Iklilul Karim - B01218107
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra
pada umumnya adalah gubahan kata-kata yang melibatkan unsur emosional terhadap
pengarangnya untuk berkreasi dan mengaplikasikan perasaan dalam diri terhadap
perkembangan global dikancah tulis menulis. Pesan-pesan yang terangkai
juga sangat banyak berpotensi sebagai wadah untuk menuangkan perasaan penulis
juga sebagai media untuk berdakwah.
Doktrin
dakwah dalam Islam, diungkap Al-Qur‟an sendiri dan dibuktikan melalui jejak
rekam sejarah Rasulullah SAW, sahabat, dan para ulama. Dalam literatur-literatur
dakwah, argumen tekstual yang merujuk hal tersebut biasanya dimuat dalam
bahasan mengenai kewajiban dakwah. Disisi lain, hidup Rasul sendiri secara
praktis dibaktikan untuk mengajak orang untuk masuk Islam (beriman, mengimani
kenabian Muhammad), atau minimal agar mereka bersikap Islam (ber-Islam, hidup
secara damai).
Dakwah
dalam prosesnya memiliki kesamaan dengan proses komunikasi yang dapat berjalan
dengan baik apabila memenuhi lima unsur yaitu subjek, objek, media, materi dan
metode. Seiring berkembangnya teknologi, banyak media yang bisa digunakan
sebagai sarana berdakwah. Kehadiran teknologi menuntut umat Islam untuk lebih
kreatif dalam penyampaian dakwah agar pesan dakwah yang disampaikan dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat.
Novel adalah
salah satu media yang dapat digunakan untuk berdakwah. Novel
merupakan salah satu media penyampai pesan yang efektif karena selain
menggunakan model pendekatan karakter melalui sastra. Novel juga memiliki unsur cerita yang mampu membawa penontonnya terlibat dalam cerita. Awalnya novel hanya digunakan sebagai media yang digunakan untuk pengisi waktu luang, namun pada kenyataannya novel dijadikan sebagai media transformasi pesan yang efektif. Salah satu film yang mengandung unsur keislaman yaitu novel Ayat-Ayat Cinta 2. Novel Ayat-Ayat Cinta 2 ini memiliki kelebihan diantaranya menyampaikan ajaran agama Islam yakni mencakup aspek akidah dan syari‟ah dan akhlaq. Novel ini juga menjelaskan tentang perjuangan seorang santri yang berjuang memahami ajaran agama dan berani bermimpi serta mengaktualisasikan diri. Menunjukkan seorang santri berhak menjadi pemimpin yang berkontribusi sesuai dengan syariat islam.
menggunakan model pendekatan karakter melalui sastra. Novel juga memiliki unsur cerita yang mampu membawa penontonnya terlibat dalam cerita. Awalnya novel hanya digunakan sebagai media yang digunakan untuk pengisi waktu luang, namun pada kenyataannya novel dijadikan sebagai media transformasi pesan yang efektif. Salah satu film yang mengandung unsur keislaman yaitu novel Ayat-Ayat Cinta 2. Novel Ayat-Ayat Cinta 2 ini memiliki kelebihan diantaranya menyampaikan ajaran agama Islam yakni mencakup aspek akidah dan syari‟ah dan akhlaq. Novel ini juga menjelaskan tentang perjuangan seorang santri yang berjuang memahami ajaran agama dan berani bermimpi serta mengaktualisasikan diri. Menunjukkan seorang santri berhak menjadi pemimpin yang berkontribusi sesuai dengan syariat islam.
Cerita yang
digambarkan dalam novel ini tidak hanya memberikan hiburan tapi
menggambarkan perjuangan seorang santri di kwhidupan diluat negeri yang
notabene sekuler. Novel ini merupakan petualangan seorang lulusan pesantren
untuk ikut serta meramaikan persaingan global tentang keilmuan.
B. Objek Kajian
1. Objek Material : Novel Ayat-ayat Cinta 2
sebagai media dakwah, dapat menjadi bahan penelitian lanjutan sebagai
sarana penyaluran pesan dakwah melalui sastra
2. Objek Formal : Pesan dakwah
melalui novel ayat-ayat cinta dengan pesan dakwah terhadapsosial
masyaraka sekulert. Dengan begitu, masyarakat dapat mengambil apa yang
disampaikan atau pesan yang disampaikan dalam novel ayat-ayat cinta 2).
C. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, tulisan ini difokuskan pada pesan
dakwah dalam novel ayat-ayat cinta 2. Jika diajukan dalam bentuk pertanyaan
sub masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa makna pesan dakwah yang dianalisis melalui novel
ayat-ayat cinta 2 ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian:
1.
Untuk
mengetahui dan memahami kandungan pesan dakwah dalam novel ayat-ayat cinta
D. Manfaat Penelitian
Ada
3 manfaat yang dapat diambil dari penelitian dalam pesan dakwah pada novel
ayat-ayat cinta 2.:
1. Bagi masyarakat umum, dapat menambah wawasan dan juga
meningkatkan hubungan adaptasi dengan lingkungan sekuler
dengan baik.
2. Bagi praktisi dakwah, novel merupakan salah
satu media yang sangat efektif untuk dijadikan media dakwah alternatif masa
kini dan yang akan datang. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya,
setidaknya novel merupakan salah satu media komunikasi masa ini
memilih banyak peran dalam mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan
muatan di baliknya.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharap dapat
digunakan sebagai rekomendasi untuk program atau kebijakan dan dipublikasikan
pada masyarakat serta menambah wawasan dan pengalaman.
E. Thesis Statement
Dalam
penelitian ini, peneliti ingin menemukan pesan-pesan dakwah yang terkandung
dalamnovel Ayat-ayat Cinta 2. Novel ini pun dapat meningkatkan cara
berdaptasi dengan baik dilingkungan sekuler
F. Paradigma
Dalam novel
ayat-ayat cinta 2, peneliti menggunakan paradigma fenomonologi. Karena penulis
aktif mendeskripsikan dengan fenomena.
G. Teori
Penulis
menggunakan teori interkasionalisme simbolis. Karena setiap individu bebas
merasionalkan tafsirannya dan dapat mempengaruhi orang lain
I. Sistematik Penulisan
Dalam
penulisan penelitian ini, untuk lebih mudah memahami penulisan ini, maka
disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:
BAB I:
PENDAHULUAN
Pada bab
pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,
manfaat penelitian, objek kajian, kontribusi, thesis statement, paradigma,
landasan, dan sistematika penulisan.
BAB
II: GAMBARAN UMUM PENELITIAN
Pada bab
ini akan menjelaskan tentang biografi penulis yang berisi tentang
latar belakang penulis, karya-karya penulis, tujuan penulisan buku.
BAB
III: MEMBAHAS SECARA KHUSUS PENELITIAN
Pada bab
ini berisikan tentang deskripsi pendidikan karakter, tujuan pendidikan
karakter, fungsi pendidikan karakter, media pendidikan karakter, macam-macam
pendidikan karakter yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan
karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesame,
lingkungan, kebangsaan.
BAB IV: KARAKTERISTIK KARYA,
TULISAN HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
Pada bab
ini tentang penyajian dan analisis data tentang yang memaparkan tentang
penyajian data yang meliputi biografi,
menggambarkan kondisi mad’u, materi ceramah, kemudian memaparkan hasil
analisis data yang didapatkan melalui observasi, menganalisis data dengan
teori, dan memaparkan tentang komunikasi
fungsi dakwah, model penulisan
BAB V:
PENUTUP
Dalam bab
ini berisikan kesimpulan, saran, dan kritik yang merupakan jawaban langsung
dari permasalahan yang ada.
BAB II
PESAN
DAKWAH HABIBURRAHMAN EL SYRAZY DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA 2 DI YOUTUBE
A. Pesan Dakwah
Yang tentunya tak pernah luput adalah,
novel ini bukan hanya sekadar karya sastra, namun merupakan media dakwah Kang
Abik untuk para pembacanya. Maka banyak sekali kita temui nasehat dan dakwah
Islam di novel-novel beliau. Dan untuk Ayat-Ayat Cinta 2 ini, saya menemukan
beberapa permasalahan Islam kontemporer khususnya fikih yang diulas oleh Kang
Abik. Yaitu ; Sikap ketika imam salah bacaan shalat (hal. 43), menjawab salam
kepada non muslim (hal. 55), Perselisihan hari raya (143), Muslim yang
menjual khamer di negara barat (hal.
166), Muslim miskin yang meminta-minta (hal. 174), Merebaknya perzinaan (hal.
