Firhand Ali Affandy - B91218110
NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN SULTAN
MUHAMMAD AL-FATIH DALAM FILM FETIH 1453
(ANALISIS SEMIOTIK)
Nama Peneliti :
FIRHAND ALI AFFANDY
[B91218110]
Mentor:
Drs. MASDUQI AFFANDI, M.Pd.I
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Fetih 1453
adalah sebuah film sejarah epic yang dibuat di Negara Turki. Film yang dibuat
dengan menelan biaya US$ 17 juta atau sekitar Rp. 158 milyar ini menceritakan
tentang pembebasan ibukota kekaisaran Byzantium (Romawi Timur) yaitu Kota
Konstantinopel atau yang sekarang dikenal dengan nama Kota Istanbul oleh Sultan
Mehmed II (Muhammad Al-Fatih) dari Kesultanan Utsmaniyyah (Ottoman).
Dengan biaya sebesar itu menjadikan film fetih 1453
sebagai film termahal yang pernah dibuat sepanjang sejarah perfilman Turki.
Film ini dibuat mulai September 2009 dan baru selesai Januari 2011, Kemudian
dirilis pada tahun 2012. Meskipun film ini bercerita mengenai sejarah, namun
film ini sarat akan nilai-nilai jihad didalamnya.
Film ini mengisahkan tentang kesuksesan seorang Sultan
bernama Muhammad Al-Fatih atau yang biasa dikenal dengan Mehmed II, seorang
penguasa dari Kesultanan Utsmaniyyah atau dinasti Ottoman dalam merealisasikan
Hadits Nabi yang masyhur, yang isinya sebagai berikut : “Kota Konstantinopel
akan jatuh ke tangan islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik
pemimpin. Pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”(HR.
Ahmad bin Hambal Al-Musnad).
Beliau
merupakan seorang pemimpin yang tangguh, yang sedari kecil menerima banyak
pendidikan agama islam. Beliau dilahirkan pada tanggal 26 Rajab 833 H. Pada
usia 21 tahun, beliau sudah mampu menguasai enam bahasa dan ahli dalam bidang
strategi perang, sains, dan matematika. Setelah kewafatan ayahnya, Sultan Murad
II, beliau naik tahta dan berjanjiakan menaklukkan tanah yang belum dapat
ditaklukkan oleh ayahnya dan pendaulu-pendahulunya.
Film fetih 1453 sangat penting bagi umat islam
karena melalui film inilah umat islam dapat mengetahui sejarah peradaban Islam
di masa lalu. Bagaiman umat Islam berjuang untuk mencapai kedamaian. Alasan
peneliti memilih tema jihad dalam penelitian karena peneliti melihat dari film fetih
1453 menampilkan banyak bentuk jihad yang ditampilkan dalam adegan dimana
umat Islam berjuang mengorbankan jiwa, raga, dan harta yang dipunyainya di
jalan Allah SWT. Dari film ini juga terlihat kebesaran Allah SWT dengan
runtuhnya kekuasaan nasrani dan bangkitnya Daulah Islamiyah yang akan
melebarkan sayapnya hingga ke tanah eropa.
Untuk itu, peneliti sangat tertarik untuk membahas
nilai-nilai jihad yang ada dalam film fetih 1453 dikarenakan memiliki pesan
dan makna yang terkandung didalamnya. Serta peneliti ingin juga meneliti apa
saja ekspresi dan tanggapan dari kalangan millennial dalam film fetih 1453 ini
menggunakan Analisis Semiotik dengan melalui sebuah karya tulis yang bejudul
“ZAKIR NAIK DAN WILLIAM CAMPBELL DALAM MUJADALAH DI YOUTUBE (Analisis
Semiotik)”.
B.
Objek Kajian
1.
Material
Obyek material dalam peneltian
ini adalah nilai-nilai kepemimpinan dalam Film Fetih 1453
2.
Formal
Obyek Formal dalam penelitian
ini adalah makna dari nilai-nilai kepemimpinan dalam Film Fetih 1453
C.
Rumusan
Masalah
Di antara banyaknya film-film yang mengambil
setting sejarah islam tersebut, peneliti akan meneliti Film Fetih 1453 kemudian
merumuskan masalah yaitu “Bagaimana makna nilai-nilai kepemimpinan yang
terkandung dalam Film Fetih 1453 ?”.
