Ifdatus Sa'diyah - B01218015
MAKALAH
PESAN DAKWAH DIFILM SANG KYAI DIMEDSOS YOUTUBE
(https://www.youtube.com/watch?v=1sUy8Z_cG3Y)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Logika Sintifik dan Filsafat
Disusun oleh:
Ifdatus Sa’diyah
(NIM:B01218015)
KELAS A2
Dosen Pengampu:
Drs. Masduqi Affandi, M. Pd. I
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Film yang dirilis pada 20 Mei tahun 2013 (hari Kebangkitan Nasional) ini bertemakan perjuangan kemerdekaan Indonesian sebagai alur film. Tema ini dapat terlihat secara jelas dari upaya sutradara dengan memberikan catatan pada peristiwa-peristiwa penting. Catatan dalam visualisasi adegan-adegan film ini bisa jadi apa yang disebut dalam istilah filologi sebagai apparatus criticus, yaitu upaya untuk menunjukkan menunjukkan adanya interpretasi pembuat film terhadap visualisasi sejarah dalam film tersebut.
Tema perjuangan dalam film ini kemudian menempatkan tokoh KH. Hasyim Asy’ari sebagai figur sentral alur film. Seperti diketahui KH Hasyim Asy’ari adalah tokoh nasional yang membidani berdirinya salah satu organisasi Islam besar di Indonesia, NU. Fakta ini membuat film biopik Sang Kyai tidak hanya bernuansa historis, tetapi juga dakwah ideologis NU. Dimensi sejarah kemerdekaan Indonesia dan budaya dakwah Islam film inilah yang kemudian membuka ruang diskusi, seperti; bagaimanakah unsur sejarah dan budaya dakwah Islam NU ditampilkan dalam film Sang Kyai? Seperti apa figurasi tokoh KH Hasyim Asy’ari ditampilkan dalam film? dan bagaimana unsur sejarah dan dakwah NU dipadukan dalam kedua tersebut? Sebagai awal bahasan, marilah kita tempatkan film biopik Sang Kyai sebagai media dan layaknya media ia memuat pesan. Pada film Sang Kyai pesan ditampilkan melalui perpaduan visual, audio, dan narasi (naskah) dialog. Kesemuanya memiliki peran masing-masing yang membuat film menjadi media pesan yang utuh. Misal; latar musik, perpaduan warna visual, ekspresi pemain, latar adegan yang disesuaikan dengan kondisi sejarah saat itu, dan banyak lagi. Kesemuanya tersebut kemudian dipilih, disusun, dan dirangkai menjadi satu konstruksi pesan yang jelas dan dapat menarik minat penonton (publik). Rangkaian paduan dalam film ini dijelaskan oleh Barthes sebagai proses imitasi (meniru) dari tanda-tanda dalam suatu sistem representasi imaji (realitas).10 Imaji realitas tersebut dipolakan agar dapat diidentifikasikan oleh publik dan dikonstruksi hubungannya antara makna yang ingin disampaikan melalui film kepada yang melihatnya. Film Sang Kyai sebagai rangkaian sistem tanda untuk menghadirkan ketokohan KH Hasyim Asy’ari sekaligus menyampaikan pesan dakwah kepada publik
Sang Kyai menggunakan set Indonesia periode sebagai latar belakang film. Hal ini dilakukan untuk menduplikasi ‘ruang’ dan ‘waktu’ di zaman tersebut kepada penonton (publik). Periode yang mengambil waktu antara penjajahan Jepang dan agresi militer sekutu ini memperlihatkan beberapa pesan dakwah Islam. Kata “dakwah” adalah serapan dari bahasa Arab berbentuk kata benda (mashdar), دعوة dengan kata kerja (fi’lun) da’a-yad’u, yang berarti “panggilan, seruan, atau ajakan”. Pada bahasa Indonesia kata “dakwah” kemudian diartikan penyiaran, penyiaran agama, dan pengembangannya di kalangan masyarakat,sering kali dikaitkan dengan Islam, atau seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama. Secara penghormatan kepada bendera Jepang (simbol Dewa Matahari) Perhatikan kutipan dialog di bawah ini;
KH Hasyim Asy’ari: kita membungkukkan badan dalam shalat itu karena
semata-mata Allah SWT “Lillaahi ta’alaa”. Bukan karena kita dipaksa
oleh manusia untuk menyembah apa-apa yang mereka sembah. “Lakum inukum waliyadiin, …Subhanallah”.
Dialog adalah penanda bahwa film memperlihatkan benturan ideologis antara ajaran Islam dengan penjajahan. Melalui adegan tindakan KH.Hasyim Asy’ari, film memvisualisasikan pesan kebebasan nurani yang didasari oleh kepatuhan tulus kepada Allah SWT:
“Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus”, (Al-Qur’an, Albayinnah, 98:5), dan karena itu pula,
“Tidak ada paksaan dalam menganut agama” (Al-Qur’an,
Albaqarah, 2:256).
