Indana Shofia Nur Sa'adah - B71218063
PESAN DAKWAH DALAM FILM SANG PENCERAH
DI MEDIA SOSIAL WEBSITE
Dosen Pengampu:
Drs. MASDUQI AFFANDI, M.Pd.I
Nama:
INDANA
SHOFIA NUR SA’ADAH
[NIM:
B71218063]
KELAS:
A-2
PROGRAM STUDI
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
JURUSAN
KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH
DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
PESAN DAKWAH ISLAM DALAM FILM
(Studi Analisis Pesan
Dakwah Islam Dalam Film Sang Pencerah)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada era saat ini media
massa dipandang sebagai suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Ini dapat
dibuktikan dengan keberadaanya yang tidak dapat dipisahkan dari rutinitas
manusia sehari-hari. Dengan adanya media massa, manusia dapat memperoleh
berbagai informasi yang diinginkan dengan mudah. Media massa saat ini tumbuh
seiring dengan perkembangan jaman serta teknologi dan komunikasi. Media massa
yang berkembang ditengah masyarakat sekarang ini meliputi televisi, internet,
film, surat kabar, radio, majalah. Selain menghadirkan suatu informasi, media
massa juga dapat memberikan hiburan salah satunya adalah film.
Film
merupakan bagian dari komunikasi massa. Dalam komunikasi massa Islam, film
berfungsi untuk menyampaikan informasi bagi para pendengar, pemirsa maupun
pembaca mengenai segala perintah dan larangan dari Allah SWT.
Dalam agama Islam, kaum
muslimin diperintahkan secara langsung oleh Allah SWT untuk menyiarkan
agama-Nya. Kaum muslimin wajib menyampaikan kebenaran ajaran Islam tatkala
mereka menyaksikan kekufuran dan kemaksiatan menjadi hal yang umum di tengah
masyarakat. Dengan berdakwah kita mengajak atau menyeru manusia lainnya untuk
kembali ke jalan yang benar agar nantinya hidup kita selamat baik di dunia
maupun di akhirat.
Film Sang
Pencerah ini menjadi salah satu film Indonesia yang mengangkat tema dakwah.
Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini diproduksi pada tahun 2010
lalu. Dengan berdurasikan 1jam 55 menit, film ini bercerita mengenai fenomena
yang terjadi di tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam mulai melenceng
dari kaidah-kaidah ajaran Islam. Dimana masyarakat ini masih banyak yang
melakukan kegiatan yang menjurus kepada kemusyrikan.
Oleh sebab itu,
perlu adanya upaya untuk mengingatkan dan menyeru mereka kembali ke jalan yang
telah ditunjukkan oleh Allah SWT.
Mengenai hal tersebut dalam kitab-Nya Allah SWT telah memfirmankan pada
surah An-Nahl : 125, yang artinya:
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah
yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
Film ini
kemudian dipilih untuk dijadikan sebagai objek penelitian karena melihat tidak
sedikit muslim Indonesia yang masih melakukan kegiatan pemberian sesaji di
beberapa tempat tertentu yang dianggap sebagai tempat keramat atau memilik
energi supranatural yang dianggap bisa membuat seseorang itu mendapatkan
keberuntungan atau bahkan kesialan.
B. Objek Kajian
1.
Kajian Material
Objek material dalam penelitian ini
adalah Pesan Dakwah Film Sang Pencerah
2.
Kajian Formal
Objek
formal dalam penelitian ini adalah makna dari pesan dakwah pada film Sang
Pencerah.
C. Rumusan Masalah
Diantara
beberapa film yang bertemakan dakwah, peneliti akan meneliti apa pesan dakwah
yang dapat dipetik dalam film Sang Pencerah.
D. Tujuan Penelitian
Sehubung dengan
rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini, yaitu:
1.
Ingin mengetahui
apa saja pesan dakwah yang ada dalam film Sang Pencerah.
2.
Ingin mengetahui
fenomena seperti apa yang ada ditengah masyarakat yang kemudian diangkat oleh
film Sang Pencerah.
E. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat
Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian
diharapkan akan mampu menambah dan memperluas wawasan keilmuan dalam bidang
dakwah.
2.
Manfaat
Secara Praktis
Hasil dari penelitian dapat dimanfaatkan
oleh para praktisi dakwah tentang berdakwah yang saat ini dapat dilakukan
melalui media massa, salah satunya film.
F. Kontribusi Penelitian
1.
Masyarakat
Umum
Dengan penelitian ini diharapkan dapat
memberi kontribusi kepada masyarakat umum dalam memberikan wawasan, khususnya
pada dakwah dan komunikasi.
2.
Praktisi
Meniyampaikan masukan kepada para
pendakwah agar terpacu dalam menyiarkan agama Islam melalui berbagai sarana.
3.
Akademisi
Dapat dijadikan sebagai referensi dan
rujukan bagi para peneliti dalam melakukan penelitian terhadap pesan-pesan
dakwah pada film.
G. Thesis Statement
Pada penelitian
ini, peneliti ingin menemukan pesan dakwah dalam film Sang Pencerah yang
kemudian dapat diaplikasikan kepada masyarakat ketika berdakwah.
H. Paradigma dan Teori
1.
Paradigma
Pada penelitian ini menggunakan
paradigma fenomenologi. Melibatkan pengujian yang teliti dan seksama pada
kesadaran pengalaman manusia. Konsep utama dalam paradigma ini adalah makna.
Makna merupakan isi penting yang muncul dari pengalaman kesadaran manusia.
2.
Teori
Penelitian ini menggunakan teori
konstruktivisme. Teori ini didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
generatif, yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui
dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman
demi pengalaman.
I. Sistematik Penulisan
Hasil penelitian
ini disusun dengan sistematika yang tersendiri dari lima bab dan masing-masing
bab terbagi atas sub-bab:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab
pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, objek kajian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kontribusi penelitian, thesis
statment, paradigma dan teori dan sistematika penulisan.
BAB II: PESAN DAKWAH DALAM FILM SANG
PENCERAH DI MEDIA WEBSITE
Pada
bab ini akan menguraikan tentang landasan teori tentang media, tinjauan umum
tentang film dan pesan dakwah.
BAB III: METODE PENELITIAN
Pada
bab ini akan berisi tentang metode serta langkah-langkah penelitian yang
meliputi pendekatan dan jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data
dan teknik analisis data.
BAB IV: PENYAJIAN DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab
ini akan membahas tentang biografi penulis serta gambaran besar film Sang
Pencerah.
BAB V: PENUTUP
Penutup
yang berisikan kesimpulan dan saran.
BAB II
PESAN DAKWAH DALAM FILM SANG PENCERAH DI MEDIA WEBSITE
A.
Media
Kata media merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berasal
dari bahasa Latin “medius” yang artinya tengah. Dalam Bahasa Indonesia
sendiri, kata “medium” memiliki arti “antara” atau “sedang”. Maka
pengertian kata media dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantar atau
sedang meneruskan informasi antara sumber dan penerima. Sehingga, media
merupakan segala macam bentuk serta saluran yang digunakan sebagai sarana dalam
menyampaikan suatu informasi atau pesan. Secara umum media memiliki beberapa
jenis, diantaranya:
a.
Media Visual
Media
visual merupakan salah satu jenis media yang menggunakan indera penglihatan
serta peraba sehingga media visual dapat dilihat, dibaca juga disentuh. Media
visual saat ini sangat mudah untuk ditemui dan didapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya koran,
buku, gambar, poster, majalah.
b.
Media Audio
Media
audio merupakan media yang mengandalkan indera pendengaran sehingga jenis media
ini hanya dapat didengarkan saja. Sama halnya dengan media visual, saat ini
media audio mudah untuk bisa kita dapatkan. Contohnya siaran radio, lagu, kaset
CD hingga alat musik.
c.