D.
Tujuan
Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah
dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui makna nilai-nilai
kepemimpinan dalam Film Fetih 1453.
E.
Manfaat Penelitian
1.
Kepada
Praktisi Dakwah
Da’I dapat menyampaikan pesan
dakwah islam melalui film-film sejarah islam.
2.
Kepada
Masyarakat
Masyarakat dapat menyampaikan pesan-pesan
dakwah islam melalui film-film sejarah islam.
3.
Kepada Ilmu
Pengetahuan
Para peneliti
dapat melakukan penelitian yang obyek materialnya mengenai film-film sejarah
islam dengan analisis yang dapat dianalisis baik melalui wacana maupun dengan
penelitian secara kuantitatif.
F.
Kontribusi
1.
Untuk
Khalayak Umum
Penelitian
ini dapat diharapkan dapat memberi kontribusi ke masyarakat umum dalam menambah
wawasan khususnya di bidang komunikasi dan dakwah islam.
2.
Untuk
Praktisi
Menyampaikan
masukan kepada para da’I agar ketika berdakwah menggunakan film-film sejarah
islam.
3.
Untuk
Akademisi
Sebagai suatu
referensi dan rujukan bagi para peneliti dalam melakukan penelitian terhadap film-fim
sejarah islam.
G.
Thesis
Statement
Dalam penelitian ini, peneliti ingin menemukan
pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam film fetih 1453 dan nilai-nilai
kepemimpinan yang terdapat dalam karakter utama yaitu Sultan Muhammad A-Fatih
H.
Paradigma
Fenomenologi
Peneitian ini menggunakan paradigma fenomenologi.
Yaitu melibatkan pengujian yang teliti dan seksama pada kesadaran pengalaman
manusia. Konsep utama dalam paradigma ini adalah makna. Makna merupakan isi
penting yang muncul dari pengalaman manusia.
I.
Landasan Teori
Konstruksi
Penelitian ini menggunakan teori
konstruktivisme. Teori ini didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui
dalam kehidupan kita selama in merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman
demi pengalaman.
J.
Sistematika
Penulisan
Dalam
penulisan penelitian ini, untuk lebih memudahkan dalam memahami karya penelitan
ini, maka berikut ini susunan sistematika pembahasan, yaitu ;
BAB I:
PENDAHULUAN
Pada bab
pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, thesis statement,
paradigma fenomenologi, landasan teori konstruksi, dan sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Pada bab ini
akan berisikan tinjauan umum film yang berisi seputar konsep film sebagai media komunikasi massa, definisi, unsur film, struktur film, jenis dan klasifikasi film, Tinjauan umum semiotika yang meliputi konsep dasar semiotika, semiotika dalam film, semiotika Roland Barthes, definisi, pengertian jihad dan konsep jihad dalam pandangan islam.
BAB III: GAMBARAN UMUM FILM FETIH 1453
Pada bab ini
akan membahas tentang sinopsis film, sutradara film, serta profil pemeran dan kru produksi film fetih 1453
BAB IV: ANALISIS SEMIOTIKA
Pada bab ini akan membahas tentang analisis semiotika kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam film fetih 1453, dikorelasikan dengan pandangan islam terhadap nilai-nilai kepemimpinan, serta pesan yang ingin disampaikan melalui film tersebut
Pada bab ini akan membahas tentang analisis semiotika kepemimpinan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam film fetih 1453, dikorelasikan dengan pandangan islam terhadap nilai-nilai kepemimpinan, serta pesan yang ingin disampaikan melalui film tersebut
BAB V:
PENUTUP
Dalam bab ini
berisikan kesimpulan, kritik, dan saran yang merupakan jawaban langsung dari permasalahan
yang ada.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Tinjauan Umum Film
1. Definisi
Ada beberapa tokoh yan mendefinisikan film dengan
berbagai macam pemikirannya, Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, film merupakan
kumpulan dari beberapa gambar yang berada di dalam frame, dimana frame demi
frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar itu menjadi hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian
sehingga memberikan daya tarik tersendiri.