Dengan demikian, film menjadi pesan “tanda” bahwa penjajahan menindas kebebasan beragama, dan hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam. Karena kebebasan beragama adalah salah satu esensi dari konsep kemerdekaan itu sendiri.
Tokoh KH.Hasyim Asy’ari diposisikan dalam konflik antara dakwah memperjuangkan kemerdekaan dengan kekerasan atau dengan diplomasi. Walaupun secara naratif dalam film disebutkan bahwa diplomasi yang dilakukan para ulama adalah bagian dari strategi untuk meraih kemerdekaan, hal ini diperlihatkan tidak seluruhnya dipahami oleh para santri. Film kembali menunjukkan terdapat perbedaan yang memperjelas keagenan KH.Hasyim Asy’ari sebagai agen perubahan. Bahwa terdapat fokus perbedaan dalam memaknai metode “jihad” dalam memperjuangkan kemerdekaan dalam ajaran Islam. KH. Hasyim Asy’ari dalam film mengutip hadist yang menyebutkan jihad sesungguhnya adalah melawan diri sendiri (hawa nafsu). Bahwa perjuangan kemerdekaan sesungguhnya akan berkurang nilainya jika dalam memperjuangkannya menggunakan kebiadaban yang sama atau lebih seperti para penjajah. Figurasi KH.Hasyim Asy’ari sebagai tokoh inspiratif pejuang kemerdekaan yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanan
Objek Kajian
Objek Material: dakwah yang dilakukan oleh KH.Hasyim Asy’ari dalam film sang kyai yang disutradarai oleh Rako Prijanto.
Objek Formal: penyampaian pesan dakwah ditinjau dari film sang kyai
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana komunikasi dakwah yang dilaksanakan oleh KH.Hasyim Asy’ari kepada tokoh-tokoh lain dalam film sang kyai?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian diatas yaitu:
Untuk mengetahui komunikasi dakwah yang dilaksanakan oleh KH.Hasyim Asy’ari kepada tokoh-tokoh lainnya dalam film sang kyai.
Thesis Statment
Keuntungan yang didapat adalah nilai lain; pengetahuan sejarah ataupun manfaat menyampaikan pesan ideologis, seperti pesan dakwah Islam dari film Sang Kyai.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi bagi para peneliti khususnya dibidang komunikasi dan penyiaran islam untuk mengembangkan teori dan metodelogi penelitian yang berkaitan dengan komunikasi dakwah.
Manfaat Praktis
Diharapkan menjadi bahan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa ataupun masyarakat dalam memehami bagaimana komunikasi dakwah itu terjadi.
Konstribusi Penelitian
Masyarakat umum
Menyajikan wawasan kepada masyarakat khususnya para santri tentang makna nilai-nilai nasionalisme santri dalam film sang kyai yang berlatar belakang sejarah kemerdekaan indonesia
2. praktis
Diharapkan dapat memebri manfaat kepada masyarakat sebagai konsumen film. Ataupun kepada para produsen film sehingga kedepanya mampu menghasilkan film-film yang berkualitas dan syarat akan pesan-pesan yang bermasnfaat.
Paradigma dan Teori
Paridgma
Dalam film ini peneliti menggunakan paradigma deskriptif kualitatif dengan metode teknik semiotika peirce, yang melibatkan penggunaan data dan pengumpulan berbagai bahan empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, intropeksi, riwayat hidup, dan wawancara.
Teori
Dalam film ini peneliti menggunakan teori saussure yang dapat membantu bagaimana memaknai, menganalisis sebuah objek dan tanda yaitu adegan dan dialog menjadi sebuah kesimpulan dan intreprestasi terhadap citra islam dalam film sang kyai.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Untuk mendapat kan hasil yang maksimal dalam proses penelitian tentang “ Komunikasi Dakwah KH. Hasyima Asyari Dalam Film Sang Kyai”. Ada beberpa pijakan yang dilakukan sebelumnya yang relavan dengan komunikasi dakwah, sehingga skripsi ini kiranya dapat melengkapi dari penelitian sebelumnya,
Pertama, skripsi yang disusun oleh Arnita 2006, yang berjudul “ Komunikasi Dakwah Pada Remaja Putri ( Studi Terhadap Majalah Pelita Dimadrasah Muallimat Muhamadiyah Yogyakarta)”. Dalam penelitian tersebut, Arnilta meneliti tentang bagaimana komunikasi dakwah yang digunakan majalah pelita pada remaja putri di Madrasah Muallimat Muhamadiyah Yogyakarta agar pesan yang disampaikan dapat menarik minat remaja putri yang membacanya. Dalam penelitian ini juga membahas tentang karateristik pesan dakwah didalam majalah pelita. Adapun hasil penelitian nya adalah metode yang digunakan untuk menyampaikan pesan ajaran islam dalam majalah pelita adalah dengan menggunakan tulisan di rubrik-rubrik remaja yang ada pada majalah pelita. Dan karakteristik pesan atau materi dakwah yang disuguhkan dalam majalah pelita adalah materi tentang aqidah, ibadah, akhlak, dan ilmu pengetahuan.