Media Audio Visual
Media
audio visual adalah gabungan dari jenis media sebelumnya. Dimana jenis media
ini dapat kita nikmati dengan menggunakan indera penglihatan serta pendengaran
secara bersamaan. Media audio visual merupakan media yang sangat diminati saat
ini. Contohnya televisi, kaset VCD, film termasuk didalamnya yaitu internet.
B.
Tinjauan Umum Mengenai Film
1.
Pengertian Film
Film merupakan bagian dari komunikasi massa
sebagai media komunikasi yang memiliki sifat audio visual yang bertujuan untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang. Pada umunya sebuah film mencakup berbagai pesan, baik pesan yang
bersifat pendidikan, hiburan ataupun informasi.
2.
Jenis-jenis Film
a.
Film
Cerita – jenis film yang memiliki suatu cerita yang lazim untuk ditunjukkan
yang menggunakan atau diperankan oleh bintang film. Cerita yang diangkat oleh
jenis film ini yaitu berupa cerita fiksi atau kisah nyata yang sudah
dimodifikasi sehingga mempunyai unsur menarik didalamnya.
b.
Film
Dokumenter – film ini menceritakan sebuah perjalan hidup seseorang dari awal
hingga akhir. Dalam film ini tidak terdapat cerita khayalan atau rekaan dari
sang penullis.
c.
Film
Kartun – film ini merupakan jenis film yang seluruhnya diperankan oleh
gambar animasi.
3.
Manfaat Film
Banyak sekali manfaat yang dapat
diperoleh dari sebuah film, diantaranya yaitu:
Media Ekspresi dan Pengembangan Seni – dalam dunia perfilman ini bakat seni, artistik, kreatifitas dalam
pengembangan ide cerita akan diolah dan dikembangkan dengan sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang memiliki esensi dan makna
kehidupan yang bernilai tinggi.
Informatif, Edukatif dan Persuasif – sebuah film bila digarap dengan optimal akan menghasilkan film yang
mengandung banyak nilai informatif, edukatif serta persuasif. Dimana informasi
akan memberikan pengetahuan baru kepada penontonnya mengenai kondisi lingkungan
masyarakatnya, budaya yang ada di daerah atau negaranya. Nilai edukatif ini
akan memberikan suatu pembelajaran mengenai peningkatan kualitas hidupnya
hingga kehidupan sosial dengan masyarakat. Kemudian persuasif, yang artinya
mengajak penontonnya agar menyadari pentingnya menjaga budaya serta kekayaan
alam negaranya.
Peningkatan Kuliatas Industri Perfilman – industri perfilman ini menunjukkan diri sebagai salah satu industri
kreatif yang sangat diminati dan bernilai jual tinggi di era revolusi industri
saat ini. Dengan adanya pengoptimalan dalam proses produksi serta distribusi
sehingga menghasilkan film-film dengan kualitas tingga maka hal itu dapat
menjadi salah satu penunjang pendapatan negara.
Pemberdayaan SDM – Dengan
banyaknya minat masyarakat untuk menjadi seorang seniman ataupun sineas tentu
akan membantu terciptanya suatu pemberdayaan sumber daya manusia yang terlibat
dalam proses pembuatan sebuah film.
C.
Tinjauan Umum Mengenai Pesan Dakwah
1.
Pesan
Pesan merupakan bagian dari proses
komunikasi, baik dari pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) yang
disampaikan kepada orang lain (komunikan) baik menggunakan tulisan ataupun
lisan sehingga diharapkan komunikan dapat mengerti dan memahami yang diinginkan
oleh komunikator. Selain itu, dikirimkannya pesan dari komunikator kepada
komunikan untuk mencegah terjadinya salah paham. Pesan dapat berupa suatu pendapat atau gagasan.
2.
Dakwah
Dakwah berasal dari bahasa Arab
“da’wah”. Da’wah memiliki tiga huruf asala yaitu dal, a’in dan wawu. Dari tiga
huruf tersebut dakwah memiliki makna memanggil, mengundang, meminta tolong,
meminta, memohon dan menyeru datang. Dengan berbagai makna tersebut dapat disimpulkan
bahwa dakwah adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendakwah (komunikator)
untuk mengajak mitra dakwah (komunikan) kembali kepada kebaikan.