Lain halnya menurut Askurai Baskin, film
merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa dari berbagai macam
teknologi dan berbagai unsur-unsur kesenian. Film jelas berbeda dengan seni
sastra, seni lukis, atau seni memahat. Seni film sangat mengandalkan teknologi
sebagai bahan baku untuk memproduksi maupun ekshibisi kehadapan penononnya.
Pada saat ini film telah menjadi media
bertutur manusia, sebuah alat komunikasi, menyampaikan kisah. Jika sebelumnya
bercerita dilakukan dengan lisan, lalu tulisan, kini munculsatu media lagi
dengan gambar bergerak yang menceritakan tentang kehidupan disinilah kita
menyebut film sebagai representasi dunia nyata.
2. Unsur Film
Ada dua unsur yang membantu kita untuk
memahami sebuah film, diantaranya adalah unsur naratif dan unsur sinematik. Keduanya
saling berkesinambungan dalam membentuk sebuah film. Unsur-unsur ini saling
melengkapi dan tidak dapat dipisahkan dalam proses pembuatan film.
Ø
Unsur Naratif
Unsur Naratif berhubungan dengan aspek
cerita atau tema film. Oleh karena itu setiap film tidak akan pernah lepas dari
unsur naratif. Unsur ini meliputi :
·
Pemeran / Tokoh
·
Permasalahan dan Konflik
·
Tujuan
·
Ruang / Lokasi
·
Waktu
Ø
Unsur Sinematik
Unsur sinematik adalah unsur yang membantu
ide cerita untuk dijadikan sebuah produksi film. Karena unsur sinematik
merupakan aspek-aspek teknis dalam sebuah produksi film. Ada empat elemen yang
mendukung unsur sinematik, diantaranya :
·
Mise-en-scene
·
Sinematografi
·
Editing
·
Suara
3. Jenis-Jenis Dan Klasifikasi Film
a. Jenis Film
Film memiliki beberapa jenis penyampaian pesan
dan penyampaian makna tergantung seperti apa cara yang dipakai. Pratista
membagi film menjadi tiga jenis, yakni :
·
Film Dokumenter
·
Film Fiksi
·
Film Eksperimental
b. Klasifikasi Film
Sebelumnya kita telah membagi film menjadi
tiga jenis. Pembagian tersebut bisa dikatakan sebagai klasifikasi film paling
umum. Sebenarnya banyak metode yang bisa kita gunakan untuk mengklasifikasi
sebuah film dimulai dengan cara proses produksinya, distribusinya, actor &
aktris favorit, sutradara favorit, bahkan berdasarkan penulis novel.
c. Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai
teknologi baru, tetapi konten dan fungsi yang ditawarkan masih sangat jarang. Film
kemudian berubah menjadi alat presentasi dan distribusi dari tradisi hiburan
yang lebih tua, menawarkan cerita, panggung, music, drama, humor, dan trik
teknis bagi konsumsi popular. Film juga hampir menjadi media massa yang
sesungguhnya, dalam artian bahwa film mampu menjangkau populasi dalam jumlah
besar, bahkan sampai ke pedesaan.
Film tidak hanya berfungsi menyampaikan
pesan kepada khalayak penontonnya tetapi secara aktif megkonstruksi persepsi
khalayak penontonnya berdasarkan muatan pesan yang dikandungnya. Sekaligus film
adalah cerminan masyarakat dimana film tersebut dibuat. Sebuah film bagi
seseorang yang sungguh-sungguh mencintai sinema tidak hanya sebagai hiburan
semata atau media penyampai pesan saja, namun film dapat dijadikan media untuk
belajar tentang kehidupan.
Saya setuju dengan pendapat banyak pengamat
bahwa film adalah salah satu medium yang paling ampuh untuk mempengaruhi
manusia, baik untuk tujuan yang baik maupun buruk. Dengan memahami sebuah film
dengan baik akan membuat kita mampu mengambil hal-hal yang patut kita contoh
serta membuang jauh hal-hal yang merugikan kita, hingga kita bisa menjadi
manusia yang lebih baik.