Kedua, skripsi yang disusun oleh Dede Ariyanto 2012, yang berjudul “ Komunikasi Dakwah Dalam Novel Bumi Cinta Dalam Novel Habiburrahman El Shirazy”. Dalam penelitian tersebut, Dede Ariyanto meneliti tentang bagaimana komunikasi dakwah antar tokoh yang terjadi dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, tidak sebatas hanya secara resmi saja namun juga bisa dilakukan disaat- saat santai bahkan meja makan sekalipun.
Ketiga, skripsi disusun oleh Drs. HM. Sugiman Sukiyo 2013, yang berjudul “ Komunikasi Dakwah Partai Persatuan Pembangunan Dalam Membanguna Kader Partai Di-DIY”. Dalam penelitian tersebut Drs. HM. Sugiman meneliti tentang bagaimana pembangunan karakter kader PPP serta bagaimana proses komunikasi dakwah yang dilaksanakan dalam pembangunan kader PPP. Adapun hasil penelitianya adalah pertama, bahwa komunikasi yang terjadi dalam internal PPP berjalan secara praktis, demokratis dan tidak rumit sehingga memudahkan dalam mekanisme kerja dan koordinasi. Kedua, bahwa dalam membangun kader partainya PPP melakukan komunikasi dakwah yang direalisasikan dalam pendidikan formal dan informal. Ketiga, masih kurangnya pembinaan kader khusunya dibidang ekonimi, hukum, dan komunikasi.
Keempat skripsi yang disusun oleh Nur Istiqomah 2013, yang berjudul “Gaya Bhasa Dakwah dan Konsep Gender Dalam Novel Xie Xie De Al Kraya Mell Shaliha Terbitan Diva Press ( Anggota IKAPI) Yogyakarta Tahun 2011”. Dalam penelitian tersebut Nur Istiqomah meneliti tentang bahasa dakwah yang terdapat dalam novel, serta konsep gender yang terdapat dalam novel tersebut. Adapun hasil penelitianya adalah bahwa dalam novel Xie Xie De Al Karya Mell Shaliha memuat lima gaya bahas dakwah yaitu taklim dan tarbiyah, tazkir dan tanbih, tarhib dan inzar, qashahs dan riwayat, umar dan nahi. Kedua dalam novel tersebut didonimasi oleh gaya bahasa taklim dan tarbiyah. Ketiga konsep gender tentang persamaan antara perempuan dan laki-laki menganut pemikiran progresif, untuk konsep gender tentang kodrat dan persamaan peran antara laki-laki dan perempuan menganut moderat, sedangkan kepemimpinan antara laki-laki dan perempuan menganut sistem literalis.
Adapun penelitian yang dilakukan penulis berjudul “ Komunikasi Dakwah KH, Hasyim Asyari Dalam Film Sang Kyai” berbeda dengan penelitian yang dilaksanakan sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis meneliti tentang bagaimana proses komunikasi dakwah yang dilakukan oleh KH. Hasyim Asyari, serta gaya bahasa yang digunakan oleh KH, Hasyim Asyari dalam film sang kyai.
BAB III
METODELOGI PEMBAHASAN
Metode pembahasan digunakan sebagai pedoman dan dasar dalam kegiatan penelitian. Sehingga dengan sebuah metode peneliti bisa mendapatkan data yang akurat sehingga dapat dipertanggung jawab kan.
Adapun dalam pembahasan ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan, maksudnya data yang diwujudkan tidak berwujud angka melainkan dengan kata-kata.
Pendekatan dan jenis penilitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dengan jenis penelitian bersifat analisi isi kualitatif (kritis)., yang memungkinkan peneliti menelaah lebih jauh tentang isi dari suatu informasi baik dimedia cetak ataupun elektronik. Adapun model yang digunakan adalah analisis isi kritis model semiotik.
Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah sumber data dari penelitian dimana data itu diperoleh. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah film sang kyai.
Objek Penelitian
Objek penelitian yaitu masalah apa yang hendak diteliti dalam sebuah penelitian. Adapun dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitanya adalah proses Komunikasi Dakwah yang dilaksanakan oleh KH. Hasyim Asyari dan gaya bahasa yang digunakan oleh KH. Hasyim Asyari dalam film sang kiai.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang dikumpulkan penulis dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan atau dokumen yang sudah tersedia. Metode inidilakukan dengan cara melihat dokumen- dokumen resmi sperti: monografi, catatan-catatan serta buku, buku peraturan yang ada. Dan dalam hal ini data dikumpulkan melalui pengamatan terhadap film sang kiai, sesuai dengam masalah yang diteliti. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data antaralain:
Mengidentifikasi dalam film sang kiai melalui Video Compect Disk (VCD).