212), Shalat jama’ ketika di perjalanan (hal. 335), Transpalantasi organ tubuh
(hal. 664), dan yang paling bagus adalah sindiran untuk kemunduran umat Islam
masa kini (hal. 385-390). Berikut kutipannya :
“Al Islamu mahjuubun bil muslimin. Islam
tertutup oleh umat Islam. Cahaya keindahan Islam tertutupi oleh perilaku buruk
umat Islam. Dan perilaku-perilaku itu sama sekali tidak mencerminkan ajaran
Islam. Tidak juga bagian dari ajaran Islam. Akan tetapi karena mulut mereka
setiap saat mengaku bahwa mereka adalah umat Islam, maka wajar jika banyak yang
menganggap seperti itulah ajaran Islam. Padahal itu bukan ajaran Islam.”
“Akibatnya, jika yang dilihat adalah
perilaku sebagian umat Islam yang tak terpuji itu, dan itu yang dijadikan
timbangan, maka orang bisa antipati kepada Islam. Tak ayal, cahaya keindahan
Islam tertutupi. Tragisnya yang menutupi cahaya itu justru perilaku pemeluknya
yang tidak Islami.” (hal. 388-389)
Dan di novel ini Kang Abik melalui Fahri
meminta maaf secara bijaksana dengan kondisi umat Islam masa kini, perlu
diapresiasi.
“Maafkan saya dan juga umat Islam di
seluruh dunia ini, karena kesalahan kami yang belum selaras dengan Islam, maka
peradapan umat Islam modern ini sama sekali tidak bisa dibanggakan. Karena
akhlak kami yang mungkin masih jauh dari yang diidealkan oleh tuntunan
Al-Qur’an dan Sunnah, maka keindahan Islam jadi kabur. Kami bukannya membuat
orang seperti Anda bersimpati, justru sebaliknya kami membuat ribuan bahkan
jutaan orang seperti Anda mengeryitkan dahi ketika mendengar nama Islam. Orang
seperti Anda menjadi tidak tertarik memeluk Islam bukan karena ajaran Islamnya
yang tidak menarik, tapi karena perilaku kami yang tidak menarik. Maaflkan
kami, Prof, kami telah secara tidak sengaja menjadi penghalang cahaya indah
itu.” (hal. 390)
B. Nasihat jiwa
Selain banyak sekali materi dakwah Islam,
novel ini juga sarat akan nasihat dan petuah-petuah Islam yang sangat pas untuk
penyucian jiwa. Banyak sekali nukilan dari nasihat ulama yang dipaparkan dalam
novel ini. Dengan begitu memang sangat pas menyematkan tagline judul “sebuah
novel pembangun jiwa” untuk novel Kang Abik ini.
“Ketauhilah, himmah adalah wadah taufik.
Kendarailah kuda himmah, niscaya kamu akan mencapai puncak cita-citamu.
Mintalah pertolongan Allah dalam setiap langkahmu, maju maupun mundur, niscaya
tidak akan sia-sia jerih payah payahmu dan akan tercapai cita-citamu. Lazimkan
sikap shidiq dan ikhlas, karena keduanya harus dimiliki oleh orang-orang yang
memiliki keberhasilan dan keuntungan dalam perdagangan.” (hal. 27)
“JANGAN MENIPU ALLAH !”. “Kau mengerjakan
amal yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya namun kau menginginkan selain
Allah. Takutlah dari riya’ ! Sesungguhnya riya’ adalah syirik kecil. Dan
sesungguhnya orang yang riya’ akan dipanggil di hari kiamat di hadapan para
makhluk dengan empat nama : “Hai orang yang riya’! Hai orang yang mengkhianati
janji! Hai orang yang larut dalam kemaksiatan! Hai orang yang merugi! Telah
rusak amalmu dan hilang pahalamu. Tidak ada pahala kamu di sisi Kami. Pergilah
lalu ambillah upahmu dari orang yang kau beramal karena dia, hai penipu!” (hal
141)
“Masuklah menjadi bagian dari orang-orang
yang berjalan kembali menuju Allah, segera! Jangan menunggu hingga jalan itu
tidak dapat dilalui, atau tidak ada lagi orang yang memberi petunjuk ke jalan
itu. Tujuan itu datang ke bumi yang sempit dan pasti musnah ini bukan sekadar
untuk makan, minum, bersetubuh, atau berfoya-foya semata. Perilaku seperti itu
bukan yang dikehendaki oleh Allah dan diajarkan oleh Nabi-Nya yang paling
mulia, Muhammad Saw.!” (hal. 146)
“Seandainya kita tidak mengenal Allah,
lantas bagaimana kita dapat menyembah-Nya, memuji-Nya, dan meminta pertolongan
kepada-Nya?” (hal. 147)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Strategi Penelitian
Metode penelitian kuantitatif adalah
fondasi bagi pengembangan ilmu-ilmu alam. Ilmu ilmu alam berlandaskan pada
logika positivistik. Menurut aliran positivistik syarat ilmu yaitu dapat
diamati, diulang-ulang, diukur, diuji, dan diramalkan. Dasarnya adalah bahwa
manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti
membuat jarak dengan realitas dan tidak terlibat secara langsung dengan
realitas.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Objek material yang digunakan peneliti
yakni novel dan karya ilmiah pengarang, Habiburrahman El Shirazy. Peneliti
menggunakan objek formal.