Oleh karena itu media bukan cuma menentukan
realitas seperti apa yang akan dikemukakan namun media juga harus bisa memilah
siapa yang layak dan tidak layak masuk menjadi bagian dari realitas itu. Dalam hal
ini media bisa menjadi control yang bisa mempengaruhi bahkan mengatur isi
pikiran dan keyakinan di dalam masyarakat.
d. Film Sebagai Media Dakwah
Secara singkat, definisi dakwah adalah
mengajak orang lain agar menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi
larangan-Nya. Namun secara syar’I, makna dakwah adalah menjalankan perintah
Allah, baik berupa perkataan maupun perbuatan, erta meninggalkan semua larangan
Allah, baik perkataan maupun perbuatan pula.
Aktifitas dakwah tidak akan berjalan jika
tidak menggunakan alat atau media. Terlebih di era informasi ini, di mana media
semakin berkembang pesat diiringi berkembangnya ilmu pengetahuan dan ilmu
agama. Dan penggunaan media bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan zaman
tersebut.
Salah satu media yang cukup berkembang
pesat di abad ini adalah film. Film, sebagaimana yang telah dibahas pada bagian
awal bab ini, merupakan salah satu jenis seni yang dapat memberikan pengaruh
cukup besar kepada pola piker masyarakat umum. Ini berarti film dapat menjadi
media yang cukup efektif dalam menjalankan dakwah.
Islamisasi melalui media film, juga
merupakan wacana penting di era digital ini. Hal ini dikarenakan sifat dari
penikmat film yang tergolong gencar memakai budaya konsumsi kontemporer. Islam,
dalam kasus ini dapat ditampilkan dengan segar, menarik, hybrid dan
modern dalam rangka menjadikan islam sebagai agama yang relevan dengan budaya
yang saat ini sedang didominasi kaum kapitalis.
B. Tinjauan Umum Semiotika
1. Konsep Semiotika
Semiotika sebagai suatu model dari ilmu
pengetahuan social memahami dunia sebagai system hubungan yang memiliki unit
dasar yang disebut dengan “tanda”. Dengan demikian, semiotic mempelajari
hakikat tentang keberadaan suatu tanda. Secara sederhana semiotika mempelajari system-sistem,
aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut
mempunyai arti.
2. Konsep Semiotika Rolland Barthes
Dalam hal semiotika, kunci analisis dari
Barthes adalah mengenai konotasi dan denotasi. Barthes mendefinisikan sebuah
tanda (sign) sebagai sebuah system tanda yang di dalamnya mengandung unsur
ekspresi (E) dalam hubungannya (R) dengan isi (C).
Konsep semiotika Barthes dikenal Fiske
sebagai signifikasi dua tahap (two order signification). Di mana kunci dari
signifikasi ini terletak pada konsep connotative yang dibuat Barthes
menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier
(ekspresi) dan signified (isi) di dalam sebuah tanda terhadap realitas
eksternal. Itulah yang kemudian disebut oleh Barthes sebagai denotasi, yang
mana merupakan makna paling nyata dari tanda (sign).
3. Konsep Semiotika Film
Christian Metz merupakan salah satu kritikus
film yang berasal dari Perancis. Bukunya yang berjudul Language and Cinema
memberikan pemahaman mengenai film sebagai satuan bahasa yang berbeda dari
bahasa tutur. Semua komponen dalam film merupakan serangkaian kode yang
merepresentasikan sebuah budaya, sejarah dan nilai-nilai. Bagi Metz teoi film
adalah teori yang mengkaji wacana-wacana sejarah film, masalah ekonomi film,
estetika film dan semiotika film.
Maka dari itu, semiotika sebagai sebuah
disiplin ilmu yang mengkaji tanda-tanda dan system simbolik memiliki kaitan
erat dengan film sebagai produk tanda. Di lain pihak, para ahli melihat fim
sebagai salah satu media yang dapat mempengaruhi para khalayaknya. Dan dari
sinilah asal mula dilakukannya berbagai penelitian terhadap symbol dan ikon
dalam film, dan pengaruhnya tehadap masyarakat yang menyaksikan film tersebut.
C. Pengertian Kepemimpinan dan Konsep Keemimpinan Dalam Islam
1. Pengertian Pemimpin
Kata pemimpin berasal dari kata pimpin. Secara harfiah pemimpin
dapat diartikan dengan kata pelopor,
atau orang yang dapat menuntun, membimbing, mengambil langkah
awal, memberikan contoh dan menggerakan oranglain. Atau secara istilah pemimpin
adalah orang yang mempengaruhi orang lain yang ada di sekelilingnya.