3.
Pesan Dakwah
Pesan dakwah yaitu segala isi dakwah
baik berupa tulisan ataupun lisan yang diharapkan dapat memberikan sebuah
pengertian dan pemahaman kepada mitra dakwah mengenai segala sesuatu yang
diridhoi oleh-Nya.
Pada setiap film pasti memiliki
sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh sang penulis dan sutradara untuk para
penontonnya. Salah satunya yakni film Sang Pencerah yang di dalamnya terdapat
banyak pesan yang dapat dipetik oleh para penonton. Salah satunya mengenai
masalah akidah, dimana dalam film tersebut sang tokoh utama atau Ahmad Dahlan
merasa gelisah akan akidah yang dimiliki para masyarakat di kampungnya yang
mana masih percaya akan tahayul.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Menurut Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
contohnya perilaku, persepsi dan motivasi secara holistik serta dengan
mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks yang alamiah da
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif ini bersifat
subjektif artinya berasal dari sudut pandang peneliti secara deskriptif
sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan. Tujuan dari penelitian
kualitatif ini adalah untuk menjelaskan suatu kejadian yang ada di tengah
masyarakat secara mendalam dengan cara mengumpulkan data-data yang terperinci dan jelas.
Sedangkan jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif artinya dalam suatu penelitian langkah pemecahan masalahnya dengan
menggambarkan keadaan suatu objek dalam penelitian yang dapat berupa
perseorangan atau sekelompok orang berdasarkan fakta-fakta yang ada. Sehingga
peneliti menganggap bahwa jenis penelitian deskriptif sesuai dengan penelitian
ini.
B.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam
penelitian ini tersapat dua macam yang diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Data
Primer
Data
ini diperoleh dari kutipan-kutipan kalimat hingga wawancara yang ada di dalam
film Sang Pencerah yang dapat diamati melalui DVD ataupun melalui media sosial
Youtube dan Website.
2.
Data
Sekunder
Data
sekunder ini diperoleh dari berbagai literatur yang mendukung data primer.
Seperti buku-buku yang berupa artikel ilmiah, laporan penelitian dan juga
menggunakan internet sebagai penunjang lainnya.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan sebagai penunjang kelengkapan informasi penelitian
ini diperoleh dengan pengumpulan data melalui dokumentasi dari peninggalan film
Sang Pencerah, novel Sang Pencerah dan melihat dari studi literatur pada buku
biografi yang mengisahkan mengenai sosok K.H. Ahmad Dahlan yang kemudian akan
dianalisa pada setiap adegan yang ada di film Sang Pencerah.
D.
Teknik Analisis Data
Teknik analisa data merupakan sebuah proses dari pemilihan data,
pembersihan daya, megubah rupa data sehingga diperoleh informasi yang
bermanfaat. Pada tahap ini data yang diperoleh akan diolah menjadi sebuah
informasi agar data tersebut mudah untuk dipahami dan bermanfaat dalam solusi
permasalahan, khususnya hal yang terkait dengan penelitian. Teknik analisis
data ini lumrahnya dilakukan setelah proses Dari pengumpulan data telah
selesai. Tujuan dari analisis data dalam suatu penelitian adalah untuk
identifikasi pola-pola dai gejala sosial yang diteliti yang kemudian akan
dideskripsikan sehingga gejala tersebut dapat dipahami, lalu ditarik sebuah
kesimpulan.
Adapun beberapa langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah:
1.
Melihat
dan menganalisis film Sang Pencerah yang diamati melalui DVD ataupun melalui
media sosial Youtube dan Website.
2.
Mencermati
setiap adegan dan dialog dalam film Sang Pencerah
3.
Mencatat
dan menganalisa adegan yang didalamnya terdapat pesan dakwah
4.
Membuat
kesimpulan pada penelitian yang dilakukan
BAB IV
PENYAJIAN DAN TEMUAN PENELITIAN
A.