C. Data dan Sumber Data
1. Kalimat yang sederhana. Ikutilah nasihat pengarang cerita pendek Rusia
terkenal Isaac Babel: “Tidak lebih dari satu gagasan dan satu gambaran dalam
satu kalimat.”
2. Bahasa yang sederhana, yaitu bahasa sehari-hari. Pengarang George Orwell berkata, “jangan
menggunakan kata yang panjang, bila bisa memakai yang pendek.” Kata-kata pun
harus yang cocok dengan situasinya.
3. Keyakinan. Maksud dari tulisan harus betul-betul benar sehingga pembaca
yakin bahwa penulisnya menangkap persitiwa atau permasalahan itu dengan akurat
dan saksama.
4. Gaya yang alami. Cara menceritakan kejadian atau peristiwa itu haruslah
cocok. Peristiwa dan deskripsinya harus pas.
D. Teknik Pengumpulan Data
1.
Kajian Dokumen
Contoh kajian dokumen yang bisa digunakan antara lain meneliti naskah
lama, foto-foto, film, maupun hasil penelitian sebelumnya atau buku yang
terkait dengan penelitianmu.
2.
Teknik Observasi
Teknik observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif
yang dianjurkan untuk mendapatkan data-data deskriptif. T_eknik observasi
berasal dari kata observation yang berarti pengamatan. Teknik observasi
digunakan untuk memahami pola, norma, dan makna perilaku dari informan yang
diteliti.
E. Keabsahan Data
Dari tiga jenis triangulasi tersebut,
penulis memilih keabsahan data dengan pendekatan triangulasi sumber untuk mengungkap
dan menganalisis masalah-masalah yang dijadikan obyek penelitian. Dengan
demikian analisis data menggunakan metode triangulation observers. Selanjutnya
pendekatan triangulasi dilakukan menurut :
1. Sudut pandang Habiburrahman El Shirazy sebagai pengarang novel Ayat-Ayat
Cinta 2
2. Sudut pandang masyarakat lokal sebagai pembaca novel Ayat-Ayat Cinta 2
3. Sudut pandang dosen komunikasi sebagai ahli ilmu komunikasi Teknik
Analisis Data
F. Prosedur Penilitian
Atas
apa yang tercantum di atas, maka peneliti mencoba melakukan analisis penelitian
dengan lima tahapan. Tahap pertama, tahap persiapan. Tahap kedua, penyusunan
proposal. Tahap ketiga, pengumpulan data. Tahap keempat, analisis data.
Selanjutnya, data dianalisis yang memuat religiusitas Islam dalam Novel
Ayat-ayat Cinta 2. Tahap terakhir, penulisan laporan penelitian. Penulisan
laporan disusun sesuai dengan sistematika yang telah direncanakan pada tahap
penyusunan proposal
BAB IV
PENYAJIAN DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Ritme Gaya Penulisan Habiburrahman Elshirazy
Keringkasan adalah jiwa dari jurnalisme
modern. Jangan menggunakan dua kata bila satu kata sudah cukup. Meminjam
istilah arsitek legendaris kelahiran Aachen, Jerman, Ludwig Mies van der Rohe
(1886-1969): “Less is More” – kurang berarti lebih.
Memang, menulis itu penuh dengan paradoks.
Untuk menulis cepat, anda harus menulis lambat. Menulis itu menggunakan
pikiran. Anda berpikir, mempersiapkan dengan matang, barulah kita bisa menulis
dengan lancar. Bila kita menulis seperti layaknya kita bicara maka tulisan kita
akan berupa cerita (story) dan bukan laporan (report).