Memahami dan mengamati scenario film sang kiai sesuai dengan permasalahn film yang diangkat dalam penelitian ini. Lebih tepatnya film akan dibagi dalam beberapa scance.
Selanjutnya yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel dan cuplikan frame dari adegan yang dimaksud.
Sumber Data
Sumber data yang diergunakan dalam penelitian ini yaittu dengan mencari data primer dan data skunder. Yang dijadikan data prier ialah film sang kiai karya Rako Prijanto. Sedangkan data skuder nya adalah literaur-literatur islam seperti : Al-quran dan terjemahan nya, Al-hadis dan refensi lain nya yang relavan untuk memeberikan penjelasan tentang data yang dianalisis.
Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data yang telah diperoleh dan kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi, penulis menggunakan analisi isi kritis model semiotik. Adapun analisis semiotik yang digunakan adalah semiotok Roland Barthes. Studi semiotik mengambil fokus penelitian pada seputar tanda baik tanda verbal maupun nonverbal. Tanda verbal meggunakan ucaapan lisan atau kata-kata sedangkan tanda nonverbal meliputi ekspresi wajah, gesture (gerakan tubuh) dan lain sebagainya. Adapun yang diteliti dalam penelitian ini adalah tanda baik verbal maupun nonverbal, yaitu ucapan kata-kata (lisan), ekspresi wajah dan gesture.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa literatur penelitian yang telah membahas mengenai analisis semiotika pada obyek yang berupa film. Namun beberapa literatur tersebut tetapa memiliki perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dengan menggunakan metode semiotika pada obyek yang berbeda, diharapkan dapat memberikan pemaknaan simbol-simbol yang muncul terhadap obyek tersebut secara lebih struktur.
Dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu, dapat ditegaskan bahwa penelitian ini memiliki signifikasi yang berbeda disebabkan subjek penelitian ini ada karya sinematografi berbentuk film kolosal sekaligus film dokumentasi sejarah perjalanan kehidupan KH. Hasyim Asyari berlatar belakang indnesia tahun 1920-an, analisis atas karya sinematografi tersebut akan dilakukan memalalui pendekatan analisisSemiotika Roland Barthes, adapun objek penelitian ini adalah nilai-nilai perjuangan kemerdekaan yang dikontruksi melalui setiap adegan pada fil “Sang Kiai”. inilah hal penting yang memeberikan diferensiasi penelitian ini dengan penelitian-peneliian lainnya.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yangtelah diuraikan dengan menggunakan teori semiotika Rolan Barthes sebagai pisau analisisnya. Maka dapat ditarik kesimpulan dari rumusan maslah penelitian ini mengenai komunikasi dakwah KH. Hasyim Asyari dalam film Sang Kyai. Yaitu bahwa hanya terdapaat lima dari delapan jenis komunikasi dakwah menurut Wahyu Illahi. Yang sesuai dengan Al-quran. Diantaranya : qowlan adhima, qowlan baligha, qowlan layyina, qowlan sadidan, dan qowlan tsaqilah. Dan komunikasi dakwah yang dilakukan oleh KH. Hasyim Asyari dalam film sang kyai didonimasi oleh qowlan baligha. Hal ini menggambarkan bahwa komunikasi dakwah yang dilaksanakan oleh KH. Hasyim Asyari dalam film sang kyai adalah komunikasi dakwah yang efektif.
SEPULUH USER FILM SANG KYAI
Sang Kyai Full Movie
https://www.youtube.com/watch?v=1sUy8Z_cG3Y
Film Sang Kyai Full
https://www.youtube.com/watch?v=4dqq5JfsL7k
Sang Kyai-Mbah Hasyim Asy’ari
https://www.youtube.com/watch?v=06817mWyUfY
2013-Trailer Film Sang Kyai
https://www.youtube.com/watch?v=eQoVWCNT3_0
KH. Hasyim Ashari( Pendiri NU)
https://www.youtube.com/watch?v=eQoVWCNT3_0
Sang Kyai-Official Movie Trailer
https://www.youtube.com/watch?v=l9v0pzrlb6o
“Sang Kiai” Battle Sequence
https://www.youtube.com/watch?v=_ThHIPG4i0Q
Sang Kiai Trailer 2013
https://www.youtube.com/watch?v=m31tzVZ_bGE
Trailer Film Sang Kyai
https://youtu.be/8-eObfltVgw
Sang Kiai-Dipaksa tentara jepang
https://youtu.be/1EEOZTTihWY
REFERENSI
Skripsi = Komunikasi Dakwah Hasyim Asyhari Dalam Film Sang Kiai
Jurnal = Menikmati “Tanda” Dakwah Islam Dalam Film Dokudrama-Biopik : Sang Kyai
PESAN DAKWAH DIFILM SANG KYAI DIMEDSOS YOUTUBE
(https://www.youtube.com/watch?v=1sUy8Z_cG3Y)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Logika Sintifik dan Filsafat
Disusun oleh:
Ifdatus Sa’diyah
(NIM:B01218015)
KELAS A2
Dosen Pengampu:
Drs. Masduqi Affandi, M. Pd. I
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Film yang dirilis pada 20 Mei tahun 2013 (hari Kebangkitan Nasional) ini bertemakan perjuangan kemerdekaan Indonesian sebagai alur film. Tema ini dapat terlihat secara jelas dari upaya sutradara dengan memberikan catatan pada peristiwa-peristiwa penting. Catatan dalam visualisasi adegan-adegan film ini bisa jadi apa yang disebut dalam istilah filologi sebagai apparatus criticus, yaitu upaya untuk menunjukkan menunjukkan adanya interpretasi pembuat film terhadap visualisasi sejarah dalam film tersebut.