Biografi Penulis
Hanung Bramantyo merupakan seorang sutradara muda yang memiliki nama besar di
Indonesia dengan sejumlah karya yang dimilikinya. Pria kelahiran kota
Yogyakarta pada 1 Oktober 1975 ini pernah mengemban ilmu di Fakultas Ekonomi Universita
Islam Indonesia namun tidak diselesaikannya. Ia setelah itu beralih untuk
mempelajari dunia film di jurusan Film Fakultas Film dan Televisi Institut
Kesenian Jakarta. Sutradara muda yang banyak menggarap film dengan tema cinta
ini kemudian banyak memperoleh penghargaan atas film-filmnya. Mulai dari Sutradara
Terpuji, Penulis Skenario Terpuji, Sutradara Terbaik, Penulis Cerita Asli
Terbaik, Penyutradaraan Terbaik dan Skenario Adaptasi Terbaik.
Hanung Bramantyo terus membuktikan
dirinya sebagai sutradara ternama di Indonesia dengan banyaknya karya film yang
berhasil disutradarai olehnya, diantaranya:
B.
Sinopsis Film Sang Pencerah
Sang Pencerah merupakan film yang diproduksi pada tahun 2010. Penulisan
naskah film ini berasal dari sejarah perjuangan tokoh besar K.H Ahmad Dahlan
sebagai pendiri Muhammadiyah. Kemudian kisah tersebut diadopsi dan dikembangkan
oleh Hanung Bramantyo hingga menjadi film dengan judul Sang Pencerah.
Film yang diperankan oleh Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan dan
Zaskia Adya Mecca sebagai Nyai Ahmad Dahlan ini mengisahkan sosok Ahmad Dahlan
yang hidup pada tahun 800-an. Film ini mengungkapkan seorang pahlawan nasional
dari sisi yang tidak banyak diketahui oleh publik. Disisi lain, mendirikan organisasi
Muhammadiyah, Ahmad Dahlan juga muncul sebagai sosok pembaharu Islam di
Indonesia kala itu. Lelaki yang tegas pendirian itu memperkenalkan wajah Islam
yang lebih modern, terbuka serta rasional.
Dikisahkan pada tahun 1868, di desa Kauman merupakan desa Islami
terbesar di Yogyakarta yang memiliki masjid besar sebagai pusat kegiatan agama
yang dipimpin oleh seorang penghulu Kamaludiningrat. Saat itu, Islam tengah
terpengaruh oleh ajaran dari Syeh Siti Jenar dimana ajaran tersebut menjadikan
raja sebagai perwujudan dari Tuhan masyarakat dan juga meyakini bahwa titihan
raja adalah sabda dari Tuhan. Hal itu menjadikan syariat Islam menajdi bergeser
kearah tahayul atau hal-hal mistis.
Seorang pemuda bernama Darwis (Ihsan Taroreh) merasa gelisah
melihat lingkungannya melaksanakan syariat Islam yang sangat melenceng dari
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, berangkat dari rasa
gelisah itu kemudian Darwis berangkat ke Mekkah untuk mendalami ajaran Islam.
Sepulannya dari Mekkah, Darwis mengganti namanya menjadi Ahmad
Dahlan (Lukman Sardi). Dengan kompas yang dimilikinya, dia kemudian menunjukan
arah kiblat Masjid Besar Kauman. Dahlan mengungkapkan bahwa arah kiblat yang
selama ini diyakini oleh penduduk Kauman
mengarah ke barat ternyata bukan mengarah ke kiblat yang ada di Mekkah,
melainkan mengarah ke Afrika. Hal tersebut membuat para kiai Kauman pun
meradang. Mereka menganggap bahwa Ahmad Dahlan membangkang pada aturan yang
sudah ada sejak dahulu.