Gaya juga merupakan rasa, nada, atau irama
dari suatu tulisan atau cerita. Seperti juga bila mendengar sebuah lagu, kita
bisa tahu siapa penyanyinya. Melihat lukisan, kita sudah tahu siapa pelukisnya.
Begitu pula dalam penulisannya, membaca gayanya kita bisa tahu siapa
pengarangnya.
Surat kabar menjangkau beragam pembaca.
Pegangan umum adalah menulis untuk pembaca yang berkemampuan baca setaraf
sekolah menengah. Ini berarti wartawan harus bisa menulis jelas, baik mengenai
peristiwa maupun bahasannya.
Nasihat William Strunk Jr., profesor
Cornell University, tulisan harus ringkas (concise). Suatu kalimat harus tidak
berisi kata-kata yang tidak perlu, suatu paragraf harus tidak berisi
kalimat-kalimat yang tidak perlu. Ini bukan berarti bahwa semua kalimat harus
pendek atau menghindari detail dan hanya menyajikan garis besar saja,
akantetapi setiap kata harus berbicara. Penulis perlu ritme.
B. Beragam Bahasa
Yang tak ketinggalan juga, bahwa Kang Abik
selalu menampilkan bahasa-bahasa asing dalam novelnya. Ketika di Ayat-ayat
Cinta 1, Kang Abik menampilkan bahasa arab khas Mesir, bahasa Jerman dan
Inggris. Kalau di Ayat-Ayat Cinta 2 Kang Abik lebih banyak menampilkan
percakapan bahasa Turki dibandingkan bahasa inggris. Yaitu melalui percakapan
antara Fahri dengan Paman Hulusi dan Fahri dengan Hulya.
C. Plot yang meliuk-liuk
Ayat-Ayat Cinta 2 ini menggunakan plot maju
dan tetap menampilkan 4 hal wajib dalam penguraian plot sesuai menurut Kenny
dalam bukunya How to Analyze Fiction, yaitu ; plausibilitas (plausibility),
unsur rasa ingin tahu (suspense), kejutan (surprise) dan kesatupaduan (unity).
Untuk Plausibilatas, kebanyakan cerita dan
plot bisa dipercaya oleh pembaca. Walaupun
cerita ketika Baruch menyerang Sabina dan seperti ada faktor x yang
membuat Sabina bisa selamat. Namun itu tidak terlalu membuat rancu dan mengurangi nilai plausabilitasnya.
Kalau untuk suspense, Kang Abik selalu
membuat rasa penasaran yang tinggi. Apalagi ketika memasuki akhir cerita.
Walaupun ada yang dari awal sangat membuat penasaran pembaca yaitu siapakah
sabina sebenarnya ?
Dengan adanya suspense, maka melengkapi
surprise yang dihasilkan. Pembaca seperti diajak kaget ketika memasuki bab
akhir di novel ini. Itulah yang membuat saya juga sangat gregetan ketika
membaca bab akhir di novel ini. Apalagi dengan akhir cerita yang begitu
mengejutkan, semuanya seperti tak bisa ditebak.
Untuk unsur unity, disinilah Kang Abik
benar-benar bisa meramu dari awal cerita, konlik dan penyelesaiannya. Walaupun
menurut saya cerita yang beralur maju seperti ini terkesan simpel dan membosankan.
Namun, dengan adanya suspense yang begitu kentara maka novel ini tak pernah
jenuh dibaca.
Dengan segala kelebihan yang ada, masih
sangat disayangkan kalau novel sekelas Ayat-Ayat Cinta 2 ini masih banyak
tulisan yang salah ketik (typo), apalagi kesalahan nama tokoh utama Fahri
berganti Fahmi. Mungkin Kang Abik masih susah move on dengan cerita Fahmi di
novel Api Tauhidnya. Namun kesalahan tersebut masih bisa ditolerir mengingat
ini baru cetakan pertama (november 2015) dan sama sekali tidak memberi efek
berarti dalam keutuhan cerita.
Novel setebal 697 ini benar-benar layak
disebut novel pembangun jiwa sesuai dengan tagline judulnya. Tak hanya itu,
novel ini sekaligus sebagai revolusi mental bagi generasi muda muslim kita.