Tema perjuangan dalam film ini kemudian menempatkan tokoh KH. Hasyim Asy’ari sebagai figur sentral alur film. Seperti diketahui KH Hasyim Asy’ari adalah tokoh nasional yang membidani berdirinya salah satu organisasi Islam besar di Indonesia, NU. Fakta ini membuat film biopik Sang Kyai tidak hanya bernuansa historis, tetapi juga dakwah ideologis NU. Dimensi sejarah kemerdekaan Indonesia dan budaya dakwah Islam film inilah yang kemudian membuka ruang diskusi, seperti; bagaimanakah unsur sejarah dan budaya dakwah Islam NU ditampilkan dalam film Sang Kyai? Seperti apa figurasi tokoh KH Hasyim Asy’ari ditampilkan dalam film? dan bagaimana unsur sejarah dan dakwah NU dipadukan dalam kedua tersebut? Sebagai awal bahasan, marilah kita tempatkan film biopik Sang Kyai sebagai media dan layaknya media ia memuat pesan. Pada film Sang Kyai pesan ditampilkan melalui perpaduan visual, audio, dan narasi (naskah) dialog. Kesemuanya memiliki peran masing-masing yang membuat film menjadi media pesan yang utuh. Misal; latar musik, perpaduan warna visual, ekspresi pemain, latar adegan yang disesuaikan dengan kondisi sejarah saat itu, dan banyak lagi. Kesemuanya tersebut kemudian dipilih, disusun, dan dirangkai menjadi satu konstruksi pesan yang jelas dan dapat menarik minat penonton (publik). Rangkaian paduan dalam film ini dijelaskan oleh Barthes sebagai proses imitasi (meniru) dari tanda-tanda dalam suatu sistem representasi imaji (realitas).10 Imaji realitas tersebut dipolakan agar dapat diidentifikasikan oleh publik dan dikonstruksi hubungannya antara makna yang ingin disampaikan melalui film kepada yang melihatnya. Film Sang Kyai sebagai rangkaian sistem tanda untuk menghadirkan ketokohan KH Hasyim Asy’ari sekaligus menyampaikan pesan dakwah kepada publik
Sang Kyai menggunakan set Indonesia periode sebagai latar belakang film. Hal ini dilakukan untuk menduplikasi ‘ruang’ dan ‘waktu’ di zaman tersebut kepada penonton (publik). Periode yang mengambil waktu antara penjajahan Jepang dan agresi militer sekutu ini memperlihatkan beberapa pesan dakwah Islam. Kata “dakwah” adalah serapan dari bahasa Arab berbentuk kata benda (mashdar), دعوة dengan kata kerja (fi’lun) da’a-yad’u, yang berarti “panggilan, seruan, atau ajakan”. Pada bahasa Indonesia kata “dakwah” kemudian diartikan penyiaran, penyiaran agama, dan pengembangannya di kalangan masyarakat,sering kali dikaitkan dengan Islam, atau seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama. Secara penghormatan kepada bendera Jepang (simbol Dewa Matahari) Perhatikan kutipan dialog di bawah ini;
KH Hasyim Asy’ari: kita membungkukkan badan dalam shalat itu karena
semata-mata Allah SWT “Lillaahi ta’alaa”. Bukan karena kita dipaksa
oleh manusia untuk menyembah apa-apa yang mereka sembah. “Lakum inukum waliyadiin, …Subhanallah”.
Dialog adalah penanda bahwa film memperlihatkan benturan ideologis antara ajaran Islam dengan penjajahan. Melalui adegan tindakan KH.Hasyim Asy’ari, film memvisualisasikan pesan kebebasan nurani yang didasari oleh kepatuhan tulus kepada Allah SWT:
“Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
dengan lurus”, (Al-Qur’an, Albayinnah, 98:5), dan karena itu pula,
“Tidak ada paksaan dalam menganut agama” (Al-Qur’an,
Albaqarah, 2:256).