Oleh karena itu tujuan
kepemimpinan
tak
lain
adalah
menjamin
terwujudnya pencapain sebuah
tujuan, dengan cara
mengorganisir dan mengatur sebuah institusi, lembaga, atau sebuah sistem yang sudah terbentuk, dengan kepemimpinan sebagai fasilitas yang
memberikan jalan untuk orang lain yang terorganisir dapat berproses dalam
sebuah organisasi formal agar mecapai tujuan yang sudah di tetapkan. Bentuk-bentuk
kepemimpinan antara lain :
Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan Paternalistis
Kepemimpinan Laissez-Faire
Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan Otokratik
Kepemimpinan Populistik
Kepemimpinan Administratif
2. Konsep Kepemimpinan Dalam Islam
Dalam pandangan islam, seorang pemimpin
adalah orang yang diberikan amanah oleh Allah SWT untuk memimpin rakyatnya. Di mana
ia akan dimintai pertanggung-jawabannya kelak di akhirat. Beberapa ahli
menyimpulkan bahwa ada beberapa ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan
islam. Veitzal Rivai menyebutkan ada enam ciri kepemimpinan dalam islam yaitu :
o
Setia Kepada Allah
o
Bertujuan Untuk Islam Secara Menyeluruh
o
Menjunjung Tinggi Syariat dan Akhlak Islam
o
Pengemban Amanah
o
Bermusyawarah dan Tidak Sombong
o
Disiplin, Konsisten, dan Konsekwen
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM FETIH 1453
A. Sejarah Tokoh
Sultan Muhammad Al-Fatih atau yang dalam film Fetih 1453 dikenal
dengan sebutan Sultan Mehmed II lahir di Edirne pada Tanggal 29 Maret 1432.
Beliau adalah sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah dan anak ke-3 dari tiga
bersaudara. Diceritakan Sultan Murad II ayahnya ketika menunggu kelahiran
Sultan Mehmed II menenangkan diri dengan membaca Al-Quran dan lahirlah anaknya
saat bacaannya sampai pada surah Al-Fath, surat yang berisi janji-janji Allah
SWT akan kemenangan kaum muslim.
Mehmed II mulai menghafal Al-Quran pada usia 8 tahun dan ia juga
mempelajari etika belajar dari Syaikh Al-Kurani, namun yang membentuk mental
dan kepribadian Sultan Mehmed II adalah Syaikh Aaq Syamsuddin yang darinya
tidak hanya diajarkan ilmu-ilmu yang dikuasai tetapi senantiasa mengingatkan
akan kemuliaan Ahlu Bisyarah yang akan menaklukkan Konstantinopel serta
menceritakan perjuangan Rasulullah SAW dan sahabatnya dalam menegakkan islam.
Proyeksi bahwa Mehmed II adalah sang penakluk Konstantinopel membawa
inspirasi, motivasi, dan pengaruh yang sangat besar bagi dirinya, digabungkan
dengan watak dan kemauan kerasnya menjadikan Sultan Mehmed II dalma umur 17
tahun dapat menguasai berbagai macam bahasa, yaitu bahasa Turki, bahasa Persia,
bahasa Arab, bahasa Perancis, Yunani, Hebrew, Serbia, dan Latin. Selain dalam
kemampuan bahasa, kemampuannya juga ditunjukkan dalam ilmu Sejarah, Geografi,
Syair, dan Puisi, serta keahliannya dalam perang pun menjadi buah bibir
dikalangan kesultanan. Diceritakan pula bahwa Mehmed selalu menghabiskan waktunya
dengan menunggang kuda dan Shalat Tahajud terlebih lagi Shalat lima waktu.
Banyak sejarawan mengatakan bahwa motif utama penaklukan Konstantinopel
adalah usaha Sultan Mehmed II dalam mewujudkan Bisyarah Rasulullah SAW yang
menjadi inspirator utama dalam hidupnya.