Walau demikian, novel ini sangat layak untuk dibaca oleh semua kalangan, karena
isi dan pesannya yang tak terbatasi umur. Mungkin karena sarat akan pesan moral
tersebut, sampai sekarang novel ini masih bisa bertengger di rak top 10 buku
best seller.
“Ada saat-saat manusia dihadapkan dua
pilihan yang tampaknya sederhana namun sesungguhnya tidak sederhana. Bahkan
jika mau, ia bisa tidak memilih keduanya dan justru memilih yang ketiga,
keempat, kelima, dan seterusnya. Ada banyak pilihan langkah dan amal. Ada yang
baik dan utama sekali, ada pula yang biasa. Ada yang dosa, dan ada yang dosanya
berlipat ganda.” (hal. 471)
D. Deskripsi yang Detail
Kang Abik selalu menampilkan penggambaran
latar yang sempurna dalam novel-novelnya. Dan juga pada novel ayat-ayat cinta 2
ini. Penggambaran detail latar dan setting cerita baik di Edinburgh ataupun
ketika di London sangat apik. Sehingga pembaca seperti dibawa ke tempat dimana
cerita sedang berlangsung.
“Mobil itu memasuki Princes St. Dan
bergerak ke barat. Setelah melewati Prince Mall Shopping Centre belok ke kiri
memasuki Waverly Brigde yang melintasi stasiun Waverley. Mobil itu terus
meluncur menuyusuri Cockburn St., melintasi The Royal Mile, lalu menyusuri A7
menuju selatan.” (hal.3)
Bahkan Kang Abik pun juga benar-benar
serius ketika mendeskripsikan penampilan Fahri saat akan mengahdiri debat di
Oxforn debating Union.
“Sore itu ia memakai suit atau jas, lengkap
dengan waistcost atau rompi, kemeja double cuff, kemudian cufflink dan dasi.
Untuk celana, ia memakai celana bahan woolblend. Dan sepatu yang ia pilih
adalah jenis sepatu broque.” (hal. 560)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas yang telah
dipaparkan bahwa Habiburrahman El Shirazy telah melakukan fungsinya sebagai pengarang
novel berkarakter yang memadukan konsep islami intelektual dan toleran urban.
Namun demikian agar proses naturalisasi penulisan dapat terwujud secara arif
dan bijaksana, maka perlu ada peningkatan latar dan kejelian deskripsi. Ini
sebagai bentuk dunia jurnalistik untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa
melalui jurnalistik yang relatif dapat dijangkau oleh kebutuhan masyarakat.
Selain itu diperlukan innovasi dan kreatifitas
penulis untuk mengimplementasikan, menginspirasi dunia sekitar dengan hal yang
berbeda. Keberhasilan Habiburrahman El Shirazy tidak terlepas dari keberhasilan
pengembangan literasi secara menyeluruh. Oleh karena itu, penulis dapat
mengafiliasi pesan dakwah yang lebih moderat dan asyik baik dari kalangan umum,
khususnya millenial edukasi
B. Saran
Dengan baiknya, Habiburrahman El Shirazy
dapat memukau bentuk keabsahan literasi, baik sastra kontemporer dan sastra
nusantra. Tetapi dalam bentuk proporsinya Habiburrahman lebih menonjol dari
karakter akademik vibrasi yang berhaluan pada perkembangan islam moderat, islam
rahmat, islam tanpa teror, dan islam non radikal. Agar baiknya di dengar dan
dipertontokan di seluruh jagad khususnya nusantara.
SUMBER
A. Jurnal
Judul
: Pendidkan Karakter Novel Karya
Habiburrahman Elshirazy.
Penulis
: Antika
Nur
Dewi
(http://journal.unj.ac.id).
B. Skripsi
Judul
: Analisis Semiotika Pesan Dakwah dalam
Novel Ayat-ayat Cinta 2
Penulis
: Nur
Fitria
1. Pesan dakwah film ketika cinta bertasbih
2. Pesan dakwah dalam lagu Eloum
3. Dakwah melalui Instagram
4. Dakwah melalui Tv
5. Pesan dakwah dalam lirik lagu-lagu
religi Maherzeen
6. Wayang dalam Islam Nusantara
7. Prinsip karakteristik pesan dakwah
Ustadz Abdul Somad
8. Analisis pesan dakwah akun twitter
Ustadz Felix Siauw
9. Pesan Dakwah Ustadz Adi Hidayat
Komentar
Posting Komentar