Dengan demikian, film menjadi pesan “tanda” bahwa penjajahan menindas kebebasan beragama, dan hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam. Karena kebebasan beragama adalah salah satu esensi dari konsep kemerdekaan itu sendiri.
Tokoh KH.Hasyim Asy’ari diposisikan dalam konflik antara dakwah memperjuangkan kemerdekaan dengan kekerasan atau dengan diplomasi. Walaupun secara naratif dalam film disebutkan bahwa diplomasi yang dilakukan para ulama adalah bagian dari strategi untuk meraih kemerdekaan, hal ini diperlihatkan tidak seluruhnya dipahami oleh para santri. Film kembali menunjukkan terdapat perbedaan yang memperjelas keagenan KH.Hasyim Asy’ari sebagai agen perubahan. Bahwa terdapat fokus perbedaan dalam memaknai metode “jihad” dalam memperjuangkan kemerdekaan dalam ajaran Islam. KH. Hasyim Asy’ari dalam film mengutip hadist yang menyebutkan jihad sesungguhnya adalah melawan diri sendiri (hawa nafsu). Bahwa perjuangan kemerdekaan sesungguhnya akan berkurang nilainya jika dalam memperjuangkannya menggunakan kebiadaban yang sama atau lebih seperti para penjajah. Figurasi KH.Hasyim Asy’ari sebagai tokoh inspiratif pejuang kemerdekaan yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanan
Objek Kajian
Objek Material: dakwah yang dilakukan oleh KH.Hasyim Asy’ari dalam film sang kyai yang disutradarai oleh Rako Prijanto.
Objek Formal: penyampaian pesan dakwah ditinjau dari film sang kyai
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana komunikasi dakwah yang dilaksanakan oleh KH.Hasyim Asy’ari kepada tokoh-tokoh lain dalam film sang kyai?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian diatas yaitu:
Untuk mengetahui komunikasi dakwah yang dilaksanakan oleh KH.Hasyim Asy’ari kepada tokoh-tokoh lainnya dalam film sang kyai.
Thesis Statment
Keuntungan yang didapat adalah nilai lain; pengetahuan sejarah ataupun manfaat menyampaikan pesan ideologis, seperti pesan dakwah Islam dari film Sang Kyai.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi bagi para peneliti khususnya dibidang komunikasi dan penyiaran islam untuk mengembangkan teori dan metodelogi penelitian yang berkaitan dengan komunikasi dakwah.
Manfaat Praktis
Diharapkan menjadi bahan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa ataupun masyarakat dalam memehami bagaimana komunikasi dakwah itu terjadi.
Konstribusi Penelitian
Masyarakat umum
Menyajikan wawasan kepada masyarakat khususnya para santri tentang makna nilai-nilai nasionalisme santri dalam film sang kyai yang berlatar belakang sejarah kemerdekaan indonesia
2. praktis
Diharapkan dapat memebri manfaat kepada masyarakat sebagai konsumen film. Ataupun kepada para produsen film sehingga kedepanya mampu menghasilkan film-film yang berkualitas dan syarat akan pesan-pesan yang bermasnfaat.
Paradigma dan Teori
Paridgma
Dalam film ini peneliti menggunakan paradigma deskriptif kualitatif dengan metode teknik semiotika peirce, yang melibatkan penggunaan data dan pengumpulan berbagai bahan empiris, seperti studi kasus, pengalaman pribadi, intropeksi, riwayat hidup, dan wawancara.
Teori
Dalam film ini peneliti menggunakan teori saussure yang dapat membantu bagaimana memaknai, menganalisis sebuah objek dan tanda yaitu adegan dan dialog menjadi sebuah kesimpulan dan intreprestasi terhadap citra islam dalam film sang kyai.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Untuk mendapat kan hasil yang maksimal dalam proses penelitian tentang “ Komunikasi Dakwah KH. Hasyima Asyari Dalam Film Sang Kyai”. Ada beberpa pijakan yang dilakukan sebelumnya yang relavan dengan komunikasi dakwah, sehingga skripsi ini kiranya dapat melengkapi dari penelitian sebelumnya,
Pertama, skripsi yang disusun oleh Arnita 2006, yang berjudul “ Komunikasi Dakwah Pada Remaja Putri ( Studi Terhadap Majalah Pelita Dimadrasah Muallimat Muhamadiyah Yogyakarta)”. Dalam penelitian tersebut, Arnilta meneliti tentang bagaimana komunikasi dakwah yang digunakan majalah pelita pada remaja putri di Madrasah Muallimat Muhamadiyah Yogyakarta agar pesan yang disampaikan dapat menarik minat remaja putri yang membacanya. Dalam penelitian ini juga membahas tentang karateristik pesan dakwah didalam majalah pelita. Adapun hasil penelitian nya adalah metode yang digunakan untuk menyampaikan pesan ajaran islam dalam majalah pelita adalah dengan menggunakan tulisan di rubrik-rubrik remaja yang ada pada majalah pelita. Dan karakteristik pesan atau materi dakwah yang disuguhkan dalam majalah pelita adalah materi tentang aqidah, ibadah, akhlak, dan ilmu pengetahuan.