B. Profil Sutradara
Faruk Aksoy adalah
seseorang yang tidak asing lagi di
Turki, dia adalah seorang
sutradara, penulis skenario, produser, sekaligus menjadi pengusaha. Faruk Aksoy lahir pada tahun 1964 di Sarliurfa, Turki. Dia adalah pengagas dan pendiri dari salah satu rumah produksi (Production House) yang cukup terkenal di turki,
dengan nama Faruk Production bahkan film yang sedang penulis teliti merupakan salahsatu film yang
di produksi oleh rumah produksinya sendiri, Kiprahnya dalam dunia per-filman ia mulai sejak 1995 dengan
memulai karirnya sebagai
aktor (actor) dalam film Ask Olumder
Soyultur, Faruk juga perah menjadi penulis (writer) di tahun 2002 dalam film Yes il Isk, perjalanan
karir
Faruk
di
dunia
per-filman juga begitu pesat sehingga ia pernah
menjadi
seorang sutradara,
penulis, sekaligus produser
dalam sebuah film Cilgir Desare Kampta di tahun 2008.
Film
ini dibuat mulai September 2009 dan baru selesai Januari 2011, dan mulai
ditayangkan diseluruh dunia mulai 16 Februari 2012. Negara yang pertama kali
menyambutnya adalah Mesir, Jerman, Uni Emirat Arab, Kazakhstan, Azerbaijan,
Inggris, dan Amerika Serikat. Film ini sendiri mendapat respon yang sangat baik
di masyarakat Turki. Film ini mendapat respon yang sanagat baik di masyarakat Turki, film yang di putar di delapan
Negara eropa dan di Box Ofice ini disinyalir mendapatkan keuntungan sekitar30.469 US$ pada minggu pertamanya,
dan sekitar 30.834.000
US$ jika dijumlahkan keuntungan dalam satu bulan, dalam penjualan tiket 4 juta penonton dengan biaya sekitar 2 US$ per-tiket yang kemudian melalui
film ini membuat Faruk Aksoy mendapatkan penghargaan-penghargaan Awards.
C. Sinopsis Film Fetih 1453
Bercerita tentang sejarah persaingan antara dua Negara, yaitu Imperium
Romawi Timur (Byzantium) dan Daulah Utsmaniyah (Ottoman). Scene awal memuat
saat-saat kelahiran Sultan Mehmed II di istana Edirne yang diberitakan oleh
seorang kasim kepada ayah Sultan Mehmed II, yaitu Sultan Murad II. Begitu
mendengar bayinya adalah seorang laki-laki, Sultan Murad memberikan titah untuk
menamai anaknya Mehmed dengan harapan dapat meniru akhlak Nabi Muhammad SAW.
Lalu scene berlanjut Sultan Mehmed II sudah beranjak dewasa sedang
bermain pedang, lalu datang pembawa berita yang mengatakan bahwa ayahnya,
Sultan Murad II telah wafat dan beliau siduruh kembali ke ibukota untuk
melanjutkan pemerintahan dan menjadi Sultan penerus kesultanan.
Berita kematian Sultan Murad II disambut gembira oleh Kaisar Byzantium,
Constantine XI Palailogos yang berpikir bahwa pengganti Sultan Murad adalah
seorang anak yang polos, yang tidak akan seberani ayahnya dalam mengambil
tindakan untuk menaklukkan Konstantinopel. Lalu terjadilah sebuah perjanjian
damai antara Sultan Mehmed II dengan Kaisar Byzantium yang merupakan siasat
dari Kaisar Byzantium untuk mulai memperlemah kekuasaan Sultan Mehmed II.
Scene selanjutnya menceritakan ketika Sultan Mehmed II mulai mengambil
tindakan atas strategi yang telah dibuatnya dengan menginstruksikan untuk
membangun benteng di sisi selat bosphorus agar dapat dengan mudah mengawasi
para pedagang dan memutus pasokan logistic ke Konstantinopel. Sontak saja
kejadian ini membuat Kaisar Byzantium dan penduduk Konstantinopel gempar.
Seketika sang kaisar menghubungi bala sekutunya untuk membantu Konstantinopel.
Di antaranya para panglima dari Genoa dan Venesia yang bernama Giustiniani
dengan memberi iming-iming imbalan berupa pulau Limnos, serta sang kaisar juga
meminta bantuan kepada Paus di Vatikan agar membantu. Sang Paus pun bersedia
membantu asalkan Gereja Ortodoks Byzantium di bawah kendali Gereja Katolik
Roma.
