguhan dalam melaksanakan hidup untuk meraih
sebuah kesuksesan, karena pemikiran yang positif akan melahirkan
akal yang sehat, dengan akal yang sehat itulah orang akan berupaya
menjalani hidup ini dengan penuh kesungguhan. Tanpa kesungguhan
dan keyakinan dalam meraih sebuah kehidupan ini, maka apa yang
dilakukan hanyalah sia-sia belaka.
Menurut Snyder dalam buku Emotional Intelligence yang ditulis oleh
Daniel Goleman, disebutkan bahwa ciri-ciri orang yang mempunyai sikap
optimis adalah
a. Memiliki Pengharapan yang Tinggi
b. Mampu Memotivasi Diri
c. Merasa Cukup Banyak Akal untuk Menemukan Cara Meraih Tujuan.
d. Memiliki Kepercayaan Diri yang Tinggi
e. Tidak Bersikap Pasrah
2. Tanda dan Makna Dalam Film
Menurut Onong Uchyana Effendi, film merupakan medium
komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan, tetapi untuk
penerangan dan pendidikan.
Sedangkan menurut Jakob Sumardjo, dari
pusat pendidikan film dan televisi, menyatakan bahwa film berperan
sebagai pengalaman dan nilai.
Selain itu film juga merupakan bidang kajian yang sangat
relevan bagi analisis semiotika. Sebagaimana dikatakan oleh Art van
Zoest, film dibangun dengan tanda semata-mata. Tanda-tanda itu
termasuk berbagai sistem tanda yang bekerjasama dengan baik untuk
mencapai efek yang diharapkan. Pada film digunakan tanda-tanda
ikonis, yaitu tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu.
Maka dari itu, pendekatan yang dipilih oleh penulis adalah pendekatan Charles Sanders Peirce yang terkenal dengan teori
tandanya yaitu teori segi-tiga makna (triangle meaning) atau disebut
juga hubungan triadik yang terdiri atas tanda, objek, dan interpretan.
Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk cuplikan frame dan
dialog dari scene-scene khususnya yang mengandung nilai optimis
yang terdapat dalam film Negeri 5 Menara. Data-data kualitatif tersebut kemudian diinterpretasikan dengan rujukan, acuan, atau
referensi-referensi lain secara ilmiah.
BAB V
KESIMPULAN
Film Negeri 5 Menara merupakan contoh hiburan yang bisa
dijadikan pembelajaran untuk diambil hikmahnya. Terdapat pesan bahwa
setiap kejadian itu adalah ketentuan Allah SWT yang harus kita jalani dengan hati yang lapang dan penuh kesungguhan. Dari uraian dan analisis
yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa nilai optimis dalam film Negeri 5 Menara, antara lain:
Memiliki pengharapan yang Tinggi, digambarkan dengan cara menginterpretasikan hubungan tanda dengan objek yang terdapat pada
scene Alif ingin seperti BJ. Habibie, selain itu alif juga ingin ke
Amerika manjadi jurnalis yang sukses dan terkenal.
Mampu Memotivasi Diri, digambarkan dengan cara
menginterpretasikan hubungan tanda dengan objek yang terdapat pada
scene, Alif mengikuti Syams Megazine dan juga mendapat motivasi
dari Ayah serta Ustadz Salman.
Merasa Cukup Banyak Akal untuk menemukan Cara Meraih Tujuan,
digambarkan dengan cara menginterpretasikan hubungan tanda dengan
objek yang terdapat pada scene Alif menemukan jalan keluar saat
mobil yang dikendarainya mogok di tengah perjalanan pulang dan Alif
dalam pencarian berita.
Memiliki Kepercayaan Diri yang Tinggi, digambarkan dengan cara
menginterpretasikan hubungan tanda dengan objek yang terdapat pada
scene Alif bersiap diri untuk mewawancarai Kyai Rais dan Alif
mewawancarai Kyai Rais di kediamannya.
Tidak Bersikap Pasrah, digambarkan dengan cara menginterpretasikan
hubungan tanda dengan objek yang terdapat pada scene Alif
mengerjakan tugas beritanya hingga larut malam, Alif berusaha foto
bersama Sarah dan Alif bermunajat kepada Allah.
SEPULUH USERS
TENTANG FILM “ NEGERI 5 MENARA “
REFERENSI :
1. JURNAL : ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM FILM NEGERI 5
MENARA ( Jurnal Parole) Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia.
2. SKRIPSI : NILAI OPTIMIS DALAM FILM “ NEGERI 5 MENARA “
( hhtps://digilibuinsuka.ac.id)
Komentar
Posting Komentar