Kedua, skripsi yang disusun oleh Dede Ariyanto 2012, yang berjudul “ Komunikasi Dakwah Dalam Novel Bumi Cinta Dalam Novel Habiburrahman El Shirazy”. Dalam penelitian tersebut, Dede Ariyanto meneliti tentang bagaimana komunikasi dakwah antar tokoh yang terjadi dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, tidak sebatas hanya secara resmi saja namun juga bisa dilakukan disaat- saat santai bahkan meja makan sekalipun.
Ketiga, skripsi disusun oleh Drs. HM. Sugiman Sukiyo 2013, yang berjudul “ Komunikasi Dakwah Partai Persatuan Pembangunan Dalam Membanguna Kader Partai Di-DIY”. Dalam penelitian tersebut Drs. HM. Sugiman meneliti tentang bagaimana pembangunan karakter kader PPP serta bagaimana proses komunikasi dakwah yang dilaksanakan dalam pembangunan kader PPP. Adapun hasil penelitianya adalah pertama, bahwa komunikasi yang terjadi dalam internal PPP berjalan secara praktis, demokratis dan tidak rumit sehingga memudahkan dalam mekanisme kerja dan koordinasi. Kedua, bahwa dalam membangun kader partainya PPP melakukan komunikasi dakwah yang direalisasikan dalam pendidikan formal dan informal. Ketiga, masih kurangnya pembinaan kader khusunya dibidang ekonimi, hukum, dan komunikasi.
Keempat skripsi yang disusun oleh Nur Istiqomah 2013, yang berjudul “Gaya Bhasa Dakwah dan Konsep Gender Dalam Novel Xie Xie De Al Kraya Mell Shaliha Terbitan Diva Press ( Anggota IKAPI) Yogyakarta Tahun 2011”. Dalam penelitian tersebut Nur Istiqomah meneliti tentang bahasa dakwah yang terdapat dalam novel, serta konsep gender yang terdapat dalam novel tersebut. Adapun hasil penelitianya adalah bahwa dalam novel Xie Xie De Al Karya Mell Shaliha memuat lima gaya bahas dakwah yaitu taklim dan tarbiyah, tazkir dan tanbih, tarhib dan inzar, qashahs dan riwayat, umar dan nahi. Kedua dalam novel tersebut didonimasi oleh gaya bahasa taklim dan tarbiyah. Ketiga konsep gender tentang persamaan antara perempuan dan laki-laki menganut pemikiran progresif, untuk konsep gender tentang kodrat dan persamaan peran antara laki-laki dan perempuan menganut moderat, sedangkan kepemimpinan antara laki-laki dan perempuan menganut sistem literalis.
Adapun penelitian yang dilakukan penulis berjudul “ Komunikasi Dakwah KH, Hasyim Asyari Dalam Film Sang Kyai” berbeda dengan penelitian yang dilaksanakan sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis meneliti tentang bagaimana proses komunikasi dakwah yang dilakukan oleh KH. Hasyim Asyari, serta gaya bahasa yang digunakan oleh KH, Hasyim Asyari dalam film sang kyai.
BAB III
METODELOGI PEMBAHASAN
Metode pembahasan digunakan sebagai pedoman dan dasar dalam kegiatan penelitian. Sehingga dengan sebuah metode peneliti bisa mendapatkan data yang akurat sehingga dapat dipertanggung jawab kan.
Adapun dalam pembahasan ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan, maksudnya data yang diwujudkan tidak berwujud angka melainkan dengan kata-kata.
Pendekatan dan jenis penilitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dengan jenis penelitian bersifat analisi isi kualitatif (kritis)., yang memungkinkan peneliti menelaah lebih jauh tentang isi dari suatu informasi baik dimedia cetak ataupun elektronik. Adapun model yang digunakan adalah analisis isi kritis model semiotik.
Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah sumber data dari penelitian dimana data itu diperoleh. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah film sang kyai.
Objek Penelitian
Objek penelitian yaitu masalah apa yang hendak diteliti dalam sebuah penelitian. Adapun dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitanya adalah proses Komunikasi Dakwah yang dilaksanakan oleh KH. Hasyim Asyari dan gaya bahasa yang digunakan oleh KH. Hasyim Asyari dalam film sang kiai.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang dikumpulkan penulis dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan atau dokumen yang sudah tersedia. Metode inidilakukan dengan cara melihat dokumen- dokumen resmi sperti: monografi, catatan-catatan serta buku, buku peraturan yang ada. Dan dalam hal ini data dikumpulkan melalui pengamatan terhadap film sang kiai, sesuai dengam masalah yang diteliti. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data antaralain:
Mengidentifikasi dalam film sang kiai melalui Video Compect Disk (VCD).