Sebagian besar rakyat konstantinopel sangat tidak setuju dengan tindakan
sang kaisar mereka ini. Dikarenakan kejadian pilu yang pernah mereka alami
sebelumnya dengan para pasukan salib dari Roma. Maka mereka memutuskan untuk
tetap berusaha mempertahankan kota Konstantinopel dengan kekuatan mereka
sendiri. Andaikata Konstantinopel harus jatuh ke tangan orang asing, maka
rakyat Konstantinopel lebih memilih untuk dikuasi pasukan Ottoman daripada
harus dibawah kekuasaan Gereja Katolik Roma.
Scene film langsung saya singkat ketika hari pertempuran terjadi, di
mana pasukan Ottoman telah siap menyerbu benteng kota dengan meriam jumbo
bernama Basilica buatan seorang ahli meriam dari yunani bernama Urban dibantu
dengan anak gadisnya. Sesaat sebelum dimulai, sang Sultan bertemu berdua dengan
sang Kaisar melakukan negosiasi terakhir, namun keduanya telah sepakat untuk
berperang. Akhirnya kedua pasukan pun terlibat dalam pertempuran yang sangat
sengit hingga berminggu-minggu tembok kota masih tidak bisa di jebol. Hal ini
membuat sang Sultan putu asa dan sempat berpikiran untuk menyerah dan kembali
pulang ke Edirne.
Namun akhirnya, sang guru yaitu Syaikh Aaq Syamsuddin datang memberikan
wejangan dengan memberitahu makam sahabat Rasulullah yaitu Abu Ayyub Al-Ansari
r.a. yang dikubur dekat dengan sisi tembok yang paling lemah dan gampang
ditembus. Akhirnya Sultan Mehmed II memindahkan kapal-kapalnya menaiki gunung
memutari selat yang tertutup oleh rantai raksasa yang telah dipasang oleh
pasukan Byzantium. Setelah berhasil memindahkan kapalnya dibalik rantai, maka
ditembakkan sekali lagi meriam basilica dan hancurlah seketika tembok yang
sudah rapuh tersebut dan masuklah para pasukan Ottoman menerjang pasukan
Byzantium hingga meraih kemenangan.
D. Profil Aktor Film Fetih 1453
1. Devrim Evin sebagai Sultan Mehmed II, lahir di Adiyaman pada tahun 1978.
Menamatkan pendidikan dari Departemen Seni Pertunjukan di Universitas Hacettepe
pada tahun 2001. Ia mulai tampil di City Theatre Eskisehir pada tahun 2003, dan
dipindahkan ke State Theatre Adana pada tahun 2005. Evin meneruskan gelar
masternya di Departemen Tahap Seni dan Teater di Mimar Sinan Fine Arts
Univercity. Saat itu dia tidak hanya berakting di berbagai biosko, tetapi juga
dalam serial TV local Turki berjudul Kaleici, Iki Arada, dan Suc Dosyasi.
Kemudian pada tahun 2012, ia menjadi pemeran utama sebagai Sultan Mehmed II di
film Fetih 1453 yang disutradarai Faruk Aksoy.
2. Ibrahim Celikkol sebagai Ulubatli Hasan, lahir pada tanggal 14 Februari
1982, di adalah pemain basket dan mantan model professional. Sebelumnya, dia
berperan dalam serial TV local Turki berjudul Pars:Narkoteror dan serial TV
lainnya. Dalam film fetih 1453 ini, dia berperan sebagai Hasan, yaitu
orang terdekat, orang kepercayaan, dan panglima perang dari Sultan Mehmed II
sekaligus suami dari Era, putri Guru Urban sang pembuat meriam Basilica.
3. Recep Aktug sebagai Constantine XI, lahir pada Tanggal 13 Mei 1964. Dia
adalah seorang musisi terkenal di Turki. Dia memulai karir perdananya sebagai
seorang actor film pada tahun 2008 dalam serial TV local berjudul Forbidden
Love dan berperan sebagai Hilmi Onal. Dalam fill fetih 1453, dia
berperan sebagai kaisar Constantine XI yang menjadi musuh Sultan Mehmed II dan
berperang sampai ajal menjemputnya di tangan Sultan Mehmed II.