Dalam usahanya untuk kembali meluruskan syariat Islam di desanya,
Dahlan membangun surau disamping rumahnya dengan arah kiblat yang berbeda
dengan Masjid Besar. Selain itu, Ahmad Dahlan juga mengatakan pada masyarakat
untuk berdoa hanya kepada Allah SWT tanpa perlu melalui perantara seperti sesajen
atau kiai. Hal itu lantas membuat dia dianggap telah mengajarkan ajaran yang
sesat. Hingga akhirnya surau yang didirikannya pun dihancurkan oleh massa yang
tidak menyukainya. Namun begitu, Dahlan terus sabar dengan cobaan yang
diterimanya. Bersama dengan istrinya, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima
murid murid setianya, Sudja (Giring Ganesha), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin
(Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adhiswara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif).
Ahmad Dahlan kemudian mendirikan sebuah organisasi Muhammadiyah yang
betujuan mendidik umat Islam untuk
berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.
Adanya film ini menjadikan sebuah sejarah sebagai bentuk pelajaran
untuk masa kini mengenai toleransi, kerjasama, juga mengenai semangat perubahan
yang tidak dimiliki oleh penduduknya kala itu.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seiring dengan perkembangan zaman, berdakwah saat ini tidak hanya
dilakukan diatas mimbar saja namun bisa juga melalui berbagai media, salah
satunya berdakwah melalui film. Film Sang Pencerahmerupakan film yang dibalut
dengan nuansa religi pada tahun 1800-an ini berhasil dikemas dengan baik
sehingga pesan-pesan dakwah yang terkandung didalamnya dapat diterima dengan
mudah oleh para penontonnya. Pada film ini, Ahmad Dahlan dengan sifat teguh
pendirian dan kesabaran yang dimilikinya, ia tidak pernah menyerah terhadap
penolakan yang dilakukan oleh masyarakat di lingkungannya sendiri.
Selain untuk meluruskan kembali syariat Islam yang melenceng
ditengah masyarakat Kauman, Dahlan juga berkeinginan untuk memperbaiki
pendidikan dilingkungannya tersebut dengan mendirikann sebuah sekolah. Dengan
berpikiran logis, maju dan terbuka sehingga membuat Ahmad Dahlan memiliki
banyak pengikut setia. Setelah itu,,Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi
Muhammadiyah yang hingga kini masih ada dan terus berkembang.
B.
Saran
1.
Bagi
para pembuat film, hendaknya tidak pernah dalam mennghasilkan karya-karya film
yang berkualitas, serta tidak hanya memikirkan sisi komersil saja namun juga
dapat menghasilkan film yang bernilai edukasi dan menghibur.
2.
Bagi
para penonton, hendaknya ketika sedang menonton film dapat menumbuhkan
pemikiran yang kritis sehingga penonton mampu mengerti setiap pesan yang ada
didalam film.
Gejala Dakwah
3.
Novel
Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy
4.
Negeri
5 Menara Karya A. Fuady
5.
Novel
Isabel, The Jewel From Constantinopel Karya Deasylawati
6.
Film
Tanda Tanya (?)
7.
Fim
Ada Surga di Rumahmu
8.
Film
Emak Ingin Naik Haji
9.
Film
Sang Pencerah
10.
Chrisye
– Ketika Tangan dan Kaki Berkata (Official Music Video)
11.
Ungu
– Bila Tiba (Official Music Video)
12.
Ceramah
Prof. Ali Aziz, M.Ag - Bangun Pagi Terbang Tinggi
Rujukan
Pesan Dakwah dalam Film Sang Pencerah
Skripsi
1.
Pesan
Moral Islami Dalam Film Sang Pencerah (Kajian Analisis Semiotik Model Roland
Barthes) Oleh Dianita Dyah Makhrufi
2.
Pesan
Moral Dalam Film Sang Pencerah Analisis Wacana Teun Van Dijk Oleh Nur Hafid
3.
Pesan
Dakwah Islam Dalam Film (Analisis Isi Pesan Dakwah Islam Dalam Film Sang
Pencerah) Oleh Riska Ari Harjanto
Jurnal
1.
Nilai-Nilai Dakwah Dalam Film Sanag Pencerah Oleh Edi Amin
Komentar
Posting Komentar