Memahami dan mengamati scenario film sang kiai sesuai dengan permasalahn film yang diangkat dalam penelitian ini. Lebih tepatnya film akan dibagi dalam beberapa scance.
Selanjutnya yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel dan cuplikan frame dari adegan yang dimaksud.
Sumber Data
Sumber data yang diergunakan dalam penelitian ini yaittu dengan mencari data primer dan data skunder. Yang dijadikan data prier ialah film sang kiai karya Rako Prijanto. Sedangkan data skuder nya adalah literaur-literatur islam seperti : Al-quran dan terjemahan nya, Al-hadis dan refensi lain nya yang relavan untuk memeberikan penjelasan tentang data yang dianalisis.
Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data yang telah diperoleh dan kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi, penulis menggunakan analisi isi kritis model semiotik. Adapun analisis semiotik yang digunakan adalah semiotok Roland Barthes. Studi semiotik mengambil fokus penelitian pada seputar tanda baik tanda verbal maupun nonverbal. Tanda verbal meggunakan ucaapan lisan atau kata-kata sedangkan tanda nonverbal meliputi ekspresi wajah, gesture (gerakan tubuh) dan lain sebagainya. Adapun yang diteliti dalam penelitian ini adalah tanda baik verbal maupun nonverbal, yaitu ucapan kata-kata (lisan), ekspresi wajah dan gesture.
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa literatur penelitian yang telah membahas mengenai analisis semiotika pada obyek yang berupa film. Namun beberapa literatur tersebut tetapa memiliki perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dengan menggunakan metode semiotika pada obyek yang berbeda, diharapkan dapat memberikan pemaknaan simbol-simbol yang muncul terhadap obyek tersebut secara lebih struktur.
Dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu, dapat ditegaskan bahwa penelitian ini memiliki signifikasi yang berbeda disebabkan subjek penelitian ini ada karya sinematografi berbentuk film kolosal sekaligus film dokumentasi sejarah perjalanan kehidupan KH. Hasyim Asyari berlatar belakang indnesia tahun 1920-an, analisis atas karya sinematografi tersebut akan dilakukan memalalui pendekatan analisisSemiotika Roland Barthes, adapun objek penelitian ini adalah nilai-nilai perjuangan kemerdekaan yang dikontruksi melalui setiap adegan pada fil “Sang Kiai”. inilah hal penting yang memeberikan diferensiasi penelitian ini dengan penelitian-peneliian lainnya.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yangtelah diuraikan dengan menggunakan teori semiotika Rolan Barthes sebagai pisau analisisnya. Maka dapat ditarik kesimpulan dari rumusan maslah penelitian ini mengenai komunikasi dakwah KH. Hasyim Asyari dalam film Sang Kyai. Yaitu bahwa hanya terdapaat lima dari delapan jenis komunikasi dakwah menurut Wahyu Illahi. Yang sesuai dengan Al-quran. Diantaranya : qowlan adhima, qowlan baligha, qowlan layyina, qowlan sadidan, dan qowlan tsaqilah. Dan komunikasi dakwah yang dilakukan oleh KH. Hasyim Asyari dalam film sang kyai didonimasi oleh qowlan baligha. Hal ini menggambarkan bahwa komunikasi dakwah yang dilaksanakan oleh KH. Hasyim Asyari dalam film sang kyai adalah komunikasi dakwah yang efektif.
SEPULUH USER FILM SANG KYAI
Sang Kyai Full Movie
https://www.youtube.com/watch?v=1sUy8Z_cG3Y
Film Sang Kyai Full
https://www.youtube.com/watch?v=4dqq5JfsL7k
Sang Kyai-Mbah Hasyim Asy’ari
https://www.youtube.com/watch?v=06817mWyUfY
2013-Trailer Film Sang Kyai
https://www.youtube.com/watch?v=eQoVWCNT3_0
KH. Hasyim Ashari( Pendiri NU)
https://www.youtube.com/watch?v=eQoVWCNT3_0
Sang Kyai-Official Movie Trailer
https://www.youtube.com/watch?v=l9v0pzrlb6o
“Sang Kiai” Battle Sequence
https://www.youtube.com/watch?v=_ThHIPG4i0Q
Sang Kiai Trailer 2013
https://www.youtube.com/watch?v=m31tzVZ_bGE
Trailer Film Sang Kyai
https://youtu.be/8-eObfltVgw
Sang Kiai-Dipaksa tentara jepang
https://youtu.be/1EEOZTTihWY
REFERENSI
Skripsi = Komunikasi Dakwah Hasyim Asyhari Dalam Film Sang Kiai
Jurnal = Menikmati “Tanda” Dakwah Islam Dalam Film Dokudrama-Biopik : Sang Kyai
Komentar
Posting Komentar