4. Cengiz Coskun sebagai Giovani Giustiniani, lahir pada Tanggal 29 April
1982, seorang imigran dari Bulgaria ke Turki. Dia adalah seorang Aktor dan
Model di Turki lulusan dari Sports Academi di Turki pada tahun 2002 sebagai
pemain basket dan model professional terbaik pada saat yang bersamaan. Di film fetih
1453 ini dia berperan sebagai Giovani Giustiniani, seorang panglima perang
dari Genoa yang membantu pasukan Kaisar Constantine. Menjadi musuh duel Hasan
sampai menemui ajalnya di tangan Hasan.
5. Dilek Serbest sebagai Era, lahir di Izmir, Turki pada Tanggal 17 Maret
1981. Dia merupakan seorang model dan seringkali menjadi model iklan
produk-produk dengan merk terkenal, selain itu menjadi model dalam video klip
music. Dalam Film fetih 1453 ini dia berperan sebagai Era, putri angkat
Guru Urban dan ahli dalam membuat meriam pula. Sebenernya tokoh Era ini tidak
ada dalam sejarah asli, Tokoh Era ini fiksi dan ditambahkan oleh sang sutradara
agar film lbih menarik dari sisi alur cerita.
6. Erden Alkan sebagai Chandarly Halil Pasha, lahir pada tanggal 12
Februari 1941 di Giresun, Turki. Dia adalah actor senior di Turki yang memulai
debut film perdananya pada tahu 1973. Dia menjadi pemeran utama dalam film
Gonulden Yaraliar dengan genre Drama. Dalam film feth 1453 dia berperan
sebagai Chandarly Halil Pasha, Perdana Menteri dari Daulah Utsmaniyah dan
menjadi penasehat Sultan Mehmed II dalam mengambil setiap tindakan.
E. Tim Produksi Film Fetih 1453
Director : Faruk Aksoy
Script Writer : Irfan Saruhan
Writing Credits : Atilla Engin
Producers : Faruk Aksoy, Ayse Germen
Casting : Faruk Aksoy
Co-Producers : Hamit Keles, Faruk Metin
Production manager : Hidayat Cakir, Omer Gultekin
Supervising Producer : Glucihing Onel
Art Direction : Severet Aksoy
Costume Design : Canan Goknil
Original Music :
Benjamin Wallfisch
Cinematography :
Hasan Gerin, Mirsad Herovich
Film Editing :
Erkan Ozekan
Sound Department :
Srdjan Kurpjel – supervising sound editor
Ruben Aguirre Barba – sound effects editor
Sirma Dogan – sound designer
Mustafa Durma – supervising dialogue
Editorial Department :
Erkan Ozekun
Pemeran Film Fetih 1453
Devrim Evim :
Sultan Mehmed II
Ibrahim Celikkol :
Ulubatli Hasan
Dilek Serbest :
Era
Cengiz Coskun :
Giovani Giustiniani
Erden Alkan :
Chandarly Halil Pasha
Recep Aktug :
Constantine XI
Raif Hikmet Cam :
Aksemseddin
Naci Adiguzel :
Grand Duke Notaras
Sedat Mert :
Zaganos Pasha
Mustafa Atilla Kunt :
Sahabettin Pasha
Ozcan Aliser :
Saruca Pasha
Yilman Babaturk :
Ishak Pasha
Murat Sezal :
Isa Pasha
Faik Aksoy :
Karaca Pasha
Huseyin Santur :
Baltaoglu Suleiman Pasha
Namik Kemal Yigitturk :
Molla Husrev
Halis Bayraktaroglu :
Kurtcu Dogan
Izzet Civril :
Kardinal Isidor
Ali Riza Soydan :
Pope Nicholas V
Sahika Koldemir :
Gulbahar Hatun
Songul Kaya :
Emine Hatun
Adnan Kurkcu :
Pastor Genadius
Pemeran Pengganti dalam Film Fetih 1453
Ozkan Cungor :
Solak
Volkan Keskin :
Balaban
Faruk Metin :
Soylu
Toprak Omer Seran :
Devshirme
Ozan Cobanoglu :
Taci
Ozcan Ozdemir :
Soldier (uncrdited)
BROWSING
INTERNET
URL hasil encarian di
internet :
URL yang tertarik untuk dikaji :
Komentar
Posting Komentar